Sukses


Kento Momota dan 4 Pebulutangkis Kidal yang Menggemparkan Dunia

Bola.com, Jakarta - Pebulutangkis tunggal putra Jepang, Kento Momota, tampil apik sepanjang 2019. Momota berhasil mencatatkan sederet rekor fenomenal di sektor tunggal putra pada tahun ini.

Rekor pertama Momota tercatat dari keberhasilannya merengkuh 11 gelar juara, termasuk Kejuaraan Dunia, Kejuaraan Asia, dan All England. Angka tersebut bahkan mengungguli torehan legenda bulutangkis Malaysia, Lee Chong Wei.

Lee Chong Wei memegang rekor dengan jumlah kemenangan terbanyak selama sembilan tahun. Lee berhasil merengkuh 10 gelar juara pada 2010. Namun rekor itu sudah dipecahkan Kento Momota pada 2019.

Sementara itu, rekor kedua dicatatkan Momota melalui nominal hadiah yang diperolehnya musim ini. Melansir situs BWF, Kento Momota berhasil meraup hadiah total sebesar 506.900 dolar AS atau sekitar Rp7,09 miliar.

Dengan jumlah hadiah sebesar itu, Kento Momota menjadi tunggal putra pertama yang berhasil membawa pulang hadiah lebih dari setengah juta dolar AS.

Keberhasilan Kento Momota tak lepas dari kekuatan tangan kirinya yang luar biasa. Ya, Kento Momota adalah salah satu pebulutangkis kidal. Meski demikian, dia bukan satu-satunya.

Bola.com telah merangkum lima pebulutangkis kidal yang sempat menggemparkan dunia.

 

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 5 halaman

Lin Dan

Jauh sebelum Kento Momota bersinar, pebulutangkis asal China, Lin Dan, juga sempat menggetarkan pencintanya di seluruh dunia. Lin Dan yang juga menjadi pemin kidal berhasil mencatatkan rekor apik sepanjang kariernya.

Sejak menjalani karier profesional pada 2002, legenda hidup bulutangkis itu sudah mengantongi lebih dari 60 gelar juara.

Catatan semakin menarik karena Lin Dan adalah satu-satunya tunggal putra yang memperoleh medali emas Olimpiade dua kali berturut-turut, yakni di Olimpiade Beijing 2008 dan Olimpiade London 2012.

3 dari 5 halaman

Flandy Limpele

Nama Flandy Limpele mungkin cukup asing di telinga pencinta bulutangkis Tanah Air. Namun pada era 2000an, Flandy Limpele menjadi atlet bulutangkis yang diperhitungkan dunia.

Ia bermain di sektor ganda putra bersama Eng Hian. Keduanya berhasil menorehkan banyak kesuksesan di ajang internasional, misalnya saja di Korea Terbuka 1999, Denmark Terbuka 2000, Malaysia Terbuka 2000, hingga Jerman Terbuka 2000.

Bukan hanya gelar di Super Series, keduanya juga meraih medali perunggu Olimpiade Athena 2004. Flandy Limpele menjadi salah satu pemain kidal Indonesia yang mencuri perhatian pada waktu itu.

Saat ini, Flandy Limpele menjadi pelatih ganda putra asal India. Terbaru, Flady Limpele berhasil membawa Rankireddy/Shetty menembus final turnamen BWF Super 750 musim ini.

4 dari 5 halaman

Mathias Boe

Mathias Boe merupakan atlet ganda putra asal Denmark. Ia berpasangan dengan Carsten Mogensen di lapangan. Boe juga pemain kidal yang pernah meggetarkan dunia.

Boe sempat membuat heboh dengan aksi protes yang dibuatnya pada 2017 lalu. Di ajang Indonesia Terbuka 2017, Boe memberi kritikan kepada suporter Indonesia.

Menurut pemain yang memulai debutnya pada 1998 itu, perilaku suporter Indonesia membuatnya sedikit kecewa. Suporter meneriakkan kalimat provokatif saat ganda putra Denmark itu bertanding.

Atas protesnya ini, Mathias Boe sempat menjadi bahan pembicaraan media-madia nasional dan internasional.

5 dari 5 halaman

Yuhan Tan

Atlet asal Belgia, Yuhan Tan, menambah panjang deretan pebulutangkis yang bertangan kidal. Sama seperti Mathias Boe, Yuhan Tan menggemparkan dunia, terutama Indonesia, bukan karena catatan prestasi yang ditorehkannya.

Yuhan Tan disebut masih memiliki darah Indonesia. Selain itu, banyak pencinta bulutangkis Tanah Air yang menganggap Yuhan Tan sebagai pebulutangkis tampan.

Meski tak begitu cemerlang, prestasi yang ditorehkan Yuhan Tan cukup layak diacungi jempol. Yuhan berhasil menjadi peserta tunggal putra termuda yang lolos ke Olimpiade Beijing pada 2008. Saat itu, Yuhan berusia 21 tahun.

Video Populer

Foto Populer