Bola.com, Jakarta - Komite Olimpiade Internasional (IOC) akhirnya menyerah. Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe, mengatakan Presiden IOC, Thomas Bach sudah menyetujui penundaan Olimpiade Tokyo 2020.
Artinya, suara banyak atlet agar Olimpiade 2020 yang berlangsung 24 Juli hingga 9 Agustus ditunda bisa jadi kenyataan.
Baca Juga
5 Wonderkid yang Mungkin Jadi Rebutan Klub-Klub Eropa pada Bursa Transfer Januari 2025, Termasuk Marselino Ferdinan?
Media Negeri Jiran Panaskan Rumor Pelatih Karismatik Malaysia Jadi Arsitek Gres Persis di BRI Liga 1
Cerita Legenda Chelsea Temukan Bakat Hokky Caraka: Dulunya Bek dan Diubah Jadi Striker, Bangga Masuk Timnas Indonesia
Advertisement
"Saya mengajukan penangguhan sekitar setahun dan Presiden (IOC) Thomas Bach merespons dengan menyetujui 100 persen," kata Abe, seperti dilansir BBC, Selasa (24/3/2020).
Menurut Abe, keputusan penundaan tersebut diambil karena mempertimbangkan kondisi terkini terkait pandemi COVID-19.
Selain itu, kesehatan dan keselamatan atlet menjadi pertimbangan utama. Penyelenggara Olimpiade Tokyo 2020 berharap atlet bisa tampil di Olimpiade dengan kondisi terbaik.
Bola.com pun coba membuat kronologi penundaan Olimpiade Tokyo 2020 yang ternyata dimulai dari kapal pesiar Diamond Princess.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Kronologi Penundaan Olimpiade 2020
5 Februari
Diamond Princess, sebuah kapal pesiar, mengkarantina 3.600 penumpang di Yokohama, Jepang, setelah perjalanan dua pekan ke Asia Tenggara. Ditemukan 128 orang di dalamnya memiliki virus Corona, kala itu jumlah terbesar di luar China.
14 Februari
Penyelenggara Olimpiade Tokyo 2020 dan IOC mengatakan tidak ada Plan B untuk Olimpiade 2020. Padahal kala itu virus Corona telah menginfeksi hampir 64 ribu di seluruh dunia dengan hampir 1.400 kematian di China.
7 Maret
Presiden IOC, Thomas Bach mengirimkan surat kepada semua atlet Olimpiade untuk melanjutkan persiapan menuju Tokyo 2020. "Kami, komunitas Olimpiade, dapat sekali lagi menyatukan seluruh dunia dalam kompetisi yang damai," ucap Bach kala itu.
12 Maret
Upacara penyalaan obor Olimpiade berlangsung di Olympia, Yunani, tanpa ada penonton. Presiden Amerika Serikat, Donald Trump menyarankan Olimpiade Tokyo 2020 lebih baik ditunda ketimbang tetap berlangsung tanpa penonton.
Advertisement
Lanjut ke Halaman Berikutnya
17 Maret
-Sekali lagi IOC mengumumkan pihaknya tetap berkomitmen penuh pada acara yang dipentaskan pada Juli kendati penyebaran global virus Corona. "Setiap spekulasi pada saat ini akan menjadi kontraproduktif. IOC mendorong semua atlet untuk terus mempersiapkan Olimpiade Tokyo 2020 sebaik mungkin," tulis keterangan IOC.
-Pada hari yang sama, mulai banyak atlet bersuara soal tidak mungkin menggelar Olimpiade Tokyo 2020 sesuai jadwal. "IOC telah membahayakan kesehatan kami," kata atlet Yunani, Katerina Stefanidi. Beberapa atlet juga telah menghentikan latihan. "Kini mustahil untuk berlatih," ucap atlet Inggris, Katarina Johnson-Thompson.
19 Maret
Seakan tidak mendengar keluhan atlet dan anjuran untuk menunda gelaran Olimpiade Tokyo 2020, Presiden IOC, Bach kembali menyebut pihaknya sedang memikirkan beberapa skenario. Tapi bukan penundaan.
22 Maret
Kanada telah mengumumkan enggan mengirimkan atlet ke Olimpiade Tokyo 2020 kecuali ditunda selama satu tahun. IOC pun melunak. Mereka menetapkan deadline sampai empat ke depan sebelum memutuskan apakah Olimpiade 2020 ditunda atau tidak.
24 Maret
Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe mengumumkan Presiden IOC, Bach telah setuju dengan proposal mereka untuk menunda Olimpiade 2020. "Kami harus memikirkan situasi terkini akibat virus Corona," ucap Abe.
Sumber: ESPN