"Akhir pekan lalu, di tengah kesibukan beragam agenda, Joko Widodo, yang biasa dipanggil Jokowi, menyempatkan diri berbuka puasa bersama perwakilan awak jurnalis sepak bola se-Indonesia, termasuk KLY Sports. Tahukah Anda, pada masa lalu, Jokowi dekat dengan sepak bola. Sekadar informasi, Jokowi adalah peraih trofi pemain terbaik Liga Dunhill Indonesia pada tahun 1994 bersama klub lamanya, Persis Solo.
Pertemuan awak jurnalis sepak bola bersama Jokowi berlangsung riang gembira. Tawa akibat canda teman-teman jurnalis, mampu 'diimbangi' guyon Jokowi yang renyah dan lancar. Alhasil, meski sesaat, pertemuan itu bakal membekas di hati,"
Advertisement
SAAT Sahabat Bola,com membaca narasi di atas, apa yang ada di benak Anda?. Satu pertanyaan yang muncul sudah pasti; masa si Jokowi mantan pemain Persis Solo?. Dan bagi penggila sepak bola Indonesia; 'ngawur ni, kan pada 1994, juara kompetisi di Indonesia adalah Persib Bandung setelah menaklukkan Petrokimia. Apalagi, sebelum itu, masih ada dua pelaksanaan, yakni kompetisi perserikatan dan Galatama.
Ups...salah bin hoaks dong dua paragraf di atas. Yups benar, dua paragraf pembuka artikel Dapur Redaksi kali ini memang sekadar imajinasi, dan sudah pasti bukan fakta yang sebenarnya. Semua itu hanya imajinasi sang penulis, yakni satu di antara reporter Bola.com, Hesti Puji Lestari.
So, tak boleh berburuk sangka terlebih dulu ya. Semua itu menjadi output sisi kreatif dari proses pembelajaran di ruang kelas para reporter anyar Bola.com. Yup, Hesti menjadi satu di antara empat reporter baru Bola.com yang mengikuti lanjutan tahapan pelatihan.
Selain Hesti, tiga nama lain yang bakal menjadi keluarga baru Bola.com adalah Novie Rachmayanti, Hanif Sri Yulianto dan Faozan Tri Nugroho. Kuartet tersebut mendapat tempaan lanjutan agar proses regenerasi dipastikan bisa terus berjalan.
Kembali ke perihal 'Jokowi dan sepak bola' karya Hesti, semua itu berasal dari satu di antara beragam tugas dari kurikulum pendidikan reporter baru di Bola.com. Intinya, mereka mendapat tugas menulis apapun yang ada di kepala masing-masing, boleh fakta atau sekadar imajinasi, guna mengaplikasikan teori yang ada di kelas.
Walhasil, empat nama tersebut memroduksi naskah-naskah kreatif, yang membuat kami sesekali tersenyum. "Memang, khas anak millenial," begitu komentar satu di antara trainer. Ide-ide dan 'ceplas-ceplos' melalui tuts keyboard Hesti dkk memang selalu menarik, dan membuat para pelatih seolah tak sabar menunggu kejutan apalagi yang akan mereka tunjukkan.
Namun, pelatihan tetap pelatihan, dan koridor kaidah jurnalistik tetap menjadi acuan. Itulah kenapa, kelas 'imajinasi' menjadi ramuan utama yang membuat empat anak muda tersebut diharapkan bisa cepat menyerap bagaimana mengaplikasikan teknik-teknik jurnalistik.
Well, gara-gara imajinasi bersama Jokowi pula, waktu pelatihan terasa sangat cepat berlalu. Hal itu sangat menyenangkan, karena kami melakukan pelatihan saat bulan Ramadan. Artinya, latar khayalan bareng mantan wali kota Solo tersebut membuat kami tak sadar kalau waktu berbuka puasa sudah tiba.
Terlepas dari semua itu, kami berharap keberadaan empat reporter baru bisa semakin memberi variasi dan warna baru terhadap karya-karya jurnalistik Bola.com. Ujung-ujungnya, Sahabat Bola.com akan selalu mendapatkan produk kreatif dan bermutu dari kreasi awak redaksi Bola.com.
Renyah amat snack lays
Semangat, guys!