Bola.com, Jakarta - Menahan kencing kerap dilakukan jika seseorang sedang sibuk, terjebak macet, sulit menemukan toilet, dan macam-macam. Menahan kencing mungkin merupakan masalah remeh yang jarang diperhatikan.
Kapasitas kandung kemih normal adalah sekitar 2 gelas cairan dan bahkan lebih sedikit untuk anak. Kandung kemih dapat meregang untuk menahan lebih dari ini, tetapi melakukannya terlalu sering bisa berbahaya bagi kesehatan.
Advertisement
Sesekali menahan kencing mungkin tidak akan menimbulkan masalah, tetapi ada beberapa efek yang tidak diinginkan jika menjadi kebiasaan. Bahaya menahan kencing sebagian besar bersifat kumulatif. Artinya bahaya ini bisa timbul jika menjadi kebiasaan.
Kompilikasi bisa terjadi akibat sering menahan kencing. Tak hanya mengganggu kesehatan saluran kemih, menahan kencing juga bisa berdampak pada kesehatan ginjal. Akibatnya sejumlah penyakit bisa mengintai saat sering menahan kencing.
Maka dari itu, penting untuk membiasakan untuk tidak menahan kencing. Berikut penyakit yang bisa timbul akibat sering menahan kencing, dirangkum dari berbagai sumber, Kamis (2/1/2020).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
1. Infeksi Saluran Kemih
Sering menahan kencing dapat memicu infeksi saluran kemih (ISK). Dalam beberapa kasus, menahan kencing terlalu lama dapat menyebabkan bakteri berkembang biak. Tidak ada penelitian yang menunjukkan menahan kencing menyebabkan ISK, tetapi banyak dokter menyarankan untuk menghindarinya.
Jika Anda tidak mengosongkan kandung kemih secara teratur, bakteri lebih cenderung menetap dan berkembang biak di kandung kemih. Bakteri yang mungkin sudah ada dalam sistem kemih kemudian dapat berkembang biak, berpotensi menyebabkan infeksi.
Gejala ISK meliputi sensasi terbakar atau menyengat saat buang air kecil, nyeri pada panggul atau perut bagian bawah, dorongan konstan untuk mengosongkan kandung kemih, urin yang kuat atau berbau busuk, urin keruh, urin gelap secara konsisten dan urin berdarah.
Advertisement
2. Inkontinensia Urine
Disfungsi buang air kecil atau inkontinensia urine merujuk pada sekelompok gejala klinis yang melibatkan kandung kemih, sfingter urine, uretra dan, pada pria, prostat. Kondisi ini bisa membuat seseorang tidak bisa menahan buang air kecil.
Biasanya hal ini terjadi ketika tubuh mulai tak bisa mengendalikan kandung kemih dan saluran kemih. Koordinasi yang buruk antara otot kandung kemih dengan uretra ini membuat seseorang bermasalah saat buang air kecil.
Urine yang sering ditahan dapat merusak otot dasar panggul. Salah satu otot ini adalah sfingter uretra, yang membuat uretra tetap tertutup, untuk mencegah urine keluar. Merusak otot ini dapat menyebabkan inkontinensia urine. Ketidakmampuan untuk menahan urine terkadang dapat menyebabkan ketidaknyamanan, sering ngompol, dan kadang-kadang masalah fisik lainnya.
3. Peregangan Kandung Kemih
Dalam jangka panjang, menahan kencing secara teratur dapat menyebabkan kandung kemih meregang. Ini mungkin menyulitkan atau membuat kandung kemih tidak bisa berkontraksi dan melepaskan kencing secara normal.
Jika seseorang memiliki kandung kemih yang meregang, tindakan tambahan, seperti kateter, mungkin diperlukan. Komplikasi paling umum dari kandung kemih yang membesar adalah bahwa kandung kemih menahan urine lebih lama dari seharusnya. Ini bisa berarti urine mengalir kembali ke ginjal melalui ureter. Ini dapat menyebabkan kerusakan ginjal.
Advertisement
4. Batu Kemih
Batu kandung kemih adalah massa mineral keras dalam kandung kemih. Batu ini berkembang ketika mineral terkonsentrasi dalam urine mengkristal dan membentuk batu. Batu Kemih bisa terjadi ketika seseorang sering menahan kencing. Jika tidak diobati, batu kandung kemih dapat menyebabkan infeksi dan komplikasi lainnya.
Batu kandung kemih dapat berkembang ketika kandung kemih Anda tidak benar-benar kosong. Ini menyebabkan urine menjadi pekat, dan kemudian bisa mengkristal dan membentuk batu. Beberapa infeksi dapat menyebabkan batu kandung kemih, dan kadang-kadang kondisi yang mendasari yang memengaruhi kemampuan kandung kemih untuk menahan, menyimpan atau menghilangkan urine dapat mengakibatkan pembentukan batu kandung kemih.
5. Batu Ginjal
Menahan kencing dapat menyebabkan batu ginjal terbentuk pada orang dengan riwayat kondisi tersebut, atau orang yang memiliki kandungan mineral tinggi dalam urine mereka. Kencing sering mengandung mineral seperti asam urat dan kalsium oksalat. Jika tak segera dikeluarkan, kandungan ini akan kembali ke atas dan membentuk batu ginjal.
Batu ginjal adalah hasil dari penumpukan mineral terlarut di lapisan dalam ginjal. Batu ginjal biasanya berasal dari ginjal. Namun, mereka dapat berkembang di mana saja di sepanjang saluran kemih seperti ureter dan kandung kemih.
Batu-batu itu mungkin kecil dan tidak diketahui melalui saluran kemih, tetapi mereka juga dapat menyebabkan rasa sakit yang luar biasa ketika mereka meninggalkan tubuh.
Advertisement
7. Kandung Kemih Pecah
Meski jarang terjadi, menahan kencing dapat menyebabkan pecahnya kandung kemih. Dalam skenario yang jarang terjadi, seseorang dapat menahan kencingnya begitu lama sehingga ketika tiba saatnya untuk mengeluarkan air seni, mereka tidak dapat melakukannya. Ini bisa menyebabkan kandung kemih pecah.
Pecahnya kandung kemih adalah kondisi darurat yang membutuhkan perhatian medis segera. Kandung kemih yang pecah adalah kondisi yang mengancam jiwa.
Disadur dari: Liputan6 (Penulis Anugerah Ayu Sendari/Editor Fadila Edelin, published: 2/1/2020)