Sukses


10 Efek Buruk Sering Konsumsi Makanan Berminyak, Jangan Sepelekan

Bola.com, Jakarta - Makanan berminyak terlihat menggiurkan, apalagi jika dinikmati saat bersantai di rumah maupun sepanjang perjalanan. Namun, di balik kenikmatannya, makanan berminyak menyimpan dampak negatif yang harus diwaspadai. 

Makanan berminyak tidak hanya ditemukan pada makanan cepat saji. Makanan ini termasuk semua jenis makanan yang digoreng, atau dimasak dengan minyak berlebih. Contohnya seperti gorengan, keripik, atau makanan berkuah yang mengandung minyak.

Makanan-makanan cenderung tinggi kalori, lemak, garam, dan karbohidrat olahan tetapi rendah serat, vitamin, dan mineral.

Makanan berminyak akan memberi efek negatif bagi kesehatan baik dalam jangka pendek maupun panjang. Contoh jangka pendek dari dampak makanan berminyak adalah sakit perut. Sementara dampak jangka panjangnya bisa termasuk penyakit jantung.

Menyadari efek buruk potensial dari makanan berminyak pada tubuh dapat membantu Anda membuat pilihan makanan yang lebih sehat. Berikut 10 efek buruk sering mengonsumsi makanan berminyak yang dirangkum dari berbagai sumber. 

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 11 halaman

1. Sebabkan Kembung, Sakit Perut dan Diare

Di antara makronutrien penting, karbohidrat, lemak, dan protein, lemak adalah yang paling lambat dicerna. Makanan berminyak mengandung banyak lemak, sehingga memperlambat pengosongan perut.

Ini membuat makanan menghabiskan lebih banyak waktu di perut yang dapat menyebabkan kembung, mual, dan sakit perut. Pada orang dengan kondisi pencernaan tertentu, makanan ini dapat memperburuk gejala seperti kram dan diare.

 

3 dari 11 halaman

2. Mengganggu Keseimbangan Bakteri Usus

Makanan berminyak diketahui dapat merusak bakteri sehat yang hidup di usus. Bakteri usus yang sehat dapat membantu meningkatkan kolesterol HDL yang melindungi jantung. Bakteri usus berperan penting dalam memecah serat untuk menghasilkan asam lemak rantai pendek.

Asam ini memiliki efek anti-inflamasi dan dapat melindungi terhadap gangguan pencernaan. Bakteri usus juga membantu meningkatkan imunitas. Ketidakseimbangan bakteri usus juga dapat berkontribusi terhadap kenaikan berat badan.

 

4 dari 11 halaman

3. Sebabkan obesitas

Makanan berminyak dapat menyebabkan kenaikan berat badan karena jumlah kalorinya yang tinggi. Ini disebabkan oleh minyak trans dalam makanan berminyak.

Obesitas dikaitkan dengan banyak kondisi kesehatan negatif, termasuk penyakit jantung, diabetes, stroke, dan kanker tertentu.

 

5 dari 11 halaman

4. Picu stroke dan penyakit jantung

Makanan berminyak memiliki beberapa efek negatif pada kesehatan jantung. Sering mengonsumsi gorengan telah dikaitkan dengan peningkatan tekanan darah, penurunan HDL (kolesterol baik), dan menyebabkan peningkatan berat badan dan obesitas.

Kondisi ini menyebabkan timbunan lemak yang menghalangi aliran darah melalui arteri. Pada akhirnya efek ini dapat menyebabkan serangan jantung, stroke, atau penyakit arteri perifer. 

 

6 dari 11 halaman

5. Tingkatkan risiko diabetes

Makanan berminyak dapat meningkatkan risiko diabetes tipe 2. Mengonsumsi makanan cepat saji, yang tidak hanya mencakup makanan berminyak tetapi juga minuman manis, menyebabkan asupan kalori tinggi, penambahan berat badan, kontrol gula darah yang buruk, dan meningkatnya peradangan.

Faktor-faktor ini kemudian meningkatkan risiko diabetes tipe 2 dan sindrom metabolik.

 

7 dari 11 halaman

6. Sebabkan Jerawat

Makanan berminyak terbukti dapat meningkatkan pertumbuhan jerawat. Konsumsi minyak berlebih mampu memengaruhi ekspresi gen dan mengubah kadar hormon yang dapat menyebabkan jerawat.

Asam lemak omega-6 adalah salah satu penyebab jerawat. Minyak yang digunakan dalam menggoreng makanan berminyak mengandung omega-6 tinggi dan karenanya dapat berkontribusi pada ketidakseimbangan hormon.

 

8 dari 11 halaman

7. Merusak Fungsi Otak

Pola makan yang kaya akan makanan berlemak dan berlemak dapat menyebabkan masalah dengan fungsi otak. Penambahan berat badan, tekanan darah tinggi, dan sindrom metabolik yang dikaitkan dengan makanan berlemak juga dikaitkan dengan kerusakan pada struktur otak dan jaringan.

Makanan tinggi lemak trans juga telah dikaitkan dengan gangguan fungsi otak.

 

9 dari 11 halaman

8. Masalah Pernapasan

Kelebihan kalori dari makanan berminyak bisa menyebabkan kenaikan berat badan yang mengarah pada obesitas. Obesitas meningkatkan risiko untuk masalah pernapasan, termasuk asma dan sesak napas.

Berat berlebih akan memberi tekanan pada jantung dan paru-paru yang menyebabkan kesulitan bernapas saat berjalan, menaiki tangga, atau berolahraga.

Untuk anak-anak, risiko masalah pernapasan sangat jelas. Dilansir dari Healthline, studi menemukan bahwa anak-anak yang makan makanan cepat saji setidaknya tiga kali seminggu lebih mungkin untuk mengembangkan asma. 

10 dari 11 halaman

9. Kolesterol Tinggi

Makanan berminyak mengandung lemak trans pemicu kolesterol tinggi. Lemak trans tidak hanya meningkatkan kadar kolesterol jahat, tetapi mereka juga menurunkan kadar kolesterol baik.

Ketika kolesterol menumpuk di arteri, kondisi ini dapat menghalangi aliran darah yang dapat menyebabkan penyakit jantung koroner, serangan jantung, atau stroke.

 

11 dari 11 halaman

10. Sebabkan Dimensia

Makanan berminyak yang mengandung lemak trans berpotensi menyebabkan demensia. Studi menunjukkan sesorang dengan kadar lemak trans tertinggi dalam darah memiliki potensi 52–74 persen terkena penyakit dimensia.

Risiko ini semakin meningkat jika kebiasaan makan makanan berminyak disertai faktor lain seperti merokok, tekanan darah tinggi dan diabetes.  

Disadur dari: Liputan6 (Penulis Anugerah Ayu Sendari/Editor Fadila Edelin, published: 13/1/2020). 

Sepak Bola Indonesia

Video Populer

Foto Populer