Bola.com, Jakarta - Apakah Anda tahu definisi penyakit HIV/AIDS? Masih banyak orang yang salah mengartikan penyakit berbahaya ini. Kebanyakan dari mereka menyebut HIV dan AIDS sama.
Padahal, ada perbedaannya. AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome) merupakan penyakit akibat adanya virus HIV berbahaya karena merusak kemampuan tubuh untuk melawan infeksi.
Advertisement
Berdasarkan sejumlah penelitian menemukan virus HIV berisiko mengancam nyawa para pengidapnya. Penyakit ini secara drastis akan menurunkan sistem kekebalan tubuh, sehingga infeksi virus dan bakteri lainnya lebih mudah menyerang kesehatan.
Sayangnya, di Indonesia masih banyak berpikir ingin menjauhi dan enggan berkomunikasi atau berteman dengan pengidap HIV/AIDS lantaran takut tertular. Namun, pendapat itu sangatlah keliru.
Perlu diketahui, HIV tidak bisa ditularkan melalui kontak kulit seperti berjabat tangan atau berpelukan dengan pengidapnya. Penularan HIV juga tidak terjadi melalui ludah, kecuali apabila penderita mengalami sariawan, gusi berdarah, atau terdapat luka terbuka lainnya di mulut.
Menurut laporan dari Joint United Nations Programme on HIV and AIDS, atau UNAIDS di Swiss pada 2017, ada sekitar 36,9 juta orang yang hidup dengan HIV dan sekitar 940.000 orang meninggal akibat AIDS.
Parahnya, banyak pengidap HIV/AIDS tidak menyadarinya karena penyakit ini kerap tidak memberikan gejala signifikan. Sehingga sekiti sulit dikenali.
Kendati begitu, Anda perlu mengetahui beberapa gejala dan penyebab HIV/AIDS seperti ulasan berikut ini.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
20 Gejala HIV/AIDS
Gejala pertama dari HIV/AIDS mirip dengan infeksi virus lainnya, yaitu:
- Demam
- Sakit kepala
- Kelelahan
- Nyeri otot
- Kehilangan berat badan
- Pembengkakan kelenjar getah bening di tenggorokan, ketiak, atau pangkal paha
Jika penyakit ini dibiarkan, maka bisa mengarah pada AIDS dengan gejala yang lebih parah seperti berikut:
7. Sariawan, luka pada lidah atau rongga mulut akibat adanya infeksi jamur
8. Infeksi jamur pada area kemaluan
9. Infeksi parah dan sering mengalami kelelahan ekstrem tanpa sebab
10. Turunnya berat badan dengan drastis
11. Kulit mudah memar
12. Sering diare
13. Demam dan berkeringat di malam hari
14. Pembengkakan atau mengerasnya kelenjar getah bening di sekitar tenggorokan, ketiak, atau pangkal paha
15. Batuk kering terus-menerus
16. Mengalami perdarahan pada kulit, mulut, hidung, anus, atau vagina tanpa penyebab yang pasti
17. Sering mengalami mati rasa parah atau nyeri pada tangan dan kaki
18. Hilangnya kendali otot dan refleks, alami kelumpuhan, atau hilangnya kekuatan otot
19. Kebingungan (linglung)
20. Sering sesak napas
Advertisement
Penyebab HIV/AIDS
AIDS disebabkan oleh virus HIV (human immunodeficiency virus). Virus tersebut akan masuk ke dalam tubuh dan menghancurkan sel CD4. Sel tersebut merupakan bagian dari sel darah putih yang melawan infeksi. Apaila sel CD4 dalam tubuh semakin sedikit, maka kian lemah pula sistem kekebalan tubuh seseorang.
HIV/AIDS biasanya disebabkan penularan virus yang terjadi saat transfusi darah, sperma, atau cairan vagina dari seseorang yang terinfeksi masuk ke dalam tubuh orang lain. Berikut adalah penyebab penyakit HIV/AIDS:
1. Lewat Berhubungan Seks
Penyebaran virus HIV dapat terjadi melalui hubungan seks baik melalui vagina maupun dubur (anal). HIV juga dapat ditularkan melalui seks oral. Penularan lewat seks oral hanya bisa terjadi apabila terdapat luka terbuka di mulut penderita, misalnya seperti gusi berdarah atau sariawan.
2. Jarum suntik
Berbagi penggunaan jarum suntik merupakan salah satu cara yang dapat membuat seseorang tertular HIV. Misalnya menggunakan jarum suntik massal saat membuat tato, atau saat menggunakan narkoba jenis suntik.
3. Transfusi darah
HIV dapat ditularkan saat seseorang menerima donor darah dari pengidap HIV. Penyakit mematikan ini juga bisa menular dari ibu hamil ke janin yang dikandungnya.
Selain itu, penularan virus HIV pada anak bisa pula terjadi saat proses melahirkan, atau melalui air susu ibu ketika menyusui.