Bola.com, Jakarta - Sudah hampir sebulan Mohammad Hasan atau Bob Hasan tutup usia setelah berjuang melawan penyakit kanker. Kepergiannya masih meninggalkan duka yang mendalam bagi dunia atletik Indonesia.
"Rasanya masih belum percaya Pak Bob Hasan sudah meninggal," kata atlet lompat jauh Indonesia, Maria Natalia Londa, saat berbincang dengan Bola.com melalui telepon, Sabtu (26/4/ 2020).
Advertisement
Kepergian Bob Hasan menjadi pukukan berat dan meninggalkan lubang besar bagi dunia atletik Indonesia. Bagaimana pun sosok pengusaha kawakan Indonesia itu tak bisa dipisahkan dari dunia atletik Indonesia. Julukannya saja Bapak Atletik Indonesia.
Bob Hasan bisa dibilang mendedikasikan lebih dari separuh hidupnya untuk atletik Indonesia. Bob lebih dari 40 tahun berkecimpung di atletik.
Pria kelahiran Semarang pada 1931 tersebut kali pertama menjabat ketua umum PASI pada 1976 menggantikan Sayidiman Suryohadiprojo, alias empat puluh tahun lalu. Sejak itu, sosoknya tak tergantikan di asosiasi tersebut hingga tutup usia.
Dia rela melakukan apa pun, termasuk merogoh kocek dari kantong pribadinya untuk memenuhi kebutuhan para atlet atletik Indonesia. Bukan hanya bermodal dana pribadi, Bob Hasan juga rela mengorbankan waktunya. Dia menjelajah ke berbagai sudut Indonesia untuk berburu bibit-bibit atlet yang mumpuni. Mereka kemudian ditempa dengan harapan mengukir prestasi untuk Tim Merah Putih.
Rasa kehilangan besar yang dirasakan para atlet atletik Indonesia atas meninggalnya Bob Hasan sangat wajar. Hampir dipastikan semua atlet tersebut hanya mengenal Bob Hasan sebagai ketua PASI di sepanjang hidup mereka. Maria Londa menggambarkan dunia atletik Indonesia seperti anak ayam kehilangan induk.
"Jujur saja kami para atlet atletik pasti kahawatir dengan kepergian Pak Bob Hasan. Kami cemas seperti apa masa depan atletik Indonesia nantinya," ungkap Maria, yang meraih medali emas lompat jauh di Asian Games 2014.
Namun, bagaimana hidup harus terus berjalan. Itulah kenyataan yang dihadapi para pengurus Persatuan Atletik Seluruh Indonesia. Mereka harus move on, mempersiapkan diri menata perjalanan ke depan tanpa sosok Bob Hasan, selama ini menjadi detak jantung atletik Indonesia.
"Selama ini Pak Hasan sudah sering berpesan kepada saya bahwa jika beliau sudah meninggal, PASI harus jalan terus. Pengurus, semua pemangku kepentingan di atletik, semuanya harus tetap melanjutkan hidup. Kami harus mencari figur ketua umum yang baru," kata Sekretaris Jenderal PB PASI, Tigor Tanjung, saat dihubungi Bola.com, Jumat (24/5/2020).
Tigor mengatakan untuk jangka pendek pengurus PB PASI tinggal menjalankan program-program yang sudah disusun. Berdasar AD/ART, kepengurusan PB PASI masih tetap bisa berjalan sampai Desember 2020. Peran ketua umum untuk sementara digantikan sekjen dan para ketua bidang.
Sejauh ini, menurut Tigor tidak ada kendala yang berarti, kecuali perubahan yang terjadi karena pandemi virus corona. Beberapa program tidak bisa dijalankan akibat wabah COVID-19 yang melanda dunia, berimbas pada pembatalan berbagai event olahraga, termasuk di atletik hingga penundaan Olimpiade Tokyo 2020.
Publik mulai bertanya-tanya siapa sosok yang bisa menggantikan Bob Hasan di PASI. Tugas sang pengganti dipastikan sangat berat karena Bob Hasan bukan hanya dikenal berdedikasi tinggi membangun atletik Indonesia, tapi juga rela merogoh kocek pribadi untuk memenuhi kebutuhan atlet, pelatnas, turnamen, dan lain-lain.
