Bola.com, Solo - Kiprah Pelita Jaya pada seri keempat IBL 2018-2019 di GOR Sritrex Arena, Solo, mengundang tanda tanya. Tim yang musim lalu tampil perkasa itu seperti kehilangan kesaktiannya.
Setelah susah payah memenangi laga pertama kontra Hangtuah Sematra Selatan, Pelita Jaya malah tumbang pada dua pertandingan berikutnya. Juara IBL 2016-2017 tersebut kini bukan lagi menjadi tim yang hampir tak tersentuh kekalahan.
Advertisement
Baca Juga
Tim besutan Fictor G. Roring mendapat banyak kejutan. Sayangnya, kejutan tersebut tak manis, malah sebaliknya. Gelar sebagai tim tangguh terlihat memudar.
Dari delapan pertandingan IBL 2018-2019, Pelita Jaya sudah kalah empat kali. Rasio kemenangan Pelita Jaya hanya 0,5 alias 50 persen.
Bandingkan dengan pencapaian Pelita Jaya pada musim reguler IBL 2017-2018. Tim tersebut berhasil memenangi 16 dari total 17 laga yang dijalani. Musim lalu Pelita Jaya benar-benar perkasa.
"Sekarang IBL sulit diprediksi. Tim-tim saling mengalahkan. Tidak ada menang lagi, menang lagi, dan menang lagi seperti dulu," keluh Fictor Roring setelah laga kontra Hangtuah pada hari pertama seri keempat IBL 2018-2019 di GOR Sritex Arena, Solo, Kamis (10/1/2019).
Pelatih yang dipanggil Ito tersebut bahkan mengakui timnya hanya menang beruntung atas Hangtuah. Tim besutannya sempat tertinggal pada kuarter pertama, sebelum bangkir pada dua kuarter berikutnya.
Kegundahan Ito benar-benar terbukti. Pada dua laga berikutnya di Solo, Pelita Jaya tumbang. Kekalahan pertama dialami saat melawan Bogor Siliwangi, dilanjut kekalahan menyesakkan dari Bima Perkasa.
Kekalahan dari Bima Perkasa juga harus dibayar mahal oleh Pelita Jaya. Mereka kemungkinan kehilangan pemain asing, Wayne Bradford, hingga akhir musim.
Dia mengalami cedera setelah terjatuh pada kuarter kedua. Pemain Pelita Jaya asal Amerika Serikat itu ditandu keluar lapangan karena mengalami cedeta di lututnya.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Tergantung Pemain Asing
Jika Bradford absen hingga akhir musim, ini tentu bakal jadi ujian baru bagi Pelita. Bradford selama ini merupakan salah satu tulang punggung tim.
Setelah seri keempat, setiap tim punya kesempatan terakhir menukar pemain asing atau menukar pemain lokal. Ini bisa menjadi momen krusial bagi Pelita Jaya untuk mencari pengganti yang tepat bagi Bradford sekaligus mendongkrak performa tim dalam empat seri terakhir.
"Musim ini sangat berbeda. Memang sejak musim pertama (IBL) liga ini punya ketergantungan besar kepada pemain asing. Tim yang bisa jeli dan dapat pemain asing bagus akan melesat," kata Roring tentang situasi yang dihadapi timnya.
"Lihat saja NSH, Hangtuah, Bima Perkasa, punya pemain asing bagus, jadi menyerah," imbuh Ito.
Sang pelatih mengetahui kondisi seperti ini membuat IBL jadi lebih menarik karena banyak muncul kejutan. Namun, di sisi lain dia mengakui Pelita Jaya menjadi lebih kesulitan dibanding musim-musim sebelumnya.
"Kalau buat Pelita Jaya ya tidak baik, milih menang-menang terus. Tapi, liga jadi menarik. Tidak ada yang bisa pasti (hasilnya)," kata Fictor G Roring.
Advertisement