35 Kata-kata Cinta Anak Racing buat Pacar, Tetap Garang namun Romantis

1. "Kamu dan motor racingku selalu bisa menarik perhatianku".

2. "Motor aja aku rawat baik-baik, apalagi kamu".

3. "Cintaku tidak dapat disamakan dengan event drag race yang jalannya lurus, tetapi cintaku lebih mirip seperti event road race yang banyak tikungan dan dipenuhi rintangan".

4. "Anak racing itu keren, sabar dan pengertian, kurang apa lagi coba?"

5. "Kebanyakan anak racing itu romantis dan setia pada satu motornya".

6. "Aku akan mengejar cintaku hingga ke garis finis".

7. "Cowok racing itu walau kuat dan sudah biasa jatuh seperti dia berkali kali jatuh dalam balapan dia pun punya hati yang tidak ingin disakiti".

8. "Cowok racing yang romantis itu tidak akan pernah lupa dengan tanggal jadiannya. Sama seperti dia tidak akan pernah lupa untuk mengganti oli motornya setiap bulan".

9. "Pacaran sama anak racing pasti setia karena tidak ada waktu untuk selingkuh karena waktunya sudah habis hanya untuk ngurusin motor dan pacarnya".

10. "Aku bukan lelaki romantis, bukan pula lelaki yang bertutur dengan kata-kata manis, aku adalah lelaki kedua setelah ayahmu yang tak ingin melihatmu menangis".

11. "Ibarat ban… Cinta aku ke kamu seperti sebuah ban swalow… Kuat sekali cengkramannya".

12. "Kalau motor habis bensin bisa di isi di pom, tapi kalau kesabaran hati sudah habis memangnya mau isi di mana?"

13. "Cowok yang bisa mengendalikan laju motornya ia pasti juga andal dalam mengendalikan laju emosinya".

14. "Kami mungkin tak jago bermain dengan senar gitar tapi kami lebih jago bermain dengan tali gas".

15. "Rasa sakit, terjatuh dan gagal, kecewa, serta benyak rasa yang tidak mengenakkan itu, semuanya justru akan membuat hati menjadi lebih tangguh lagi".

16. "Saat di mana kita mengingat kembali bahwa sukses adalah tujuan kita, maka terjatuh adalah bagian dari proses itu, sehingga tak akan membuat kita patah semangat dan terus berusaha".

17. "Berkali-kali jatuh ke aspal adalah pembelajaran untuk jadi lebih baik lagi".

18. "Terjatuh dari motor itu biasa, asalkan mampu bangkit kembali dari keterpurukan".

19. "Jadi anak racing juga harus tetap menjaga sportifitas dalam balapan".

20. "Kadang cowok yang selalu menang dalam racing tapi dalam percintaannya malah sering kena tikung".

21. "Menyerahlah saat sektor mesinmu mulai menyerah. Pembalap terbaik adalah pembalap yang bisa merasakan kemampuan mesin".

22. "Kalau bicara soal menang dan kalah itu soal biasa dalam balap motor".

23. "Beberapa pembalap memang mengawali karir balapnya tanpa restu dari orang tua".

24. "Tak ada yang bisa membayar sebuah kegagalan jika bukan sebuah kesuksesan".

25. "Tetap melaju dan tidak pernah takut untuk putus, tetap pegang kopling agar si doi tak berpaling".

26. "Memang sungguh tiada tempat yang nyaman selain di dalam rumah, terkadang di luar kurang ramah, tapi bagaimanapun juga setidaknya saya berani keluar untuk membuktikan saya bukan lah seorang pecundang".

27. "Setiap pembalap harus memiliki motivasi dan semangat dalam diri, itu modal utama untuk maju di pentas balap".

28. "Dalam pertarungan sengit terkadang kita harus mencoba beberapa racing line yang berbeda untuk menjadi seorang juara".

29. "Anak racing itu beda sama anak liar. Anak racing itu sportif dan tidak rusuh saat kalah.”

30. "Kami balapan bukan mencari muka dan kami balapan bukan mencari harta melainkan kami balapan untuk menyalurkan hobi-hobi kami".

31. "Optimistis boleh, tapi harus realistis, racing mengajarkan kita untuk belajar dan berusaha menggapai sebuah impian".

32. "Mungkin kecepatan punya batasan, tapi harapan menang tak pernah terbatas, i love racing".

33. "Balapan itu bukanlah tentang siapa yang lebih berpengalaman, tetapi tentang siapa yang mampu memberi kejutan".

34. "Jangan pernah tanggung dalam berusaha karena hasilnya pasti akan tanggung juga".

35. "Kalahkanlah lawanmu dengan pikiran, bukanlah dengan kebringasan, carilah kelemahan lawanmu, bukanlah cari mesin pinjaman, kalau dirimu tidak mau menjadi pecundang di jalanan".

Disadur dari: Liputan6.com (Reporter: Nisa Mutia Sari, Editor: Septika Shidqiyyah. Published: 8/9/2019).