Bola.com, Jakarta - Tunggal putra Jepang, Kento Momota, berhasil menorehkan catatan fantastis sepanjang 2019. Kento meraup 11 gelar dari kompetisi yang dijalaninya pada tahun ini.
Kento Momota menyabet medali emas Kejuaraan Dunia Bulutangkis 2019. Momota juga berhasil menyabet gelar di dua kompetisi Super 1000 yakni All England dan China Terbuka.
Baca Juga
Advertisement
Pemain berperingkat satu dunia itu juga menjuarai tiga kompetisi Super 750 yakni Jepang Terbuka, Denmark Terbuka, dan Fuzhou China Terbuka. Setelah itu, ia menjuarai dua kompetisi Super 500 (Singapura Terbuka dan Korea Terbuka), serta Super 300 (Jerman Terbuka).
Terakhir, Momota juga berhasil memenangi BWF World Tour Finals 2019 setelah mengalahkan Anthony Sinisuka Ginting lewat pertandingan rubber game dengan skor 17-21, 21-17, dan 21-14.
Atas prestasinya itu, tak belebihan jia Kento Momota disebut sebagai pemain bulutangkis putra paling sukses dalam satu tahun terakhir. Dominasi Kento Momota begitu kuat tahun ini. Ia bahkan dengan mudah mengalahkan tunggal putra andalan Indonesia, seperti Ginting dan Jonatan Christie, maupun rival kuat lainnya seperti Chou Tien Chen, Viktor Axelsen, Shi Yu Qi hingga Chen Long.
Keperkasaan Kento Momota juga telah mendapat pengakuan. Dia dinobatkan sebagai pemain putra terbaik BWF tahun ini. Gelar tersebut, sebelumnya menjadi milik ganda Indonesia, Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon, pada 2017 dan 2018.
Apa sebenarnya resep dominasi Kento Momota tersebut? Bola.com telah merangkum lima rahasia di balik dominasi Kento Momota sebagai tunggal putra terbaik dunia tahun 2019.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
1. Kemauan untuk Bangkit
Kento Momota dicoret dari skuat bulutangkis Jepang untuk Olimpiade Rio de Janeiro 2016 karena terlibat kasus perjudian.
Nasib buruk yang diterima Kento Momota itu terjadi hanya berselang sehari setelah berhasil mengalahkan Viktor Axelsen dan menjadi kampiun di kompetisi Final Superseries pada 2015 di Dubai.
Saat itu, Momota bahkan hampir mendapat hukuman penjara selama tiga tahun. Ia juga mendapat larangan bermain, termasuk dalam Olimpiade Rio 2016.
Dalam masa hukuman tersebut Kento Momota disebut mulai merenungkan kariernya. Ia merasa bersalah kepada semua orang baik yang selama ini mendukungnya. Sejak saat itu, Kento Momota memutuskan untuk bangkit dan kembali berjuang di dunia bulutangkis.
Kemauan Momota untuk bangkit itulah yang diyakini menjadi penyebabnya terus berusaha memberikan yang terbaik dan berjuang keras, termasuk sepanjang 2019 ini.
"Saat itu saya melihat masa depan saya tidak pasti. Saya juga merasa bersalah kepda semua orang yang telah mendukung saya," kata Momota, seperti dilansir Olympic Channel.
Advertisement
2. Kegigihan yang Layak Diacungi Jempol
Setelah berada di titik terendah dalam kariernya, Kento Momota mulai bangkit. Ia kembali turun ke lapangan pada April 2017 dengan bermain di Internastional Challenger karena tidak memiliki poin yang cukup untuk ambil bagian di Super Series.
Kegigigan Kento Momota untuk bangkit layak diacungi jempol. Momota terus berjuang untuk kembali merebut hati pencintanya di seluruh dunia.
Usaha pebulutangkus berusia 25 tahun ini tidak sia-sia. Perlahan tapi pasti dia kembali ke level elite bulutangkis dunia.
