Bola.com, Jakarta - Beragam cara bisa dilakukan untuk menunjukkan rasa sayang dan cinta kepada ibu. Satu di antara cara mengungkapkannya ialah melalui puisi tentang ibu.
Ibu merupakan sosok wanita paling berjasa bagi semua manusia di dunia. Semua orang terlahir dari rahim seorang ibu. Kurang lebih selama sembilan bulan ibu mengandung hingga akhirnya melahirkan.
Baca Juga
Advertisement
Setelah itu, seorang ibu merawat sang buah hati hingga beranjak dewasa. Tak pernah ada keluh kesal dari seorang ibu selama merawat dan membesarkan anaknya.
Itulah mengapa, seorang anak wajib bersyukur karena telah mendapat kasih sayang dari seorang ibu. Beragam cara bisa dilakukan sebagai tanda syukur kepada ibu tercinta.
Kamu bisa menulis atau membaca puisi tentang ibu sebagai rasa syukur. Puisi tentang ibu yang menyentuh hati bisa mewakili perasaan.
Puisi tentang ibu juga bisa kamu jadikan doa agar ibu selalu dinaungi kebaikan dan diberikan kesehatan. Ada banyak puisi tentang ibu yang bisa kamu baca sebagai bentuk rasa sayang.
Berikut ini sajian kumpulan puisi ibu, seperti dilansir dari laman Jatikom dan Puisipendek, Kamis (6/8/2020).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Bundaku Sayang
Engkau selalu ada untukku…
Menemaniku dalam suka dan duka..
Menemani hari-hari ceriaku…Bunda……
Engkau selalu membimbingku...
Mengajariku untuk berakhlak mulia..dalam keseharianku….bunda ….
Engkau bagai malaikat bagiku…
Engkau juga sahabat bagiku…
Ketulusan yang ada dalam dirimu….
Membuat aku bangga pada dirimu Bunda…
Aku selalu menyayangimu
Jasamu tak akan pernah bisa terbalas oleh ku…
Namun aku akan berusaha menjadi anak kebanggaan mu…..
Advertisement
Bunda dalam Cahaya
Dia wanita bernama cahaya
Hatinya memancar
Tergurat dalam doa-doa
Tangan kecilnya mengantar kami di gerbang cahaya
Dia berjalan dengan cinta
Dia berjalan menerjang luka
Bahkan dia menempuh tanpa
Batas rasa
Dia lah Ibu dari segala cahaya
Ibu dari semua luka kami
Ibu dari Jejak yang terukir
dalam tinta sejarah
Maafkan Aku, Ibu
Akulah sang pengukir mimpi
Yang menghendaki pergi berasal dari sunyi
Yang hanyut oleh gelisah
Dan ditelan rasa bersalah
Ibu, kaulah matahariku
Terang dalam gelapku
Kau tuntun aku di jalur berliku
Yang penuh oleh batu
Ucapanmu bagaikan kamus hidupku
Aku berteduh dalam naungan doamu
Memohon ampunan darimu
Karena ridho Allah adalah ridhomu
Aku senang memilikimu Ibu
Karena engkau sinar hidupku
Kaulah kunci berasal dari kesuksesanku
Ibu, maafkan aku
Advertisement
Ibuku Sang Penyabar
Kau sering bangunkan ku ketika subuh
Meski itu selalu tak membuat aku luluh
Kau selalu memanjakanku di pagi hari
Meski terkadang aku tak bersemangat
Kau selalu memberi sapaan hangat
Dengan senyum pagi, terbaiknya
Kadang aku sesekali acuh kepadanya
Namun ia selalu baik dalam bertutur kata
Kadang aku sesekali melawan perintahnya
Namun ia selalu sabar tiada batasnya
Dialah si penyabar itu
Dengan segala kekuranganku
Ia selalu menutupi itu
Aku sayang ibu
Maafkan semua kesalahan anak mu bu.
Ibu
Ibu
Dadaku sesak
Rindu ini menghujam hati
Air mata terus berderai
Aku hanya ingin bertemu
Memelukmu sepajang waktu
Ibu
Hadir mu selalu ku nanti
Meskipun lewat mimpi
Aku hanya ingin bercerita
Setelah kau pergi aku tak lagi ceria.
