Bola.com, Solo - National Paralympic Committee (NPC) Indonesia bakal memulangkan atlet ke daerah asal karena program pelatnas untuk menghadapi ASEAN Paragames dihentikan.
NPC menghentikan pelatnas karena pelaksanaan ASEAN Paragames 2020 di Filipina kembali ditunda akibat wabah virus Corona.
Baca Juga
Advertisement
"Kapan pemulangan dan jadwal latihan lagi masih kami bahas. Kami menunggu jawaban dari Kemenpora, apakah pelatnas tetap akan dilanjutkan atau atlet diliburkan sementara waktu," tutur Koordinator persiapan kontingen APG 2020 Indonesia, Rima Ferdianto.
Pada dasarnya, NPC menawarkan dua opsi ke pemerintah terkait mundurnya ASEAN Paragames, yaitu tetap melanjutkan program pelatnas atau meliburkan atlet sementara hingga batas waktu yang belum ditentukan.
Jika opsi pertama ditempuh, pemerintah harus menggelontorkan anggaran pelantas Rp10 miliar per bulan.
"Itu hanya untuk latihan saja. Tidak termasuk try out atlet ataupun menambah perlengkapan," katanya.
Namun, tidak semua atlet di bawah binaan NPC dipulangkan. Ada 37 atlet dari delapan cabor yang diproyeksikan ke Paralimpiade Jepang 2020 masih tetap menjalani pelatnas di Kota Solo hingga bulan September.
Video
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Masalah Rumit
Sementara terkait penundaan ASEAN Paragames 2020, ASEAN Para Sports Federation (APSF) juga menawarkan dua opsi ke seluruh negara peserta APG.
Pertama, APG diundur sampai batas waktu yang tidak ditentukan. Opsi kedua, APG tetap digelar di Filipina, namun menunggu sampai wabah Corona mereda. Dengan catatan, Philippine Sports Commission harus memberi tahu peserta 60 hari sebelum laga digelar.
”Ada tambahan syarat juga dari Thailand dan Singapura bahwa batas APG digelar tahun ini harus sebelum bulan September karena dua negara ini tidak bisa menganggarkan dana setelah September itu. Sementara NPC Indonesia menyetujui dua opsi tersebut,” jelas Rima Ferdianto.
Advertisement