Bola.com, Jakarta - Pengurus Besar Wushu Indonesia (PB WI) akan menyiapkan atlet mulai sekarang untuk Kejuaraan Dunia Wushu 2022 yang digelar di Indonesia.
PB WI mencari bibit potensial dari berbagai kejuaraan, termasuk Festival Wushu bertajuk Wufest Taolu Championship 2019 yang digelar Siwo Pusat bekerjasama PB WI di Wisma Serba Guna Senayan, Jakarta, 20-22 Desember 2019.
Baca Juga
Hasil Liga Inggris: Dipaksa Imbang Everton, Chelsea Gagal Kudeta Liverpool dari Puncak
Hasil Liga Italia: Bang Jay Gacor 90 Menit, Venezia Sikat Cagliari dan Keluar dari Posisi Juru Kunci
Aneh tapi Nyata! PSM Main dengan 12 Pemain saat Menang atas Barito Putera di BRI Liga 1: Wasit Pipin Indra Pratama Jadi Bulan-bulanan
Advertisement
Sekjen PB WI, Ngatino mengatakan, pihaknya menyiapkan tim pemantau yang bertugas menilai setiap atlet yang bertanding di Wufest nanti. Atlet yang dibidik berusia 13 tahun karena mereka akan dipersiapkan menuju Kejuaraan Dunia 2022 di Surabaya.
"Peserta festival nanti anak-anak. Yang memiliki prestasi baik, akan disiapkan ke Kejuaraan Dunia. Ini wadah yang tepat bagi mereka untuk menunjukkan kemampuannya," kata Ngatino di Jakarta, Rabu (18/12/2019).
Dia menuturkan, Indonesia harus meraih sukses penyelenggaraan dan prestasi pada Kejuaraan Dunia. Mulai saat ini PB WI harus bekerja keras menyiapkan atlet agar mampu bersaing dengan negara lain.
PB WI ingin regenerasi atlet tidak terputus setelah Lindswell Kwok tak melanjutkan karier selepas Asian Games 2018.
"Lindswell dulu lahir dari kejuaraan junior wushu. Saya berharap, melalui festival ini akan lahir Lindswell Lindswell baru," kata dia.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Nomor Sanda
Di sisi lain, Ngatino juga berharap nomor sanda (tarung) dipertandingkan sebanyak mungkin. Upaya ini harus dilakukan agar Indonesia tak ketinggalan dari negara lain.
"Negara lain seperti China, Iran dan yang lain pasti tidak ada hentinya mencetak atlet dan pasti punya pelapis banyak. Kalau Indonesia, satu lapis hilang, ya sudah. Karena itu perlu memunculkan atlet potensial untuk terus dibina dan tentunya ini juga butuh perhatian pemerintah," tandasnya.
Advertisement