Menurut Tigor, setiap bulannya Bob Hasan merogoh sekitar Rp1,5 miliar dari kantong pribadi untuk pembiayaan di atletik. Nominal itu belum termasuk dana untuk menggelar turnamen di Tanah Air.
Saat dikulik-kulik apakah PASI sudah memiliki gambaran tentang calon ideal pengganti Bob Hasan, Tigor belum membuka secara gamblang. Ia hanya menyebutkan kriteria yang diharapkan dimiliki calon ketua umum PASI.
"Yang jelas ketua umum baru PB PASI nanti harus punya prinsip, meneruskan filosofi Pak Hasan. Menurut Pak Hasan, pembinaan itu sangat penting. Selain itu pembinaan itu tentang menanam bukan memetik. Dan saat menanam apakah pasti panen? Belum tentu. Mencari atlet itu seperti mencari tambang emas. Jadi, ketika sudah menanam, keluar banyak biaya dan terkadang belum dapat hasil, jangan disebut sebagai kerugian. Prinsip seperti itu yang harus juga dimiliki ketua umum yang baru nanti," kata Tigor.
"Zaman juga sudah berkembang, atletik juga harus ikut komersialisai juga, walaupun tidak gampang. Di mana-mana sama saja, atletik sulit mendapatkan sponsor. Ketua umum yang baru harus ke sana dan merumuskannya dengan terprogram," imbuh Tigor.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Belum Siap Kehilangan Bob Hasan
Maria Londa juga tidak memiliki jawaban ketika ditanya siapa sosok ideal untuk menggantikan Bob Hasan. Dia hanya berharap siapa pun nanti yang jadi ketua umum bisa meneruskan apa yang selam ini dilakukan Bob Hasan.
"Jujur kami sebenarnya belum siap kehilangan beliau, mungkin tidak akan pernah siap," ujar Maria.
"Siapa pun nanti ketua umum baru PB PASI, semoga bisa menjadi panuran buat atlet dan pengurus, serta ikhlas menjalani hari harinya di atletik indonesia," kata Maria Londa.
Saat diminta memilih apakah lebih suka sosok ketua umum dari kalangan pengusaha atau yang mengenal atletik dengan baik, Maria berharap gabungan keduanya.
"Kalau bisa keduanya, seperti Pak Bob Hasan. Pengusaha yang juga suka atletik," ujar Maria.
Maria Londa menyadari mencari pengganti ideal Bob Hasan tantangan yang sangat sulit. Menurut Maria, dedikasi Bob Hasan untuk atletik Indonesia tiada duanya.
Dia bukan hanya berperan sebagai ketua umum, tapi juga ayah bahkan mentor bagi atlet. Maria juga menyebut Bob Hasan sosok yang sangat memperhatikan pembinaan atlet, sehingga ada program pelatnas remaja di PASI.
"Pak Hasan itu memilih terjun di atletik karena ingin membantu anak-anak yang berasal dari keluarga tidak mampu, kemudian diasah hingga bisa menjadi atlet yang membanggakan Indonesia dan bisa berdiri sendiri secara finansial. Beliau juga selalu mengajari kami bagaimana cara membuka usaha, apa pun itu. Beliau sangat senang jika atlet-atletnya belajar bisnis untuk persiapan masa depan," urai Maria.
"Pak Hasan itu juga sosok tak kenal lelah memberi semangat pada atlet-atletnya. Menurut beliau kalau atlet pernah gagal itu tidak apa-apa, asalkan tetap sehat. Karena katanya kalau sehat dan tidak cedera bisa berlatih keras lagi untuk meraih kesuksesan," imbuh Maria mengenang sosok Bob Hasan.
Maria berharap siapa pun nanti sosok yang menggantikan Bob Hasan bisa menjaga tradisi yang selama berjalan. Ia mengatakan selama ini Bob Hasan selalu merespons cepat kebutuhan atlet, sering ke lapangan untuk melihat perkembangan atlet, serta memperhatikan hal-hal kecil.
Menurut Maria, Bob Hasan memperlakukan atlet seperti keluarganya sendiri.
"Misalnya untuk hal sepele, kalau kami butuh alat latihan apa pun, bisa langsung minta ke Bapak dan cepat diberikan. Sewaktu saya cedera juga diurusi sampai sembuh, didatangkan dua dokter, Bapak juga terus menyemangati Maria sampai bisa melompat lagi," kata Maria.
