Bola.com, Jakarta - Tim ganda putra Indonesia gagal menyumbang gelar pada dua turnamen terakhir, Malaysia Terbuka Super 750 dan Singapura Terbuka Super 500. Pelatih ganda putra, Herry Iman Pierngadi, mengakui hasil di dua turnamen tersebut kurang bagus, tapi tetap berusaha mengambil sisi positif.
Capaian tertinggi diraih pasangan Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan dengan menjadi finalis di Singapura Terbuka. Hendra/Ahsan gagal mempertahankan gelar tahun lalu saat di final takluk dari pasangan Jepang, Takeshi Kamura/Keigo Sonoda.
Baca Juga
Pandit Malaysia Desak Oxford United Segera Beri Menit Bermain yang Cukup untuk Marselino Ferdinan
Gelandang Timnas Indonesia, Eliano Reijnders: Akan Sangat Indah jika Bisa Melawan Belanda dan Tijjani di Piala Dunia 2026
Erick Thohir Blak-blakan ke Media Italia: Timnas Indonesia Raksasa Tertidur, Bakal Luar Biasa jika Lolos ke Piala Dunia 2026
Advertisement
Kamura/Sonoda juga menjadi penjegal langkah Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon di semifinal. Sepekan sebelumnya di Malaysia Terbuka 2019, Kamura/Sonoda menghentikan langkah ganda putra Indonesia, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, di semifinal.
Fajar/Rian mencatat kemenangan pertama atas rekan sendiri, Kevin/Marcus, pada babak perempat final Malaysia Terbuka 2019, setelah menderita kekalahan dalam tiga pertemuan sebelumnya.
Akan tetapi, Kevin/Marcus kembali menundukkan Fajar/Rian di babak perempat final Singapura 2019. Kevin/Marcus kembali harus memendam keinginan untuk kembali naik podium juara saat kalah dari Kamura/Sonoda pada semifinal.
"Hasilnya memang kurang bagus (di Malaysia Terbuka dan Singapura Terbuka), tapi ada satu kemajuan, pecah telor kalau bahasa saya, untuk Fajar/Rian di delapan besar Malaysia Terbuka 2019. Mereka bisa mengalahkan Kevin/Marcus. Saya sebagai pelatih senang, karena ada kemajuan buat Fajar/Rian, karena skor pertemuan terakhir 3-0 untuk keunggulan Kevin/Marcus," kata Herry, melalui rilis yang diterima Bola.com, Kamis (18/4/2019).
"Fajar/Rian bisa melewati sosok yang merupakan hambatan buat mereka. Tapi di satu sisi lagi, setelah delapan besar itu, habis-habisan mereka. Waktu di semifinal Malaysia Terbuka, melawan Kamura/Sonoda, Fajar/Rian bilang sudah habis. Maksudnya yang habis itu ketahanan fokusnya, konsennya, tahan emosinya, karena saat mengalahkan Minions (julukan Kevin/Marcus) itu mereka belajar dari tiga kekalahan sebelumnya," imbuh Herry IP.