Bola.com, Jakarta - Keberadaan jerawat sering dianggap mengganggu, terutama memengaruhi penampilan. Apalagi, jerawat kadang disertai rasa sakit dan gatal.
Jerawat dapat tumbuh di mana saja, terutama wajah. Namun, jerawat juga bisa muncul di telinga. Kehadiran jerawat di telinga memang tak kelihatan, tapi bisa menyebalkan.
Advertisement
Sesungguhnya jerawat tumbuh di telinga bukan fenomena aneh. Telinga memiliki konsentrasi kelenjar minyak yang tinggi, sehingga jerawat bisa berkembang di sana.
Selain permukaan kulit telinga yang tipis, telinga juga bersentuhan dengan tulang rawan yang rentan dengan peradangan dan mengarah pada rasa nyeri yang menyakitkan.
Layaknya jerawat di wajah atau di punggung, kemunculan jerawat di telinga juga disebabkan oleh berbagai faktor penyebab yang kerap disepelekan.
Berikut penyebab jerawat di telinga dan cara mengatasinya yang telah dirangkum dari berbagai sumber, Senin (13/1/2020).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Penyebab Jerawat di Telinga
Jerawat yang muncul di area telinga sangat mengganggu. Tapi, ada cara cepat untuk mengatasinya. Layaknya jenis jerawat di wajah, jerawat di telinga juga merupakan suatu peradangan di kulit yang disebabkan oleh penyumbatan pori-pori akibat kelebihan minyak alami kulit, sel kulit mati, dan pertumbuhan bakteri.
Menurut American Academy of Dermatology, peradangan kulit akan membesar menjadi jerawat yang berisi nanah.
Dilansir dari laman Refinery29, penyebab utama dari munculnya jerawat di telinga berasal dari kondisioner rambut, gel rambut, hair spray, dan produk perawatan rambut lainnya yang menyumbat ke dalam pori-pori sekitar telinga. Untuk itu, pastikan selalu membersihkan telinga setelah menggunakan semua produk tersebut.
Walaupun struktur telinga didominasi tulang rawan, kulit yang melapisinya tetap mengandung kelenjar minyak dan pori-pori. Oleh karena itu, tidak menutup kemungkinan terjadi penyumbatan pada pori di telinga penyebab jerawat.
Selain itu, ada beberapa faktor risiko seseorang mengalami jerawat di telinga seperti:
- Ketidakseimbangan hormon, seperti masa puber atau menjelang menstruasi.
- Penggunaan produk kosmetik atau produk perawatan rambut yang mengenai telinga dan memicu reaksi peradangan.
- Infeksi bakteri di telinga yang biasanya terjadi akibat luka atau kebiasaan sering menyentuh atau menggaruk telinga dengan kondisi tangan yang kotor.
- Kebiasaan menggunakan earphone atau headphone yang jarang dibersihkan juga dapat memicu munculnya jerawat di telinga.
- Rambut yang tidak dijaga kebersihannya juga dapat menjadi penyebab jerawat di telinga. Rambut yang kotor sangat memungkinkan akan membawa bakteri menempel di telinga.
- Aksesori telinga seperti anting yang kotor juga dapat menjadi penyebab jerawat di telinga. Penggunaan anting atau tindik yang kotor akan mendatangkan kemunculan baketri, sehingga dapat memicu munculnya jerawat di sekitar telinga.
- Penggunaan helm dapat meningkatkan kelembapan di ssekitar telinga. Lingkungan yang lembap merupakan kondisi yang ideal untuk mendukung pertumbuhan bakteri. Apabila bakteri masuk ke dalam pori-pori di telinga, maka akan muncul jerawat.
Advertisement
Cara Mengatasi Jerawat di Telinga: Kompres dengan Air Hangat
Cara mengatasi jerawat di telinga yang bisa Anda lakukan untuk meminimalisir rasa nyeri dengan mengompresnya menggunakan air hangat. Pertama-tama, bersihkan bagian telinga terlebih dahulu dengan menggunakan alkohol untuk menghilangkan bakteri yang ada.
Setelah itu, celupkan kapas atau handuk kecil bersih ke air hangat, peras, lalu tempelkan ke bagian telinga yang berjerawat. Anda dapat melakukan cara mengatasi jerawat di telinga ini 2-3 kali sehari selama kurang lebih 5 menit.
Hindari memencet jerawat di bagian ini karena hanya akan memperburuk kondisi jerawat dan membuat kulit bagian telinga mengalami iritasi atau meradang.
Cara Mengatasi Jerawat di Telinga: Mengoleskan Obat Jerawat
Anda juga bisa menggunakan obat jerawat yang mengandung benzoyl peroxide. Kandungan ini biasanya tersedia dalam bentuk gel, lotion, krim, atau bisa juga sabun.
Obat jenis ini memang paling umum digunakan dan dikenal efektif mengatasi jerawat. Hal ini dikarenakan kandungan benzoyl peroxide diketahui mampu membunuh bakteri dan mengurangi kulit berminyak.
Karena efek sampingnya dapat membuat kulit mengelupas, maka sebaiknya Anda menggunakan produk dengan takaran yang sudah dianjurkan oleh dokter atau yang tertera pada cara pakai di kemasan.
Advertisement
Cara Mengatasi Jerawat di Telinga: Memberikan Antibiotik
Apabila jerawat di telinga disebabkan oleh infeksi bakteri dan kondisinya cukup parah, biasanya dokter akan memberikan pengobatan dengan antibiotik seperti minocycline, doxycycline, dan tetracycline.
Cara Mengatasi Jerawat di Telinga: Memberikan Vitamin A Topikal
Cara mengatasi jerawat di telinga selanjutnya dapat mengoleskan obat oles yang mengandung vitamin A. Salah satu pilihan jenis pengobatan ini adalah tretinoin. Jenis obat ini tidak dianjurkan untuk digunakan oleh ibu hamil.
Advertisement
Cara Mengatasi Jerawat di Telinga: Obat Sistemik
Cara mengatasi jerawat di telinga selanjutnya yang bisa dicoba adalah memberikan obat sistemik. Obat sistemik yang sering digunakan untuk mengatasi jerawat adalah isotretinoin. Obat ini mengandung vitamin A dan biasnaya akan diberikan jika jerawat cukup parah.
Namun, jenis obat ini tidak disarankan dikonsumsi oleh ibu hamil karena dapat menyebabkan kecacatan pada janin.
Cara Mencegah Muncul Jerawat di Telinga
Setelah mengetahui penyebab jerawat di telinga, Anda akan lebih mudah untuk melakukan tindak pencegahan agar tidak muncul lagi. Salah satu cara mencegah jerawat di telinga dengan rutin membersihkan bagian tersebut.
Perlu diperhatikan, cukup membersihkan bagian luar telinga saja. Jika ingin menggunakan cotton bud, cukup lakukan di awal saluran telinga saja. Jangan membersihkan terlalu dalam.
Munculnya jerawat di telinga bukan hanya terkait kebersihan saja. Faktor pemicu lainnya dapat berupa stres, fluktasi, hormon, dan gen.
Disadur dari: Liputan6 (Penulis Nisa Mutia Sari/Editor Fadila Adelin, published: 13/1/2020)
Advertisement