Bola.com, Jakarta - Berbagai cara dilakukan Panitia Pelaksana (panpel) Indonesia Open 2019 untuk menarik animo penonton. Salah satunya dengan menyajikan terobosan yang disesuaikan untuk generasi kekinian atau lebih sering disebut milenial.
Untuk itu, Panpel Indonesia Open 2019 telah menyiapkan beragam spot foto yang akan memancing para penonton untuk berfoto maupun swafoto dan mengunggahnya di media sosial Instagram.
Baca Juga
Advertisement
Konsep yang dinamakan instagramable ini pernah dipraktekkan pada Djarum Superliga Badminton 2019 di Bandung pada Februari lalu. Panpel Indonesia Open 2019 pun tertarik untuk menyontek inovasi tersebut agar penyelenggaraan turnamen lebih meriah dan menyasar generasi milenial yang memang hobi bermain Instagram.
"Sekarang kan sudah era global. Saya bocorkan sedikit. Nantinya, akan lebih instagramable," ujar Ketua Panpel Indonesia Open 2019, Achmad Budiharto.
"Seperti kemarin saat kejuaraan di Bandung. Ada spot foto yang menyediakan 3 dan 4D. Jadi, mengundang orang untuk berinteraksi melalui Instagram," kata Achmad.
Indonesia Open 2019 akan berlangsung di Istora Senayan, Jakarta Pusat pada 16-21 Juli 2019. Sebanyak 236 pebulutangkis dari 20 negara akan memerebutkan total hadiah 1,25 juta dollar AS atau senilai Rp17.7 miliar.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Generasi Milenial Sebagai Target Promosi
Budiharto mengatakan, pengemasan Indonesia Open 2019 perlu disesuaikan dengan era kekinian. Supaya bulutangkis makin digandrungi anak muda, maka diras perlu menciptakan terobosan yang tidak membosankan.
"Kami sudah tes pasar dan ternyata masuk di kalangan milenial. Akan sangat penting bagi kami agar olahraga ini tidak hanya untuk orang tua, namun generasi ke depannya," tutur Budiharto.
"Secara komersial, akan menjadi satu hal yang positif bagi kami. Sebab, semakin tinggi nilai komersialnya, maka semakin banyak orang yang berbisnis di sana. Kan, membuat perhelatan seperti ini tak murah," jelasnya.
Advertisement