Sukses


33 Kata-kata Bung Hatta yang Mampu Membakar Semangat

Bola.com, Jakarta - Dr.H. Mohammad Hatta atau lebih dikenal dengan Bung Hatta merupakan Wakil Presiden Republik Indonesia yang pertama. Ia juga merupakan proklamator bersama Ir. Soekarno.

Dunia juga mengenal Bung Hatto sebagai negarawan dan ekonom ulung.

Kiprah politik Bung Hatta dimulai sebagai bendahara Jong Sumatranen Bond wilayah Padang pada 1916.

Sewaktu melanjutkan pendidikan di Belanda, Bung Hatta terpilih secara beruntun sebagai ketua Perhimpunan Indonesia (PI) sampai tahun 1930. Sebagai ketua PI saat itu, Hatta memimpin delegasi Kongres Demokrasi Internasional untuk perdamainan di Berville, Prancis, pada 1926.

Sejak saat itu, Bung Hatta mulai memperkenalkan Indonesia di kalangan organisasi-organisasi internasional. Pada 1927, Bung Hatta bergabung dengan Liga Menentang Imperialisme dan Kolonialisme di Belanda.

Bung Hatta juga bersahabat dengan aktivis nasionalis India, Jawaharhal Nehru.

Sebagai tokoh bangsa, Bung Hatta piawai dalam merangkai kata-kata bijak guna membakar semangat.

Berikut ini hasil rangkuman kata-kata Mohammad Hatta dilansir dari Brilio, Kamis (11/6/2020).

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 2 halaman

Kata-kata Quote Bung Hatta

1. "Pahlawan yang setia itu berkorban, bukan buat dikenal namanya, tetapi semata-mata membela cita-citanya".

2. "Aku rela dipenjara asalkan bersama buku, karena dengan buku aku bebas".

3. "Saya menyebut satu nama yang patut menjadi kenang-kenangan buat selama-lamanya: Tjipto Mangunkusumo, yang meninggal kemarin pagi dalam usia 58 tahun. Sejarah hidupnya mudah diterangkan dengan beberapa kata saja: jujur, setia, ksatria, berjuang, berkorban, pembuangan, dan penyakitan".

4. "Apa yang dilakukan oleh orang setelah mendengar suatu khotbah jauh lebih penting dari apa yang dikatakannya tentang khotbah itu".

5. "Memang benar pepatah Jerman: 'Der Mensch ist, war es iszt', artinya: 'sikap manusia sepadan dengan caranya ia mendapat makan'.

6. "Hari siang bukan karena ayam berkokok, akan tetapi ayam berkokok karena hari mulai siang. Begitu juga dengan pergerakan rakyat. Pergerakan rakyat timbul bukan karena pemimpin bersuara, tetapi pemimpin bersuara karena ada pergerakan".

7. "Indonesia merdeka bukan tujuan akhir kita. Indonesia merdeka hanya syarat untuk bisa mencapai kebahagiaan dan kemakmuran rakyat".

8. "Hamba-hamba Allah penghuni surgawi, harus menggunakan bahasa yang halus dan sopan".

9. "Banyak orang yang bertukar haluan karena penghidupan, istimewa dalam tanah jajahan di mana semangat terlalu tertindas, tetapi pemimpin yang suci senantiasa terjauh daripada godaan iblis itu".

10. "Biarlah pengalaman masa lalu kita menjadi tonggak petunjuk, dan bukan tonggak yang membelenggu kita".

11. "Berpuluh-puluh pemimpin kita yang meringkuk dalam bui sengsara dalam pembuangan di Boven Digul, dengan tiada mempunyai pengharapan akan kembali lagi. Berapakah di antara saudara-saudara yang masih kenal akan nama-nama mereka?"

12. "Kurang cerdas dapat diperbaiki dengan belajar, kurang cakap dapat dihilangkan dengan pengalaman. Namun, tidak jujur sulit diperbaiki".

13. "Kematian adalah yang terakhir dalam waktu, tetapi sekaligus yang awal dari kekalahan".

14. "Tak ada harta pusaka yang sama berharganya dengan kejujuran".

15. "Perjuanganku melawan penjajah lebih mudah, tidak seperti kalian nanti. Perjuangan kalian akan lebih berat karena melawan bangsa sendiri".

16. "Maka dengan tercapainya penyerahan kedaulatan, perjuangan belum selesai".

17. "Filosofi meluaskan pandangan serta mempertajam pikiran, sekaligus berguna untuk menerangkan pikiran dan penetapan hati".

18. "Malahan kita berada pada permulaan perjuangan yang jauh lebih berat dan lebih mulia, yaitu perjuangan untuk mencapai kemerdekaan daripada segala macam penindasan".

19. "Buku jadi salah satu sumber energi dan kebebasan bagi mereka yang haus akan ilmu pengetahuan".

20. "Anak muda boleh pandai beretorika, tapi juga harus sadar untuk mewujudkan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat yang menjadi cita-cita".

21. "Agar persatuan dan kepedulian tak makin pudar, teruslah menjunjung tinggi sila ketiga Pancasila, Persatuan Indonesia".

22. "Kita boleh merdeka secara fisik, tapi kita masih perlu usaha keras buat mewujudkan manusia bermental baja guna meraih cita-cita bangsa".

 

 

23. "Akan ada satu masa ketika kita harus melawan saudara bangsa sendiri, melawan KKN dan pemberontakan dalam negeri".

24. "Apa pun yang membuatmu takut, hadapilah dengan berani".

25. "Kita masih terus berjuang jadi tuan rumah di negeri sendiri, tanyakan pada diri, "Apa yang sudah saya berikan untuk bangsa ini?"

26. "Kita butuh waktu untuk berkontemplasi buat memetik pesan dari apa yang telah dibaca".

27. "Tindakan jauh lebih penting daripada kata-kata".

28. "Dasar kekeluargaan itulah dasar hubungan istimewa pada koperasi. Di sini tidak ada majikan dan buruh, melainkan usaha bersama di antara mereka yang sama kepentingan dan tujuannya."

29. "Membaca tanpa merenungkan adalah bagaikan makan tanpa dicerna."

30. "Betul, banyak orang yang bertukar haluan karena penghidupan, istimewa dalam tanah jajahan di mana semangat terlalu tertindas, tetapi pemimpin yang suci senantiasa terjauh daripada godaan iblis itu".

31. "Untuk mencapai cita-cita yang tinggi, manusia (pahlawan) melepaskan nyawanya pada tiang gantungan, mati dalam pembuangan, tetapi senantiasa menyimpan dalam hatinya luka wajah tanah air yang duka".

32. "Koperasi juga bisa mendidik toleransi dan rasa tanggung jawab bersama. Dengan demikian, koperasi bisa mendidik dan memperkuat demokrasi sebagai cita-cita bangsa".

33. "Kita dapat mengukur keberadaan kita terhadap Allah dengan kepekaan kita terhadap penderitaan dan kesusahan orang lain."

 

Disadur dari: Brilio.net (Penulis: Lola Lolita. Published: 5/2/2020) 

Video Populer

Foto Populer