Sukses


Marciano Norman, Visi Misi Mantan Ketua BIN Menuju Kursi KONI 1

Bola.com, Jakarta - Dalam Munas KONI yang akan diselenggarakan pada 2 Juli 2019 mendatang, mantan Ketua Umum PB Taekwondo Indonesia, Letjen TNI (Purn) Marciano Norman bertekad maju untuk menduduki kursi Ketua Umum KONI. Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) ini terpanggil untuk membaktikan tenaga dan pikirannya untuk pembinaan olahraga Indonesia.

“Kenapa saya tertarik untuk maju dalam pemilihan Ketua Umum KONI 2019-2023, karena saya merasa diri saya dalam karier militer sudah mencapai puncak. Kemudian dalam karier pejabat publik juga sudah mencapai puncaknya. Kini dalam masa purna bakti, saya merasa masih bisa berkontribusi untuk bangsa dan negara ini. Saya merasa yang nyaman bagi saya untuk mendarmabaktikan tenaga dan pikiran saya, adalah untuk memajukan prestasi olahraga Indonesia. Kayaknya di bidang olahraga itu cocok. Banyak orang ingin menarik ke partai politik tapi saya tidak tertarik,” kata Marciano Norman dalam rilis yang diterima Bola.com pada Selasa (18/6/2019) malam.

Untuk olahraga, Marciano, merasa mempunyai pengalaman dan kemampuan. “Saya yakin kalau teman-teman saya percaya, dengan kemampuan saya, maka ada sesuatu yang bisa saya lakukan untuk kemajuan prestasi olahraga Indonesia. Kemudian yang berkaitan dengan KONI, saya melihat ini adalah lembaga dipercaya untuk melakukan pembinaan olahraga nasional,” ungkap pria lulusan Akademi Militer tahun 1978 tersebut.

Mantan Ketua Umum PBTI, Letjen TNI (purn) Marciano Norman, bersama pengurus dan atlet foto bersama saat berada di Hotel Mulia, Jakarta, Jumat (8/6/2018). Timnas taekwondo melakukan persiapan jelang Asian Games di Korsel. (Bola.com/Vitalis Yogi Trisna)

Sekilas ke belakang, Marciano melihat pada saat berdirinya dulu, KONI menangani semua masalah pembinaan olahraga nasional. Mulai dari pembinaan hingga mengirimkan atlet ke even internasional atau yang saat ini menjadi domain dari KOI, baik single atau multi even.

“Sekarang sudah terjadi, pemisahan KONI dan KOI. Tapi saya ingin mengembalikan KONI sebagai pusat pembinaan olahraga nasional. Saya juga ingin menjadikan KONI sebagai lembaga olahraga yang professional, modern dan independen. Jika saya bisa melakukan itu, maka saya bisa mengangkat harkat dan martabat Indonesia di mata dunia internasional,” tutur Marciano Norman.

Marciano sendiri melihat bahwa KONI hingga saat ini secara organisasi sudah baik. “Akan tetapi dalam pencapaiannya saya melihat peluang untuk memberikan nilai tambah kepada KONI. Tanpa saya berupaya mengecilkan usaha para pendahulu saya. Sebaliknya itu adalah wujud apresiasi saya kepada beliau-beliau itu, saya menghargai pencapaian mereka,” sebut Marciano.

 Selain itu, Marciano juga melihat celah baginya untuk membuat KONI itu lebih besar dari sekarang ini. “ Saya ingin membuat KONI lebih berpengaruh dari sekarang. Saya menyadari betul, untuk memajukan olahraga Indonesia KONI tidak bisa jalan sendiri, KOI juga tidak bisa jalan sendiri, PB juga tidak bisa jalan sendiri, Kemenpora juga tidak bisa jalan sendiri,” kata Marciano.

Sebagai Pembina olahraga nasional Marciano ingin menjadikan KONI kembali menjadi perekat untuk menyatakan langkah dan pikiran untuk memajukan olahraga Indonesia. “Saya ingin menjalin hubungan baik dengan Kemenpora, dengan KOI, dan PB,” ungkap pria kelahiran Banjarmasin, 28 Oktober 1954 itu.

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 2 halaman

Siap Menata Ulang KONI

Ia yakin dengan seluruh komunitas olahraga itu, ia harus bisa berhubungan baik.

“Saya selaku pimpinan PB Taekwondo selama delapan tahun, saya merasa peranan KONI kecil sekali. Kecilnya ini juga karena diciptakan oleh kondisi-kondisi tertentu. Misalnya masalah anggaran,” ungkapnya.

Ia mencontohkan, masalah anggaran itu, oleh Kemenpora selama ini langsung dikirimkan ke PB atau cabang olahraga atau induk organisasi olahraga.

“Sehingga mereka kasarnya lebih takut ke Kemenpora. Bahkan kepada deputi Kemenpora mereka lebih takut atau lebih menghormati dibanding ke KONI,” ucapnya.

Salah satu tekad Marciano untuk mewujudkan hal itu, maka ia bertekad untuk menata lagi tata kelola organisasi olahraga nasional. “Baik organisasi KONI, maupun hubungan KONI dengan semua stakeholder, itu harus ditata kembali. Jika kita bisa menempatkan kembali hubungan yang baik itu pada tempatnya, maka Insya Allah, prestasi olahraga Indonesia juga bisa meningkat,” tuturnya.

Guna meningkatkan kualitas dan prestasi olahraga nasional Marciano melihat ada beberapa syarat penting. “Salah satu syaratnya kita harus bersatu. Saya ingin mempersatukan bangsa Indonesia ini lewat olahraga. Saya ingin bangsa Indonesia ini semakin banyak yang mencintai olahraga, karena semakin banyak yang mencintai olahraga maka bangsa ini cara berpikirnya juga semakin rasional. Orang-orang sports atau olahraga ini cara berpikirnya memang rasional. Karena kita tahu, orang yang berolahraga ini sudah berlatih tahunan sehingga pada sat mereka kalah pun mereka bisa menerima kekalahan itu,” ungkap Marciano.

“Saya ingin hal semacam itu saya bangun di Indonesia. Inilah kontribusi KONI dan cabor serta Kemenpora untuk mempersatukan bangsa ini lewat olahraga. Insya Allah jika saya diberi kepercayaan untuk memimpin KONI maka saya ingin mengembalikan bangsa Indonesia ini sebagai bangsa yang bersatu kembali,” ucapnya.

Marciano juga mengingatkan bangsa Indonesia sempat terpecah belah oleh karena mekanisme Pilkada dan Pilpres yang menurutnya saya tidak tepat. “Maka kini saya ingin mempersatukan kembali mereka sebagai sebuah bangsa yang utuh. Ini menjadi salah satu prioritas saya kalau saya jika terpilih. Langkahnya, saya akan duduk dulu dengan pimpinan cabor dan duduk bersama semua stakeholder olahraga. Mari jangan habiskan waktu di kepengurusan tanpa berbuat sesuatu,” kata Marciano.

Ia juga mengingatkan agar bangsa Indonesia jangan berpikir terlalu sempit. Misalnya hanya memburu perolehan medali emas di SEA games saja. “Tapi kita harus bisa berbuat lebih banyak dari itu. Karena atlet yang punya kita bina ini kita membina karakternya. Pembagunan manusia seutuhnya. Kita gunakan hal ini sebagai character building yang kuat untuk bangsa Indonesia,” sebutnya.

Ia pun mencotohkan bagaimana bangsa Korea begitu kuat membangun karakertnya lewat olahraga sehingga makin kuat sebagai bangsa.

Video Populer

Foto Populer