Sukses


Cara Praveen Jordan / Melati Daeva Mengisi Waktu Selama Isolasi Darurat Corona

Bola.com, Jakarta - Praveen Jordan/Melati Daeva tengah menjalani isolasi mandiri di Pelatnas Cipayung sekembalinya dari All England 2020. Keduanya memiliki cara sendiri-sendiri dalam menghabiskan waktu.

Seluruh tim All England 2020 wajib menjalani isolasi selama 14 hari sekembalinya dari Birmingham, Inggris. Karena alasan itu juga, PBSI urung melakukan selebrasi penyambutan kepada Praveen/Melati.

Padahal, menyambut pahlawan Indonesia sekembalinya dari turnamen bergengsi sudah menjadi tradisi selama bertahun-tahun, apalagi gelarnya adalah All England. Namun, Praveen/Melati tidak mempermasalahkan hal tersebut.

"Nggak apa-apa, demi kebaikan semuanya. Memang agak berkurang euforianya. Rasanya senang juara tapi ada rasa khawatir," kata Melati soal penyambutan dilansir dari badmintonindonesia.org.

Mengenai kegiatan yang dilakukan Praveen/Jordan selama masa karantina, bisa dibilang keduanya tidak kompak. Jika Praveen memilih bermain gim, maka Melati lebih suka tidur dan menonton drama Korea favoritnya.

"Di kamar selama isolasi tidak banyak melakukan aktivitas, paling telepon keluarga atau main gim. Sama olahraga sendiri saja biar tetap fit badannnya," ujar pemain asal klub Djarum ini.

"Di kamar lebih banyak istirahat, makan, tidur, repeat! Tapi pelatih minta untuk tetap gerak dan jaga kondisi fisik, stretching di kamar. Selebihnya mungkin nonton CLOY," ungkap Melati.

 

Video

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 2 halaman

Tanggapi Isu Penundaan Olimpiade Tokyo 2020

Praveen juga menanggapi isu penundaan Olimpiade Tokyo 2020 mendatang. Permintaan untuk menunda ajang multi-event terbesar dunia itu sudah mengemuka sejak jauh hari.

Sejauh ini federasi bulutangkis dunia (BWF) pun masih belum mengumumkan secara resmi mengenai hal ini, termasuk sistem penghitungan poin dari turnamen race to Tokyo yang dibatalkan diantaranya German Open 2020, Swiss Open 2020, India Open 2020, Malaysia Open 2020, Singapore Open 2020 serta Badminton Asia Championships 2020.

"Kalau dibilang merugikan ya memang kami sebagai pemain rugi. Tapi ini musibah yang dialami dunia, kami nggak bisa apa-apa, demi keselamatan bersama ya," ujar Praveen menutup pembicaraan.

Video Populer

Foto Populer