Sukses


Banyak Perang Saudara di All England 2019, Susy Susanti: Ini Sebuah Risiko

Jakarta - Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia Susy Susanti menerima hasil undian All England 2019 yang kurang menguntungkan bagi nomor ganda campuran. Dia menganggapnya sebagai risoko bagi pemain nonunggulan.

"Itulah risiko jika pemain-pemain kami berada di bawah peringkat delapan besar dunia. Mereka bisa saling berhadapan pada laga awal All England," kata Susy, dilansir Antara.

Susy mengatakan risiko itu menjadi tantangan bagi PBSI untuk menyusun program dan strategi mengikuti turnamen. Dengan begitu, atlet Indonesia bisa naik peringkat delapan besar dan berpeluang lolos kualifikasi Olimpiade Tokyo 2020.

"Kami dan para pelatih akan menyiapkan program dan strategi bagaimana pemain dapat mengumpulkan poin kualifikasi Olimpiade, termasuk memantau keikutsertaan lawan dalam turnamen," kata peraih medali emas Olimpiade Barcelona 1992 itu.

PBSI pun memilih mengambil sisi positif dari hasil undian All England. Setidaknya, Indonesia pasti meloloskan pasangan ke putaran berikutnya.

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 3 halaman

Sistem Undian

Meski menerima, Susy juga mempertanyakan sistem undian All England. Pasalnya, beberapa kali ganda putra Kevin Sanjaya/Marcus Fernaldi Gideon harus berhadapan dengan wakil Indonesia lain di putaran awal. Hal serupa juga dirasakan pemain Tiongkok dan Jepang.

"Mereka bilang itu sudah sistem komputer. Tapi, kami merasa seakan tidak diundi karena pemain-pemain kami sering mengalami itu dan harus berhadapan dengan sesamanya," ungkap Susy.

 

3 dari 3 halaman

Undian Ganda Campuran

Undian All England 2019 memasangkan empat ganda campuran Indonesia pada putaran pertama. Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjaja, yang menjadi pasangan unggulan delapan dalam turnamen 6-10 Maret, itu harus berhadapan dengan Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti.

Perang saudara kemudian berpeluang kembali terjadi di babak berikutnya jika Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari memenangkan pertandingan.

Sementara Tontowi Ahmad/Winny Oktavina Kandow saling sikyt melawan Alfian Eko Prasetya/Marsheilla Gischa Islami.

Video Populer

Foto Populer