Bahkan pada akhir April 2018, Kento Momota berhasil menjadi kampiun di final Kejuaraan Asia Bulutangkis yang saat itu diselenggarakan di Wuhan, China, setelah mengalahkan Chen Long. Beberapa bulan berselang dia juga menjadi kampiun Kejuaraan Dunia Bulutangkis 2018.
Grafik penampilan Kento Momota terus meroket sejak saat itu. Kegigihannya terjaga hingga 2019. Bahkan, kegigihan Momota sepanjang 2019 semakin kuat. Itu sebabnya, rival-rivalnya sulit mengusik dominasi tunggal putra Jepang. Bisa dibilang tak ada pemain yang benar-benar memberikan ancaman secara konsisten terhadap Momota.
3. Kento Momota Punya Kombinasi Kecepatan dan Kecerdikan
Selain masalah motivasi, skill yang dimiliki Kento Momota juga menjadi salah satu rahasia kesuksesan tunggal putra asal Jepang itu. Seperti dilansir Olympic Channel, Kento Momota disebut memiliki kecepatan dan kecerdikan.
Ia mampu mengubah pertahanan menjadi serangan mematikan hanya dalam sekejap. Kemampuan ini yang membuat Anthony Ginting sempat kewalahan menghadapi Momota pada laga puncak BWF World Tour Finals 2019, Minggu (15/12/19) di Guangzhou, China.
Pujian juga sempat dilontarkan Anthony Sinisuka Ginting kepada rivalnya itu. Menurut Ginting, Momota cukup cerdas untuk menguasai pertandingan.
"Saya tahu harus menang straight games, dan saya mengusahakan yang terbaik pada game kedua. Tapi, saya tidak bisa mengontrol shuttlecock, dan malah Kento Momota yang memanfaatkannya untuk menguasai ritme pertandingan," ujar Ginting beberapa waktu lalu.
Advertisement
4. Hebat dengan Teknik Hairpin Shot
Kento Momota juga memiliki skill yang tidak dipunya pebulutangkis lain. Pemain asal Jepang itu disebut jago melakukan hairpin shot.
Hairpin shot merupakan tembakan menukik yang dilakukan dari dekat net. Kemampuan itu cukup membuat rivalnya kelabakan karena kekurangan waktu untuk membaca arah shuttlecock.
Meski demikian, Kento Momota mengaku bahwa juga memiliki kelemahan. Momota sadar bahwa permainannya yang terlalu hati-hati kerap dimanfaatkan lawan untuk mengalahkannya.
"Kelemahan saya adalah saya kadang-kadang bermain terlalu hati-hati. Baru-baru ini, lawan telah menganalisis permainan saya dan menemukan cara bermain melawan saya. Saya merasa lebih banyak upaya diperlukan untuk mengatasi ini," ujar Kento Momota.
5. Dikenal sebagai Pemain Ulet
Kento Momota juga dikenal sebagai pemain yang cukup ulet di lapangan. Ketika bertanding, Momota akan terus berusaha mengejar shuttlecock.
Kento Momota juga tak pantang menyerah dalam meladeni setiap serangan yang diberikan lawan-lawannya. Keuletannya Momota ini sempat membuat tunggal putra India, Sai Praneeth, mengeluh.
Praneeth dan Momota sempat bertemu pada semifinal Kejuaraan Dunia 2019. Momota berhasil menang straight game dengan skor 21-13 dan 21-8.
Praneeth merasa Momota memang layak mendapatkan kemenangan itu. Menurutnya, pebulutangkis asal Jepang tersebut tampil cukup ulet dalam meladeni serangan-serangan yang diberikan.
"Saya bermain cepat melawan Momota. Hal itu membuat mental dan tenaga saya terkuras. Kento Momota selalu meladeni setiap serangan yang saya berikan," keluh Praneeth kepada BWF beberapa waktu lalu.
Advertisement