Bola.com, Jakarta - Setelah berkiprah selama 20 tahun di kancah bulutangkis internasional, Lin Dan memutuskan gantung raket, Sabtu (4/7/2020). Dunia bulutangkis kehilangan salah satu pemain terhebatnya, terutama di sektor tunggal putra.
Siapa pun sulit membantah jika Lin Dan dianggap sebagai pemain terbaik di generasinya atau bahkan sepanjang sejarah.
Baca Juga
Advertisement
Lin Dan dikenal sebagai pebulutangkis dengan teknik di atas rata-rata. Dia memiliki mental juara, sehingga mendulang kesuksesan di ajang-ajang besar.
Pemain berjulukan Super Dan itu sudah mengoleksi dua medali emas Olimpiade, lima titel kejuaraan dunia, dan enam gelar All England.
Selama 19 tahun berkarier sebagai pebulutangkis profesional, Lin Dan pernah menghadapi banyak pemain hebat. Dia dikenal memiliki rivalitas dengan Lee Chong Wei (Malaysia) dan Taufik Hidayat (Indonesia) di lapangan.
Lalu, siapa lawan yang paling ditakuti oleh pemain berusia 32 tahun itu? "Tak ada. Saya selalu menganggap semua lawan sama. Kadang saya menang dan kadang saya kalah," kata Lin Dan dalam wawancara dengan media India, Femina, empat tahun lalu.
Meski demikian, Lin Dan tetap memiliki pemain panutan, dua di antaranya merupakan pemain legendaris Indonesia. Dia mengaku mengagumi Taufik, Chong Wei, dan juga Hendrawan (Indonesia).
"Taufik dan Chong Wei sangat berbakat, sedangkan Hendrawan jadi pemain hebat berkat kerja kerasnya," ujar Lin Dan.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Pertandingan Paling Berkesan
Dari sekian banyak pertandingan yang sudah dijalani, Lin Dan menyebut final Olimpiade Beijing 2008 sebagai laga yang paling berkesan dalam karier maupun hidupnya.
"Pertandingan itu digelar di negara saya dan saya berhasil memenuhi ekspektasi tinggi dari masyarakat dengan meraih medali emas. Saya akan selalu mengingat momen tersebut," kata Lin Dan.
Pada final Olimpiade Beijing 2008 tersebut, Lin Dan, mengalahkan rival klasiknya, Lee Chong Wei, di partai final. Kesuksesan itu diraihnya kembali pada Olimpiade London 2012. Lagi-lagi dia menundukkan Lee di laga puncak.
Lin Dan merupakan pemain pertama yang berhasil mempertahankan gelar tunggal putra bulutangkis di kancah Olimpiade.
Kekalahan itu juga memupuskan harapan Malaysia untuk merebut emas pertama di kancah Olimpiade. Menjelang final, Lee Chong Wei sempat mengaku khawatir. Dia masih terbayang kekalahan dari Lin Dan pada final Olimpiade Beijing 2008. Ternyata kekhawatiran Lee menjadi kenyataan.
Advertisement
Tato di Tubuh Lin Dan
Dalam sesi wawancara itu, Lin Dan juga bercerita tentang tato di tubuhnya. Super Dan memiliki banyak tato di tubuhnya. Dia punya lima tato dengan arti berbeda mulai dari inisial namanya, inisial nama panggilan istrinya (Xie Xingfang), penghormatan untuk sang nenek, potongan kalimat favoritnya, dan simbol jumlah titel turnamen major yang sudah diraihnya. Mengapa Lin Dan menyukai seni rajah tubuh itu?
"Saya selalu tertarik dengan tato. Fungsi tato untuk pria hampir sama dengan anting yang dipakai wanita, yaitu membuat seseorang menjadi lebih cantik/tampan," kata Lin Dan.
Dengan usia yang sudah menginjak kepala tiga, Lin Dan sadar dirinya sudah berada di pengujung karier. Dia pun telah memiliki rencana setelah gantung raket.
"Saya ingin mempromosikan bulutangkis ke seluruh dunia. Selain itu, saya ingin anak saya nanti jadi pemain bulutangkis juga," tutur Lin Dan.
Sumber: dari berbagai sumber