Sukses


Cerita Pelari Berhijab Qatar Sumber Inspirasi Wanita Timur Tengah di Kejuaraan Dunia 2019

Jakarta - Mariam Mamdouh Farid memang belum bisa berbicara banyak pada Kejuaraan Dunia Atletik yang saat ini tengah berlangsung di Doha, Qatar. Namun 'suara' pelari tuan rumah itu tetap terdengar lantang saat tampil mewakili negaranya pada nomor lari gawang 400 meter putri. 

Farid merupakan satu dari dua atlet putri Qatar yang tampil di ajang ini. Penampilannya berbeda dari atlet-atlet lainnya. Seperti dilansir BBC, Farid yang baru berusia 21 tahun tersebut memilih busana yang tertutup dengan bagian kepala yang tetap ditutupi hijab. 

Babak penyisihan nomor 400 gawang putri berlangsung di Khalifa International Stadium, Doha. Sayang, perjalanan Farid tidak jauh. Langkahnya terhenti di babak penyisihan setelah finis terakhir dengan waktu 1 menit 9,49 detik atau terpaut 12 detik dari pelari di depannya.

Ini merupakan penampilan perdana Farid di Kejuaraan Dunia Atletik. Sejak awal, menang atau kalah bukanlah tujuan utamanya. Selain untuk menambah pengalaman, Farid juga ingin menyampaikan pesan kepada dunia soal persepsi terhadap wanita Timur Tengah. 

"Tujuan saya adalah menginspirasi generasi muda, meruntuhkan semua sekat, membuat orrang-orang mengenai bagaimana wanita-wanita Timur Tengah," kata Farid lantang. 

"Kami tidak tertindas. Saya masih bisa berkompetisi sembari mengenakan hijab. Jika ada sesuatu yang ingin saya lakukan, akan saya lakukan," beber Farid menambahkan.

Selain Farid, Qatar juga menurunkan atlet putri lainnya, yakni Kenza Sosse. Wanita berusia 19 tahun itu tampil di nomor lari 400 meter putri. Sama halnya dengan Farid, Sosse juga terhenti di babak penyisihan setelah finis terakhir dengan catatan waktu 1 menit 9.31 detik.

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 3 halaman

AS Masih Memimpin

Sementara itu, Kejuaraan Dunia Atletik 2019 telah berlangsung sejak 27 September. Amerika Serikat masih menguasai perolehan medali sementara dengan 7 emas, 7 perak, dan 2 peruggu. Menyusul Tiongkok di posisi kedua dengan 2 emas, 3 perak, dan 3 perunggu. 

Salah satu medali emas AS diraih dari nomor paling bergengsi, yakni lari 100 meter putra atas nama Christian Coleman. Coleman finis pertama dengan catatan waktu 9,76 detik. 

Kejuaraan Dunia Atletik 2019 sendiri akan berlangsung hingga 6 Oktober mendatang. 

3 dari 3 halaman

Wakil Indonesia

Indonesia juga ikut berpartisipasi dalam ajang ini. Sayang, sprinter terbaik Indonesia Lal Muhammad Zohri gagal berkibar. Pelari asal Mataram Nusa Tenggara Barat itu gagal menembus babak semifinal setelah finis di urutan keenam pada heat keenam, pekan lalu.

Berada satu lintasan dengan Chistian Coleman (9,98 detik) disusul Marcell Jacobs (10,07 detik), dan Sani Brown (10,09 detik), Zohri hanya mampu mencatat waktu 10,36 detik. 

Dengan hasil ini, Zohri tidak mampu memperbaiki rapor Indonesia pada Kejuaraan Dunia Atletik. Sepanjang sejarah partisipasi Indonesia di sana, atlet Tanah Air tidak ada yang mampu mencapai semifinal.

Para pendahulunya yakni Purnomo, Suryo Agung Wibowo, Mohammed Patoniah, Yaspi Boby, Fernando Lumain, dan Mohammad Fadlin selalu terbentur di fase heat (penyisihan).

Indonesia kini menyisakan satu wakil di Kejuaraan Dunia Atletik 2019. Maria Natalia Londa bakal terjun di di nomor lompat jauh putri, Sabtu (5/10/2019).

 

Sumber asli: BBC

Disadur dari: Liputan6.com (Marco Tampubolon/Edu Krisnadefa, Published 2/102/2019)

 

Lebih Dekat

Video Populer

Foto Populer