Sukses


BJ Habibie dan Kisah di Balik Gelar Piala Thomas 1998

Jakarta - Presiden Republik Indonesia (RI) ketiga, Bacharuddin Jusuf Habibie atau BJ Habibie tutup usia, Rabu (11/9/2019). Pria yang dikenal sebagai BJ Habibie itu meninggal dunia di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta, setelah dirawat sejak 1 September.

BJ Habibie diangkat menjadi presiden RI menggantikan Suharto yang lengser pada Mei 1998. Selain kerusuhan yang melanda Tanah Air, momen pergantian ini juga ditandai dengan torehan tinta emas Indonesia di ajang bergengsi Piala Thomas-Uber 1998.

Seperti diketahui, renteran demonstrasi yang semakin meluas memaksa Suharto mundur dari jabatannya dan posisi presiden digantikan BJ Habibie Namun sebelum menyerahkan kekuasaan yang sudah dipegang selama 32 tahun, Suharto masih sempat memberangkatkan Tim bulu tangkis Indonesia yang akan berlaga di Piala Thomas-Uber di Hong Kong.

Para pemain diterima di Istana Negara beberapa hari sebelum Suharto bertolak ke Mesir untuk mengikuti pertemuan G-15.

Saat Suharto di Mesir, situasi di Tanah Air semakin tidak terkendali. Demonstrasi semakin meluas dan disusul dengan aksi penjarahan dan kerusuhan yang menyasar masyarakat etnis Tionghoa.

Kabar ini pun sampai kepada para pemain Indonesia yang berlaga di Hong Kong. Mereka pun khawatir akan keselamatan keluarga yang ditinggalkan di Tanah Air.

Dalam situasi seperti ini, para pemain Indonesia tetap berada di Hong Kong. Mereka berjuang menghadapi pertandingan di tengah kekhawatiran akan situasi yang melanda Indonesia.

Video

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 2 halaman

Tim Thomas Juara

Tim Thomas akhirnya keluar sebagai juara. Pada babak final, mereka mengalahkan Malaysia 3-2. Sementara Tim Uber gagal mempertahankan gelar setelah kalah 1-4 dari tim Tiongkok.

Kemenangan tim Thomas menjadi kebanggaan yang tersisa di tengah kondisi Indonesia yang tengah kacau. Dan setibanya di Tanah Air, para pemain tidak lagi disambut oleh presiden yang sama tapi oleh BJ Habibie yang baru diangkat.

“Terima kasih kepada Tim Thomas, karena di tengah kondisi masyakarat yang saat ini, kalian masih mampu memberikan yang terbaik,” kata anggota Tim Thomas 1998, Hendrawan dalam sebuah talkshow di MetroTV saat mengenang sambutan BJ Habibie kala itu.

Sumber: Liputan6.com, penulis Marco Tampubolon, editor Defri Sefullah, published 12/9/2019

Lebih Dekat

Video Populer

Foto Populer