Sukses


7 Kebiasaan yang Tingkatkan Risiko Serangan Jantung di Usia Muda, Harus Diwaspadai

Bola.com, Jakarta - Penyakit jantung sering dilabeli sebagai pembunuh senyap. Angka kematian akibat serangan jantung makin meningkat seiring waktu.

Kini serangan jantung tak hanya dialami oleh lanjut usia, juga sudah dialami generasi muda. Kini tingkat serangan jantung meningkat pada orang dewasa berusia antara 20-an dan 30-an. 

Menurut American College of Cardiology pada 2019, proporsi orang dewasa di bawah 40 yang mengalami serangan jantung naik 2 persen per tahun selama 10 tahun terakhir. Sejumlah faktor dapat meningkatkan risiko serangan jantung dan penyakit jantung lainnya.

Faktor penyebab serangan jantung pada usia muda ini bisa disebabkan oleh kebiasaan buruk tertentu. Kebiasaan yang membahayakan kesehatan jantung ini bahkan kerap tidak disadari generasi muda.

Berikut 7 kebiasaan yang bisa meningkatkan risiko serangan jantung di usia muda, dirangkum dari berbagai sumber, Kamis (20/2/2020). 

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 8 halaman

1. Kurang tidur

Jumlah tidur yang tepat adalah pelindung pada kesehatan jantung. Durasi tidur dapat memengaruhi risiko seseorang terkena serangan jantung, terlepas dari faktor risiko jantung lainnya, termasuk yang genetik.

Dilansir dari Medical News Today, penelitian oleh American College of Cardiology mengungkapkan bahwa mereka yang tidur kurang dari 6 jam per malam memiliki risiko 20 persen lebih tinggi terkena serangan jantung pertama dibandingkan dengan mereka yang tidur 6-9 jam.

Sementara itu, mereka yang tidur lebih dari 9 jam memiliki risiko 34 persen lebih tinggi terkait serangan jantung.

 

3 dari 8 halaman

2. Merokok

Merokok adalah penyebab utama penyakit jantung. Zat kimia dalam asap tembakau merusak sel darah. Mereka juga dapat merusak fungsi jantung dan struktur dan fungsi pembuluh darah. Kerusakan ini meningkatkan risiko aterosklerosis.

Ketika dikombinasikan dengan faktor-faktor risiko lain - seperti kadar kolesterol darah yang tidak sehat, tekanan darah tinggi, dan kelebihan berat badan atau obesitas, merokok semakin meningkatkan risiko penyakit jantung dan serangan jantung. 

 

4 dari 8 halaman

3. Malas Berolahraga

Berolahraga setiap hari adalah faktor penting lain yang berkontribusi terhadap kesehatan jantung. Tak jarang anak muda sering malas berolahraga. Jantung membutuhkan latihan sama seperti otot lainnya. Otot yang digunakan secara teratur menjadi lebih kuat dan lebih sehat.

Saat berolahraga, jantung dapat memompa lebih banyak darah ke seluruh tubuh dan terus bekerja dengan efisiens. Menurut American Heart Association, berolahraga 30 menit sehari lima hari seminggu akan meningkatkan kesehatan jantung dan membantu mengurangi risiko penyakit jantung.

 

5 dari 8 halaman

4. Stres

Stres memacu tubuh untuk melepaskan adrenalin yang bisa membuat detak jantung meningkat dan tekanan darah naik. Seiring waktu, terlalu banyak stres dapat merusak pembuluh darah di jantung dan meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke.

Studi juga menghubungkan stres dengan perubahan cara pembekuan darah, yang membuat serangan jantung lebih mungkin terjadi.

Selain itu, beberapa cara menghilangkan stres juga berpengaruh pada kesehatan jantung. Beberapa orang mengatasi stres dengan makan makanan tidak sehat, merokok, dan minum alkohol. Semua cara ini makin memperburuk kondisi jantung. 

 

6 dari 8 halaman

5. Duduk Terlalu Lama

Duduk terlalu lama, atau kurang aktif dapat menjadi pemicu serangan jantung. Kini tak sedikit orang dewasa yang lebih muda menghabiskan waktunya duduk 8 jam di kantor. Aktivitas yang tak disertai olahraga dan pola hidup sehat akan berdampak buruk pada kesehatan jantung.

Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan pada Januari 2014 di American Heart Association, dibandingkan dengan orang-orang dengan gaya hidup aktif, mereka yang tidak bergerak cukup dan cenderung duduk selama lima jam atau lebih setiap hari memiliki dua kali lipat risiko gagal jantung.

 

7 dari 8 halaman

6. Pola Makan yang Buruk

Pola makan yang buruk seperti makan makanan berlemak, makanan olahan, dan menghindari sayur dan buah bisa menjadi pemicu penyakit jantung. Jumlah terbesar kematian akibat penyakit jantung dikaitkan dengan asupan tinggi daging olahan dan minuman manis dengan asupan sayuran dan buah yang rendah.

Para peneliti dari Tufts University di Boston, University of Cambridge di Inggris dan Montifiore Medical Center di New York mereka menunjukkan sekitar 45 persen kematian terkait dengan kebiasaan makan yang tidak sehat dikaitkan dengan pengaruh kesehatan jantung dan metabolisme. 

 

8 dari 8 halaman

8. Mengabaikan Medical Check-up

Medical check-up kerap kali dilewatkan. Padahal, pemeriksaan ini sangat penting untuk mengetahui kondisi kesehatan secara berkala. Secara umum medical check-up akan memeriksa indeks masa tubuh, gula darah, tekanan darah, kolesterol, dan rekam jantung. Semua proses ini dapat mengetahui kesehatan jantung secara keseluruhan.

Dengan melakukan medical check-up seseorang bisa mendeteksi secara dini jika ada masalah jantung. Melakukan medical check-up jantung dapat mendeteksi adanya penyempitan pembuluh darah yang menyebabkan serangan jantung.  

Disadur dari: Liputan6.com (Penulis Anugerah Ayu Sendari/Editor Nanang Fahrudin, published: 19/2/2020)

Video Populer

Foto Populer