Bola.com, Jakarta - Tunggal putra Indonesia, Anthony Sinisuka Ginting, tak meraih satu gelar pun sepanjang 2019. Harapannya meraih gelar juara pada 2019 pupus setelah takluk dari tunggal putra Jepang, Kento Momota di BWF World Tour Finals 2019.
Anthony Ginting takluk dari Kento Momota dengan skor 21-17, 17-21, dan 14-21 di partai final, pada 15 Desember. Hasil tersebut membuat Anthony Ginting harus mengakhiri tahun 2019 dengan nihil gelar.
Baca Juga
Menuju Piala AFF 2024, Timnas Indonesia TC di Bali pada 26 November hingga 5 Desember 2024: 4 Hari Jelang Laga Pertama Tandang ke Myanmar
Update 25 Pemain Timnas Indonesia Menuju Piala AFF 2024: Justin Hubner, Rafael Struick, Ivar Jenner, Marselino Ferdinan, Asnawi Mangkualam
Media Vietnam Sebut Skuad Timnas Indonesia di Piala AFF 2024 Menakutkan: Ada Pemain Diaspora, Tetap Lebih Kuat daripada The Golden Star
Advertisement
Namun, kegagalan tersebut bukanlah yang pertama dialami Ginting pada 2019. Sepanjang 2019, Anthony Ginting sukses melenggang ke parta final sebanyak lima.
Namun, saat bermain di partai puncak Anthony Ginting selalu gagal meraih gelar juara. Final pertama Ginting tahun ini terjadi di Singapura Terbuka Super 500.
Berhadapan dengan Kento Momota, Ginting menyerah dengan skor 21-10, 19-21, dan 13-21. Final kedua Ginting terjadi pada ajang Australia Terbuka Super 300.
Kali ini Anthony Ginting harus mengakui keunggulan sesama wakil Indonesia, Jonatan Christie, dengan skor 17-21, 21-13, dan 14-21. Final ketiga Anthony Ginting pada 2019 dicatatkan pada ajang China Terbuka Super 1000.
Berstatus juara bertahan, Ginting justru harus mengakui kekalahan dari tunggal putra nomor satu dunia, Kento Momota dengan skor 21-19, 17-21, dan 19-21.
Kesempatan keempat Anthony Ginting terjadi di final Hong Kong Terbuka Super 500. Bermain melawan tunggal putra tuan rumah, Lee Cheuk Yiu, Anthony Ginting justru menelan kekalahan dengan skor 21-16, 10-21, dan 20-22.
Catatan menarik pun muncul setelah Ginting tak berhasil meraih satu gelar dari lima kali tampil di final. Ada beberapa masalah yang kerap dihadapi Anthony Ginting sepanjang 2019.
Berikut Bola.com merangkum dari berbagai sumber, empat alasan Anthony Sinisuka Ginting Selalu Gagal Juara pada 2019.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
1. Masalah Stamina
Satu di antara faktor yang sering dihadapi Anthony Ginting ialah soal stamina. Dari lima laga final yang dilakoni Ginting pada 2019 semuanya berlangsung rubber game atau tiga set, serta semuanya berujung kekalahan.
Contoh terbaru adalah penampilannya di final BWF World Tour Finals 2019, yang berlangsung rubber game. Pada gim ketiga, stamina Anthony Ginting berkurang hingga bisa dimanfaatkan oleh Momota. Pemain nomor satu dunia itu sudah menduga stamina Anthony Ginting akan menurun.
"Ginting bermain sangat baik. Saya melihat ada sesuatu yang berbeda dari dia. Setelah juara ini, masih ada turnamen-turnamen berikutnya. Dan saya sendiri tentunya harus siap untuk pertandingan selanjutnya, apalagi kalau harus bertemu Ginting lagi," ucapnya dikutip dari laman PBSI.
"Butuh waktu untuk menyesuaikan kecepatannya. Di game ketiga saya tahu dia akan kelelahan. Bagi saya, ini adalah turnamen yang paling sulit karena semua pemain hebat ada sini. Jadi saya senang bisa memenangkan turnamen ini," ujarnya.
Advertisement
2. Sering Bikin Kesalahan Sendiri
Pelatih tunggal putra pelatnas PBSI, Hendry Saputra, mengatakan Anthony Sinisuka Ginting punya kelebihan berupa teknik permainan yang mumpuni. Namun, pemain asal Cimahi, Jawa Barat itu, masih memiliki kekurangan, yaitu sering melakukan kesalahan sendiri.
"Saya bilang sama Anthony, standar dan kualitas dia bagus banget. Jangan lihat dia kalah dan menangnya sekarang, waktu di China Terbuka 2018, banyak yang bilang dia tampil sempurna, pemain masa depan. Sekarang dia kalah jadi jelek? Tidak, dia bagus kok, tapi ada kelemahannya, mati sendirinya masih banyak," ujar Hendry melalui rilis dari PBSI, Senin (17/6/2019).
"Dia melakukan kesalahan yang tidak tepat waktunya, di angka-angka yang penting. Saya bilang 'kamu harus lebih sabar, lebih ulet, lebih main aman'. Ini perlu, jadi kalau mengalami lagi, bisa digunakan senjatanya. Kalau sedang poin kritis, smes tipis-tipis, di-challenge hasilnya nol koma sekian milimeter, ternyata out, itu sering terjadi," tambahnya.
3. Ketahanan Kaki
Beberapa catatan dibuat pelatih tunggal putra, Hendry Saputra setelah pertandingan final BWF World Tour Finals 2019 antara Anthony Ginting versus Kento Momota. Menurutnya, poin penting yang harus segera dibenahi Anthony Ginting ialah ketahanan kakinya.
"Secara keseluruhan penampilan Ginting sudah oke. Di game pertama dia oke, begitu juga di game kedua. Secara kualitas sangat bisa mengimbangi, bahkan unggul di pertandingan tadi. Tapi kalau saya perhatikan di pertandingan tadi, sepertinya kendala Ginting ada di kaki, bukan dari tenaga, teknik atau yang lainnya. Jadi memang tadi di game ketiga itu pergerakan kakinya sudah nggak bisa maksimal," tutur Hendry Saputra.
Anthony Ginting memang mengalami kendala hampir serupa pada Asian Games 2018. Kala itu, Ginting harus menyerah dari pebulu tangkis China, Shi Yuqi di partai final karena mengalami kram otot.
Advertisement
4. Belum Bisa Akhiri Dominasi Kento Momota
Anthony Ginting bertemu Kento Momota sebanyak tiga kali di partai final sepanjang 2019. Ketiga pertemuan tersebut terjadi di Singapura Terbuka, China Terbuka, dan BWF World Tour Finals 2019.
Namun, dari ketiga pertemuan keduanya di final, Kento Momota selalu keluar sebagai juara. Meski Ginting kerap memaksa Momota bermain rubber game, pertandingan selalu dimenangkan tunggal asal Jepang tersebut.