"Hal kecil lainnya, semua atlet pelatnas dari yang senior sampai remaja itu setiap bulan bahkan sampai dikasih uang untuk belanja kebutuhan sehari-hari, seperti beli sabun dan sampo. Masing-masing dapat jatah Rp800 ribu, kemudian kami belanja bersama. Kata Pak Bob Hasan kami diberi jatah uang bulanan untuk belanja itu supaya uang saku dari pelatnas bisa ditabung," kata Maria.
Advertisement
Sosok Pengganti
Pelatih atletik nomor lari cepat, Eni Nuraeni Sumartoyo, juga berharap ketua umum PB PASI yang baru bisa meneruskan metode kepemimpinan ala Bob Hasan. Menurutnya, Bob Hasan berperan berperan bukan hanya sebagai ketua umum, tapi juga bisa mengayomi semuanya.
"Pak Bob Hasan itu sosok yang selalu perhatian dengan atlet-atlet. Seringkali tiba-tiba telepon, bertanya kabar atlet. Kadang telepon subuh atau jam 10 malam. Beliau bertanya bagaimana latihannya para atlet, sekolahnya gimana, sehat atau tidak. Seminggu bisa beberapa kali telepon. Bukan hanya ke saya, tapi juga ke pelatih lain dan juga atlet," kata Eni saat dihubungi Bola.com, Sabtu (25/4/2020).
"Pak Bob Hasan juga sangat tahu kondisi masing-masing atlet, sampai keluarganya bagaimana. Seperti saat suami saya sakit, beliau bertanya bagaimana kondisinya, apakah stabil atau tidak. Pak Bob Hasan itu bukan cuma ketua umum, tapi seperti teman, guru, keluarga. Jadi kami semua seperti keluarga besar," urai Eni.
Eni mengakui kepergian Bob Hasan membuat bingung para pelaku atletik, termasuk dirinya. Mereka kehilangan sosok yang selama ini menjadi pemimpin yang bisa diandalkan.
"Mudah-mudahan nanti ketua umum yang baru masih seperti itu, seperti yang lalu saja. Seperti Pak Bob Hasan. Kami di atletik tetap ada yang mengayomi. Saya kira kalau kebijakan juga seperti yang dulu saja," kata Eni.
Hingga sekarang belum ada kandidat yang benar-benar muncul sebagai calon pengganti Bob Hasan yang kemungkinan maju pada Pemilihan Ketua Umum pada Desember 2020.
Namun, ada yang berharap tongkat kepemimpinan PB PASI beralih ke putri Bob Hasan, Iki Hasan. Sang putri selama ini juga sudah dikenalkan dengan dunia atletik oleh Bob Hasan dan tahu benar filosofi sang ayah dalam mengelola PB PASI.
Saat ditanya bagaimana responsnya jika tongkat kepemimpinan beralih ke putri Bob Hasan, Eni menjawab singkat. "Mudah-mudahan beliau," ujar Eni.
Pemilik hak suara dalam pemilihan ketua umum dan pengurus PB PASI masih punya waktu sekitar delapan bulan untuk mencari sosok ideal pengganti Bob Hasan.
Bagaimana pun PB PASI harus segera move on dan melanjutkan langkah, termasuk mewujudkan satu di antara cita-cita Bob Hasan yang belum kesampaian, yaitu mempersembahkan medali Olimpiade dari cabang atletik untuk Indonesia.
Ketua Umum dan pengurus PB PASI yang terpilih pada Desember nanti langsung menghadapi pekerjaan besar karena Olimpiade Tokyo 2020 diundur tahun depan. Sejauh ini, atletik baru meloloskan Lalu Muhammad Zohri ke Olimpiade. Beberapa atlet lain masih punya kesempatan meraih tiket ke Olimpiade, tapi saat ini proses kualifikasi terpaksa terhenti karena pandemi virus corona.
Tugas lain yang akan dihadapi ketua umum dan pengurus PB PASI yang baru adalah memastikan pelatnas dan program lainnya tetap jalan meskipun kini tak ada lagi sumbangan dana pribadi dari Bob Hasan. Yang tak kalah penting adalah memastikan regenerasi atletik terus berjalan, termasuk tak kenal lelah mencari talenta-talenta terbaik atletik dari berbagai pelosok Indonesia.