Jakarta - Atlet mixed martial arts (MMA) asal Indonesia, Abro “Black Komodo” Fernandes, saat ini memiliki kepercayaan diri penuh sebelum melawan atlet asal India, Gurdarshan Mangat, di ONE Championship: Masters of Desitiny Kuala Lumpur, Malaysia.
Laga pertamanya tahun ini menjanjikan sebuah pertarungan keras, sebagai bagian dari ajang ONE Championship: Masters of Destiny di Axiata Arena.
Advertisement
Abro saat ini mengincar kemenangan kedelapannya, setelah bulan Desember lalu ia gagal melanjutkan kemenangan beruntun yang diraihnya tahun lalu.
Di laga tersebut, Abro harus mengakui keunggulan Chan Rothana dari Kamboja pada ronde kedua.
“Kali ini saya lebih siap, karena waktu persiapan saya cukup panjang. Sejak kekalahan saya akhir tahun kemarin, saya langsung melanjutkan latihan bersama coach Yohan (Mulia Legowo),” kata murid dari Yohan Mulia Legowo, salah satu atlet MMA yang juga tergabung dalam ONE Championship.
Atlet yang bernaung di bawah bendera Han Fight Academy di Solo ini menyadari bahwa ia tidak boleh meremehkan lawannya.
Gurdarshan adalah seorang atlet andalan India yang memiliki optimisme tinggi demi mencatat lima kemenangan beruntun. Ia telah mencatatkan 14 kemenangan dan dua kekalahan sepanjang karir profesionalnya di dalam dunia mixed martial arts (MMA).
"Saya sering menonton video Mangat. Saya melihat bahwa ia sama-sama bagus dan kuat di ground dan stand-up (fight). Pada prinsipnya, nanti akan tergantung pada siapa yang lebih siap dan strategi yang ada saja. Siapa yang lebih siap, ia yang akan menang," ujarnya.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Gaya Komodo
Sebuah penampilan yang layak ditunggu dari Abro adalah gaya bertarungnya yang menyerupai Komodo – kuat dan gesit. Ia juga memiliki gaya tersendiri ketika memasuki ring, juga masih seperti seekor Komodo.
"Saya akan membawa gaya lama saya ketika masih bertanding dalam ajang local. Ini ciri khas saya, gaya Black Komodo. Saya akan bertanding seperti seekor Komodo," katanya.
Meski berharap akan menyelesaikan laga sebelum bel akhir pertandingan berbunyi, Abro tidak ingin membebani diri dengan target tertentu. Ia siap dengan segala kemungkinan jika harus bertanding hingga ronde penghabisan.
"Tidak ada target spesifik. Karena ada tiga ronde, saya harus memenangi semua ronde. Saya akan bersiap untuk kemungkinan terburuk bertahan selama tiga ronde penuh, walau tentunya saya ingin selesai lebih awal," katanya.
"Keunggulan saya adalah ketenangan. Untuk fight, saya lebih enjoy dan tidak terburu-buru."
Salah satu pelajaran yang ia petik setelah kekalahannya di bulan Desember lalu adalah bagaimana mengatur ritme pertandingan dan memainkan tempo serangan.Kegagalan dalam dua hal ini, menurutnya, dapat berakibat fatal begi performanya di dalam ring.
"Ketenangan itu sangat penting dalam bertanding, karena kita akan mendapatkan tempo yang lebih banyak dan dapat membaca momen untuk menyerang," kata pria kelahiran Lautem, Timor Leste ini.
Advertisement
Perbaikan Kekurangan
Mendekati pertandingannya pada tanggal 12 Juli nanti, Abro saat ini memiliki fokus memperbaiki kekurangan sekaligus memantapkan strategi pertandingan atau game plan yang ia akan terapkan bersama timnya.
"Sekarang saya sedang sering latihan bawah, serta memperbaiki semua kesalahan," ujarnya.
Untuk saat ini, Abro masih terfokus menghadapi laga ini sebelum ia menetapkan target untuk menghadapi para pesaing kelas atas di dalam divisi flyweight.Ia secara pribadi percaya bahwa kesempatan untuk menantang gelar Juara Dunia akan datang dengan sendirinya ketika ia mencatatkan kemenangan-kemenangan luar biasa.
"Saya akan menghadapi siapapun, karena persiapan yang sudah saya lakukan memang diperuntukkan bagi semua lawan. Jadi, saya akan siap melawan siapa saja," katanya.