Jakarta - Setelah menjadi atlet tak terkalahkan dalam ranah seni bela diri campuran domestik, Abro "The Black Komodo" Fernandes kini menanti lagi kesempatan untuk berlaga menghadapi atlet papan atas dari luar Indonesia.
Atlet berusia 29 tahun yang mewakili Indonesia dan Timor Leste tersebut, baru saja mengalahkan Eko "Electrical Knockout" Priandono dalam ajang One Championship: Warrior’s Code pekan lalu. Ini sekaligus penegasan bahwa ia merupakan salah satu atlet terbaik yang ada di Indonesia.
Advertisement
Baik Eko maupun Abro Fernandes pernah menjadi penguasa divisi bantamweight One Pride MMA
Pria yang kini menetap di Solo, Jawa Tengah ini memiliki rekor profesional 9-2-0. Dari angka tersebut, dua kekalahan yang ia terima berasal dari atlet luar negeri – Gurdarshan Mangat asal India/Kanada serta Chan Rothana dari Kamboja.
Sebelum berlaga, Abro Fernandes sempat berharap untuk menghadapi atlet luar negeri di kesempatan yang akan datang. Dan kini, setelah kembali mencetak kemenangan atas atlet Indonesia, ia semakin tertantang untuk menguji atlet lain yang memiliki dasar seni bela diri berbeda.
“Saya menunggu pihak One Championship untuk memberikan lawan selanjutnya. Saya sih siap saja,” tutur Abro terkait laga berikutnya.
Video Laga Abro Fernandes vs Eko Priandono
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Mempertajam Kemampuan
Sebelum berhadapan dengan Eko, Abro pun sempat mengalahkan Rudy "Golden Boy" Agustian, yang juga pernah merengkuh sabuk juara divisi flyweight One Pride MMA. Fakta tersebut semakin menguatkan anggapan bahwa produk Han Academy ini merupakan salah satu atlet terbaik yang ada di tanah air.
Abro menyadari bahwa jalannya masih panjang, dan demi bisa bersaing dengan para atlet yang ada di pentas global, ada banyak hal yang harus ditingkatkan dan pelajari.
“Tentunya saya akan mempertajam skill-skill saya, mempelajari kelemahan lawan saya berikutnya, apalagi kalau saya mendapat kesempatan untuk bertanding dengan atlet-atlet dari luar negeri, karena hal tersebut akan menambah jam terbang saya sebagai atlet bela diri campuran dengan begitu skill saya juga meningkat," ungkap Abro.
Advertisement
Kelas Neraka
Saat ini, divisi flyweight dianggap sebagai kelas neraka karena persaingan yang ketat dalam divisi tersebut. Adriano "Mikinho" Moraes asal Brasil dan Demetrious "Mighty Mouse" Johnson asal Amerika Serikat merupakan dua nama yang kini bertengger dalam deretan teratas divisi tersebut. Keduanya dijadwalkan untuk bertemu pada bulan April nanti untuk memperebutkan sabuk Juara Dunia One Flyweight yang kini disandang Moraes.
Meski mengakui ada banyak hal yang bisa Abro tingkatkan, ia tidak gentar jika harus menghadapi para atlet terbaik divisinya.
"Saya setuju kedua atlet tersebut memang sudah master di olahraga bela diri campuran, tapi kalau memang ada kesempatan menghadapi atlet top dunia seperti itu saya yakin akan ada celahnya untuk kita merebut kemenangan tentunya disertai persiapan yang lebih matang,” tutur Abro.
Sumber: One Championship
Disadur dari: Liputan6.com (Achmad Yani Yustiawan, published 15/2/2020)