Indrabs, 5 Mei 2020
Advertisement
Ibuku Pahlawanku
Ibu engkau melahirkanku
dengan kasih sayang…
Ibu kau selalu ada
di sampingku maupun
di manapun..
Ibu kau berjanji
akan menemaniku
Ibu kau telah
melahirkanku
dengan taruh nyawa
Terima kasih Ibu
Anonim, 18 Februari 2020
Dia...Mamaku
Kala itu purnama sempurna
Benderang cahayanya menyinari samudera
Kala itu seorang wanita menderita
Teriakkannya mengguncangkan nusantara
Demi buah cinta yang terindah
Dia meradang, dia mengerang dengan bangganya
Wahai dunia tau kah engkau
Siapa wanita yang terhebat itu
Dia….mamaku
Zakiyah Noer Islami, 27 September 2017
Advertisement
Setitik Kebahagiaan
Ku dilahirkan dengan penuh perjuangan
Dibesarkan dengan kasih sayang
Dididik dengan cinta dan kelembutan
Karena itu…..
Sebelum semua pergi
Sebelum semua sirna
Sebelum semuanya berpulang
Aku ingin,
Memberikan
Setitik kebahagiaan
Kebahagian
Seperti yang pernah
Aku rasakan.
Terima Kasih Ibu
Vinnesya Akasyafa TheQueen Chacefia, 25 Agustus 2015
Ibu Matahariku
Ibu…
Tanpa mu, aku tidak bisa lahir..
Tanpa mu, aku tidak bisa melihat dunia ini
dan tanpa mu, aku tidak bisa sebesar dan sekuat ini
Ibu…
Kau malaikatku…
Kau pahlawanku
dan kau matahariku
Ibu…
Aku tidak tahu harus berkata apa…
Terima kasih, itu tidak cukup
Membahagiakan mu, itu belum cukup
Aku sangat sayang padamu ibu…
Anonim, 9 Juni 2015
Advertisement
Kerinduan
Gerimis bertaut membasahi tubuh
Rinainya jatuh menjadi tangisan di mataku
Rasa ini membeku…
Membatu mengingat kisah lalu
Saatku lincah nan lugu,
Waktu kecilku..
Biarlah napasku bercerita tentangmu
Bersajak indah memanggil namamu
Ibu..
Aku teramat merindukanmu
Aku rindu..
Rindu masa itu..
Rindu saat ibu menimangku..
Berbisik doa merajut sanubariku..
Semoga ibu di sana tersenyum bahagia selalu..
Doa anakmu yang selalu menyertaimu..
AsYourWish, 29 Mei 2015
Ibu yang Hebat Untukku
Tuhan menciptakan ibu yang hebat. .
Ibu yang ngga pernah menua. .
Dia membuat senyumannya seperti cahaya . .
dan Dia menjaga hatinya seperti emas . .
Dalam matanya terpancar sinar bintang yang berkilau . .
Dalam wajahnya terdapat banyak bunga yang indah . .
Tuhan menciptakan ibu yang hebat . .
dan Dia memberi ibu itu untukku . .
Anonim, 11 Februari 2015
Advertisement
Berjuang untuk Ibu
Bau rerumputan..
Mengantarkan pagi hening
Hening sangat
Hingga matahari mengeluarkan kekuatannya
Semua sinarnya bebas.. liar
Jalan panjang ini jadi terasa
Kadang berliku
Kadang curam
Namun aku terus berjuang
Demi masa depan dan ibuku
Anonim, 19 Januari 2015
Kesunyian Ibu
Dahinya adalah jejak sujud yang panjang
Perjalanan waktu membekas di pelupuk matanya
Derai air mata di pipinya telah mengering
Tanpa sisa, tanpa ada yang menduga
Ia memilih jalan sunyi untuk bertanya
Hiruk pikuk untuk tersenyum di beranda derita
Menjerit saat lelap berkuasa
Berdoa bukan untuk dirinya
Denza Perdana, 30 Mei 2014
Sumber: Jatikom, Puisipendek
Advertisement