Sukses


Ini Alasan Wajib 14 Hari Berada di Rumah Saja untuk Cegah Virus Corona Covid-19

Jakarta - Pemerintah Indonesia menerapkan aturan 14 hari di rumah saja demi menanggulangi virus Corona COVID-19. Apakah Anda tahu kenapa pemerintah menerapkan aturan 14 hari?

Pertanyaan tersebut pun bisa Anda temukan di Instagram Dinas Kesehatan DKI Jakarta. Mereka menjelaskan waktu 14 hari adalah hitungan dua kali masa inkubasi virus Corona COVID-19.

"14 hari mampu menghentikan laju penularan," bunyi salah satu penjelasan di foto yang diunggah Dinkes DKI Jakarta melalui Instagram resmi mereka.

Selain itu, Dinkes DKI Jakarta juga menyebut 14 hari bisa menyelamatkan ribuan orang. Dengan diam di rumah dan tetap produktif di dalam pagar rumah sendiri untuk memutus virus corona covid-19.

Dinkes DKI Jakarta juga mengajak seluruh rakyat Indonesia untuk memanfaatkan 14 hari agar tidak menjadi carier virus Corona COVID-19.

 

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.

Video

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 5 halaman

Potong Rantai Penularan

Sementara itu, dikutip dari Jakarta.go.id, ada banyak alasan kenapa harus 14 hari, yakni:

  • 14 hari adalah waktu inkubasi virus COVID-19
  • 14 Hari mampu menghentikan laju penularan.
  • Bila ada yang tertular, diam di rumah selama 14 hari dapat memotong rantai penularan. Diam di rumah dan tetap produktif dalam pagar rumah sendiri
  • Jangan lupa rajin cuci tangan. Gunakan tisu untuk tutup mulut jika batuk. Buang tisu di bak sampah tertutup. Terapkan pola hidup sehat dengan makan bergizi dan olahraga.
  • Manfaatkan 14 harimu agar tidak menjadi pembawa virus 
3 dari 5 halaman

Penjelasan Ganjar Pranowo

Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo juga menjelaskan alasan 14 hari, melalui akun Instagram pribadinya. Menurut Ganjar, ketika seseorang kontak dengan apapun yang bisa menginfeksinya dengan COVID-19, maka seseorang tersebut harus menunggu selama 14 hari (minimal). Jika tidak terjadi apa-apa, maka orang tersebut aman.

Dia juga menyebut, libur 14 hari untuk memotong rantai penularan, ini baru akan berhasil jika semua orang tetap tinggal di rumah masing-masing selama 14 hari itu, kenapa harus begitu?

4 dari 5 halaman

Contoh Anak Sekolah

Seorang anak sekolah, misalnya. Mereka libur atau sekolah dari rumah mulai 16 Maret selama 14 hari, dia akan masuk sekolah lagi pada hari ke-15.

Ternyata anak ini dan keluarganya menggunakan waktu libur untuk jalan-jalan, mengunjungi keramaian, sekumpulan orang, ke mal, serta tempat wisata lainnya.

Seandainya dia jalan-jalan di hari ke-10 dan tertular COVID-19 di tempat yang ia kunjungi, mungkin pada hari ke-14 atau ke-15 belum ada tanda-tanda sakit. Tetapi dia sudah membawa COVID-19 di tubuhnya dan berpotensi menularkannya ke orang lain.

Andai dia masuk sekolah pada hari ke-15 dan seterusnya, maka 14 hari libur sekolahnya itu tidak ada gunanya. Karena penularan terjadi juga di sekolah. Efek domino akan berlangsung, rantai penularan tidak terputus.

5 dari 5 halaman

Saling Pantau

Waktu 14 hari itu, kata Ganjar, juga berguna untuk saling pantau. Jika ada orang yang menunjukkan gejala-gejala menderita serangan COVID-19 bisa segera ditangani dan penularan hanya stop pada dia.

Karena dia tidak ada kontak dengan orang lain dalam 14 hari itu.

 

Sumber asli: Jakarta.go.id

Disadur dari: Liputan6.com (Cakrayuri Nuralam/Edu Krisnadefa, Published 27/3/2020)

Disclaimer:

Bersama lebih dari 50 media nasional dan lokal, Bola.com ikut serta melakukan kampanye edukasi #amandirumah secara serentak di stasiun televisi, radio, koran, majalah, media siber, dan media sosial.

Bola.com secara intens akan memproduksi konten-konten edukasi informatif yang positif berkaitan dengan wabah virus Corona COVID-19 sebagai bagian gerakan moral bersama #medialawancovid19. Tolong bantu sebar seluas mungkin info positif ini ke seluruh lapisan masyarakat agar mata rantai penyebaran COVID-19 di Indonesia dapat diputus.

Video Populer

Foto Populer