Bola.com, Jakarta - Beberapa momen istimewa mewarnai perjalanan ganda putra senior Indonesia, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan, pada 2019. Pasangan berjuluk The Daddies tersebut sukses berjaya di dua ajang bergengsi, All England dan Kejuaraan Dunia Bulutangkis 2019.
Pada 25 Agustus 2109, Hendra Setiawan tepat berusia 35 tahun. Di kancah bulutangkis, usia tersebut bukan lagi masa-masa emas. Beberapa bintang bulutangkis dunia bahkan sudah pensiun sebelum mencapai usia tersebut.
Advertisement
Partner Hendra, Mohammad Ahsan, juga sudah masuk kepala tiga. Ahsan telah berusia 31 tahun.
Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan menunjukkan usia bukan penghalang merengkuh kesuksesan. Pada usia yang tak lagi muda, keduanya masih tampil kompetitif meladeni pemain-pemain muda hebat yang terus bermunculan bak cendawan di musim hujan.
Tua-tua keladi, makin tua makin menjadi. Begitulah istilah yang tepat bagi Ahsan/Hendra yang baru kembali berpasangan pada tahun lalu.
Ahsan/Hendra memang tak selalu sukses di setiap turnamen yang mereka ikuti tahun ini. Tapi, mereka berhasil bersinar di turnamen-turnamen akbar. All England dan Kejuaraan Dunia Bulutangkis adalah dua dari sedikit turnamen yang gelarnya sangat diidam-idamkan setiap pebulutangkis dunia.
Saat tampil di All England 2019, Ahsan/Hendra sebenarnya bukan favorit juara. Namun, mereka mampu memberi kejutan dengan membawa pulang medali emas. Itu merupakan gelar kedua mereka di ajang All England. Sebelumnya mereka menjadi kampiun All England pada 2014.
Di Kejuaraan Dunia Bulutangkis 2019, Ahsan/Hendra lagi-lagi bukan favorit utama. Mereka hanya menempati unggulan keempat.
Namun, saat ganda putra andalan Indonesia, Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon, kandas di babak kedua, harapan publik Tanah Air berpindah ke pundak Ahsan/Hendra. The Daddies menjawab harapan itu dengan brilian.
Satu demi satu lawan yang menghalangi jalan ke podium utama mereka singkirkan. Puncaknya, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan berhasil menundukkan ganda Jepang, Takuro Hoki/Yugo Kobayashi, pada duel final di Basel, Swiss, Minggu (25/8/2019). Laga tersebut disudahi Ahsan/Hendra melalui pertarungan tiga gim, 25-23, 9-21, 21-15.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Persembahan untuk Indonesia
Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan sebagai pasangan total telah mengoleksi tiga medali Kejuaraan Dunia Bulutangkis. Dua gelar yang lain mereka raih pada 2013 dan 2015.
Hendra/Ahsan juga mencetak sejarah di Kejuaraan Dunia Bulutangkis. Keduanya tercatat tak pernah mengalami kekalahan saat turun ambil bagian. Sebagai pasangan ganda putra Ahsan/Hendra selalu menang, yaitu pada 2013, 2015, dan 2019.
“Tidak menyangka (bisa mencetak sejarah) kami tidak mikir ke situ. Yang penting datang ke sini kami mau fight, kami mau berjuang. Hasilnya kami tidak tahu juga, sekarang masih banyak pemain juga, tapi kami tetap berusaha yang terbaik,” kata Ahsan setelah bertanding, melalui rilis dari PBSI.
“Yang pasti gelar ini untuk seluruh rakyat Indonesia yang baru merayakan hari kemerdekaan,” ujar Ahsan lagi.
Setelah mengawinkan gelar All England dan Kejuaraan Dunia Bulutangkis 2019, Ahsan/Hendra digadang-gadang bisa kembali berjaya di ajang yang lebih prestisius, Olimpiade Tokyo 2020.
Ganda senior Indonesia tersebut masih menyimpan rasa penasaran untuk merebut medali emas Olimpiade. Sebagai pasangan, The Daddies belum mengoleksi gelar paling bergengsi di kancah bulutangkis tersebut.
Hendra Setiawan sudah mencicipi titel bergengsi tersebut, tapi saat berpasangan dengan Markis Kido. Hendra/Kido meraih medali emas ganda putra pada Olimpiade 2008. Saat itu, mereka mengalahkan ganda China, Chai Yun/Fu Hai Feng, di partai final.
Kans Ahsan/Hendra berkiprah di Olimpiade 2020 juga terbuka lebar. Saat ini, mereka menempati ranking dua dunia, tepat di bawah Kevin/Marcus yang bercokol di puncak.
Setiap negara berhak mengirimkan maksimal dua wakil di masing-masing sektor, tentu yang rankingnya masuk kriteria lolos Olimpiade. Jika komposisi ranking tak banyak berubah, kemungkinan Ahsan/Hendra akan menjadi wakil Indonesia mendampingi Kevin/Marcus.
Apa harapan Ahsan/Hendra dalam perburuan tiket ke Olimpiade 2020?
"Harapannya yang dikirim ke Olimpiade Tokyo ya sesuai ranking terbaik saja. Tapi, untuk hal ini, tanya PBSI saja," kata Hendra, beberapa waktu lalu.
Advertisement
Bicara Kans ke Olimpiade 2020
Sama seperti Hendra, Ahsan juga mengakui salah satu target mereka adalah tampil di Olimpiade 2020. Namun, dia menyadari perjalanan ke sana masih panjang.
Perburuan tiket Olimpiade masih berlangsung cukup lama, hingga pertengahan tahun depan. Ahsan menyadari apa pun masih bisa terjadi.
"Pertandingan masih banyak, apa saja masih mungkin terjadi. Yang terpenting kami selalu jaga motivasi, karena targetnya memang ingin tampil di Olimpiade," ujar Ahsan, beberapa waktu lalu.
"Kami berharap ke depan bisa terus bermain konsisten," imbuh Ahsan.
Jadi, mampukah Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan menggenapi prestasi apik tahun ini dengan merebut medali emas Olimpiade 2020? Hanya waktu yang bisa menjawabnya.
Kiprah Ahsan / Hendra pada 2019
Indonesia Masters : runner up
All England: juara
Swiss Terbuka: perempat final
Malaysia Terbuka: perempat final
Singapura Terbuka: runner up
Kejuaraan Asia: 16 besar
Selandia Baru Terbuka: juara
Australia Terbuka: perempat final
Indonesia Terbuka: runner up
Jepang Terbuka: runner up
Thailand Terbuka: babak pertama
Kejuaraan Dunia: juara
Advertisement