Bola.com, Jakarta - Di tengah pandemi virus corona saat ini, penggunaan disinfektan semakin meningkat. Disinfektan diharapkan dapat memutus rantai penyebaran dan penularan COVID-19.
Intensitas penggunaannya pun sedang digalakkan diseluruh wilayah, baik oleh pemerintah maupun masyarakat biasa. Kebutuhan masyarakat yang tinggi akan disinfektan, membuat banyak orang berlomba-lomba membuat cairan disinfektan sendiri guna membunuh virus corona yang diduga dapat hidup dan bertahan selama beberapa hari pada permukaan benda.
Advertisement
Selain itu, penyemprotan disinfektan pun dilakukan di sejumlah tempat yang memiliki intensitas tinggi terhadap kontak dan interaksi publik seperti fasilitas umum, wilayah perkantoran, hingga pemukiman warga. Namun, penggunaan disinfektan juga memiliki bahaya yang tidak disadari banyak orang.
Penyemprotan dan penggunaan disinfektan yang tidak benar justru malah membahayakan, misalnya disemprotkan secara langsung ke tubuh manusia. Senyawa yang terkandung didalamnya memiliki dampak buruk terhadap kesehatan, apabila bersentuhan langsung dengan kulit dan wajah.
Pada artikel kali ini, Fimela.com akan membahas tiga bahaya disinfektan bagi kesehatan. Tentunya informasi ini sangat penting untuk kamu agar tidak salah kaprah dalam menggunakan cairan ini. Berikut ini adalah tiga bahaya disinfektan.
Video
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Mengandung Senyawa dengan Kadar Tinggi
Disinfektan memiliki kandungan senyawa yang beragam diantaranya adalah senyawa chlorin, hydrogen peroksida, creosote, aldehid, quaternary ammonium compunds (quats), idiofor, dan alkohol. Cairan ini juga diketahui memiliki kandungan senyawa yang disebut dengan biosida dan memiliki kadar yang cukup tinggi.
Dikutip dari Klikdokter bahwa formula untuk membuat cairan disinfektan harus terdaftar pada badan EPA (Environmental Protection Agency). Hal tersebut diperlukan mengingat senyawa yang diformulasikan dalam cairan disinfektan bekerja dengan cara merusak sel tubuh kuman, virus, dan bakteri.
Maka dari itu, cairan ini akan lebih efektif jika digunakan dan diaplikasikan pada permukaan benda-benda yang ada disekitar terutama pada benda yang sering digunakan. Contoh benda yang sering digunakan ialah gagang pintu, toilet, meja, kursi, dan lain sebagainya asal tidak langsung disemprotkan ke tubuh manusia.
Advertisement
Disinfektan Dapat Menyebabkan Gangguan Pernapasan
Pada halaman sebelumnya, kita sudah membahas disinfektan memiliki beragam kandungan senyawa. Bahaya disinfektan yang kedua adalah disinyalir dapat menyebabkan gangguan pernapasan, akibat senyawa yang ada didalamnya apabila terhirup.
Tubuh manusia akan merespons hal tersebut, apabila terjadi dalam jangka waktu yang pendek dengan mengeluarkan zat beracun tersebut melalui sistem metabolisme tubuh. Akan tetapi, jika tindakan itu terjadi dalam jangka panjang maka dapat menurunkan sistem pertahanan tubuh.
Hal ini tentunya dapat menimbulkan gangguan kesehatan pada sistem pernapasan, karena cairan disinfektan memiliki posibilitas tinggi terhirup secara tidak sengaja ketika disemprotkan secara langsung pada tubuh manusia.
Merujuk pada bahaya tersebut, lebih baik hindari penyemprotan cairan disinfektan secara berulang-ulang untuk menghilangkan dan mematikan virus corona. Cukup dengan mencuci tangan untuk menangkal penyebaran virus secara rutin pada waktu-waktu yang penting.
Dengan melakukan metode mencuci tangan secara benar dan tepat, kamu sudah dapat mengoptimalkan tindakan pencegahan dan meminimalisir gangguan kesehatan lain yang bisa disebabkan karena penggunaan disinfektan yang tidak benar atau berlebihan.
Disinfektan Berpotensi Menyebabkan Keracunan
Disinfektan masih dianggap belum terlalu efektif untuk membunuh virus, kuman, dan bakteri apabila disemprotkan secara langsung ke tubuh manusia. Hal ini dikarenakan cairan disinfektan hanya mampu menyentuh bagian luar tubuh dan pakaian serta benda yang menempel pada tubuh.
Pasalnya, virus, kuman, dan bakteri yang menginfeksi tubuh masuk kedalam sel-sel tubuh. Maka dari itu, cairan disinfektan sebaiknya tidak disarankan untuk disemprotkan langsung pada tubuh manusia.
Alih-alih berniat untuk membunuh virus, penyemprotan disinfektan secara langsung ke tubuh manusia justru menimbulkan bahaya kesehatan lain pada manusia seperti potensi menyebabkan keracunan dan gangguan sistem pencernaan. Hal ini dapat terjadi apabila cairan tidak sengaja tertelan.
Oleh karena itu, sembari berjaga-jaga lebih baik hindari menyentuh mulut ketika sedang terjadi kontak dengan cairan disinfektan. Selalu tutup segitiga wajah apabila kamu hendak keluar rumah. Kamu juga dapat menggunakan masker sebagai tindakan pencegahan terhadap dampak buruk penyemprotan cairan disinfektan di tempat-tempat umum.
Sumber: Fimela.com
Disadur dari: Fimela.com (Penulis: Imelda Rahma/Editor: Ayu Puji Lestari/Published: 07/04/2020)
Disclaimer:
Bersama lebih dari 50 media nasional dan lokal, Bola.com ikut serta melakukan kampanye edukasi #amandirumah secara serentak di stasiun televisi, radio, koran, majalah, media siber, dan media sosial.
Bola.com secara intens akan memproduksi konten-konten edukasi informatif yang positif berkaitan dengan wabah virus corona COVID-19 sebagai bagian gerakan moral bersama #medialawancovid19. Tolong bantu sebar seluas mungkin info positif ini ke seluruh lapisan masyarakat agar mata rantai penyebaran COVID-19 di Indonesia dapat diputus.
Advertisement