Bola.com, Jakarta - Bulutangkis terus bermetamorfosis dari masa ke masa untuk menggaet lebih banyak peminat dan penonton di berbagai belahan dunia. Harus diakui, pamor bulutangkis masih terlalu dominan di Asia dan sebagian Eropa.
Pamor bulutangkis masih kalah jauh dibanding tenis. Gap besar tersebut tercermin dari hadiah turnamen, perhatian dari media, hingga popularitas para atletnya. Tenis harus diakui lebih menjual, sehingga sponsor juga berbondong-bondong menggelontorkan dana, terutama untuk turnamen-turnamen bergengsi.
Advertisement
Federasi Bulutangkis Dunia (BWF) menyadari fakta-fakta tersebut, sehingga berusaha terus berinovasi. Satu di antara target besarnya adalah membuat pertandingan bulutangkis lebih "menjual", sehingga dukungan dari sponsor juga lebih besar.
Pada 2002, BWF mencoba berinivasi dengan menerapkan sistem poin baru mulai Januari. BWF ingin mengubah sistem skor klasik. Pada awalnya, bulutangkis menggunakan ssitem 15 poin untuk tunggal putra dan semua sektor ganda. Adapun tunggal putri menggunakan aturan 11 poin.
Menurut BWF, sistem poin klasik itu tidak menjual karena durasinya bisa sangat lama. Ada aturan pindah bola pada sistem poin klasik tersebut. Imbasnya pertandingan terkadang berlangsung sangat lama jika sering terjadi pindah bola dan rubber set.
Durasi pertandingan yang terlalu lama dan sulit ditebak diduga menjadi penyebab sponsor kurang berminat untuk mengucurkan dana. Itulah yang mendasari BWF mengapungkan perubahan sistem poin.
BWF memunculkan sistem skor 5x7, yang langsung diterapkan pada awal tahun. Sama seperti sistem klasik, aturan skor baru ini juga masih menggunakan aturan pindah bola. Pemain hanya dihitung mendapat poin jika sedang memegang servis.
Tidak ada perbedaan sistem perhitungan baik untuk tunggal atau ganda maupun untuk putra atau putri. Dengan sistem ini, pemain yang lebih dulu memenangi tiga set akan dinobatkan sebagai pemenang.
Pada sistem ini, masing-masing set terdiri atas tujuh poin. Bila terjadi kedudukan 6-6, pemain yang lebih dulu mencapai angka 6 akan menentukan apakah terjadi deuce 2 (permainan akan berakhir pada poin 8) atau tidak (permainan tetap berakhir pada poin 7).
Aturan lain, jika kedua pemain sama-sama memenangi dua set, maka pemenang ditentukan pada set kelima. Pada set kelima, kedua pemain akan berpindah lapangan jika salah satu sudah mencapai empat poin.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Durasi Tetap Panjang
Bagaimana nasib sistem skor 5x7 tersebut? Ternyata sistem skor yang diapungkan BWF ini hanya mampu bertahan selama delapan bulan.
Sistem skor baru tersebut pada penerapannya tak berhasil memangkas durasi pertandingan. Laga bulutangkis di semua nomor rata-rata tetap berlangsung lama.
Penyebab pertandingan masih berlangsung panjang tak lain karena masih dipertahankannya aturan pindah bola. Harapan BWF membuat laga bulutangkis menjadi lebih komersil dengan aturan skor baru tersebut berujung gagal total.
Sejak September 2002, BWF memutuskan untuk kembali menggunakan sistem klasik, yaitu 15 poin. Sistem poin 5X7 kali terakhir diapakai pada Commonwealth Games 2002.
Sumber: BWF
Advertisement