Bola.com, Solo - Gelombang dukungan kepada Djarum Foundation terus mengalir. Banyak pihak berharap PB Djarum membatalkan penghentian ajang audisi atlet bulutangkis masa depan Indonesia.
Seperti diketahui, terjadi polemik ketika Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menganggap adanya eksploitasi terhadap anak yang dilakukan oleh Djarum. KPAI mendesak Djarum menghentikan penggunaan anak sebagai promosi brand image dalam kegiatan audisi.
Baca Juga
Netizen Ngeri dengan Skuad Timnas Indonesia untuk Piala AFF 2024: Ada Trio Ronaldo - Rivaldo - Kaka
Pratama Arhan Merapat tapi Telat, Kepastian Pemain Abroad Gabung Timnas Indonesia di Piala AFF 2024 Ditentukan pada 5 Desember 2024
Legenda Australia: Socceroos Bakal Kalahkan Timnas Indonesia dan Makin Cepat Lolos ke Piala Dunia 2026
Advertisement
Setelah pengurus dari Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) daerah mengecam sikap KPAI, giliran Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo mengutarakan pendapat yang tidak jauh berbeda. Pria yang juga tokoh olahraga nasional ini memberikan pembelaan penuh kepada Djarum Foundation.
Pria yang sering dikenal dengan nama Rudy ini mengakui jika kerugian besar dialami olahraga Indonesia jika ajang pencarian bakat oleh Djarum harus terhenti. Terutama begitu besarnya peran PB Djarum dalam mencetak atlet bulutangkis masa depan Indonesia.
"Sebenarnya dasar KPAI menganggap eksploitasi anak yang dilakukan Djarum itu apa? Eksploitasi di bagian mana? Kecuali jika ada anak dipekerjakan untuk melinting rokok, itu baru namanya eksploitasi," ungkap Rudy kepada Bola.com, Selasa (10/9/2019).
"Jelas KPAI sangat merugikan dengan adanya penghentian Audisi PB Djarum. Dunia akan menilainya dan prestasi juga akan jeblok," ungkap mantan anggota normalisasi PSSI ini.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Tendensius
Menurutnya, KPAI salah sasaran jika menuding Djarum melakukan eksploitasi terhadap anak. Ia juga meminta kepada KPAI agar tidak tendensius terhadap satu merek dagang saja. Menurutnya, banyak merek dagang yang juga melakukan hal hampir serupa.
"Jangan tendensius pada satu merek dagang saja. Seharusnya KPAI tidak hanya mengurusi soal eksploitasi terhadap anak. Tetapi, juga pada kelangsungan nasib anak setelah lulus sekolah itu yang harus ikut dipikirkan," ujarnya.
Advertisement