Bola.com, Jakarta - Kasus penyakit hipertensi atau tekanan darah tinggi terus meningkat dari tahun ke tahun. Melansir Hellosehat, Selasa (11/8/2020), kasus hipertensi di Indonesia meningkat 25,8 persen pada 2013 menjadi 34,1 persen pada akhir 2018.
Meski terus meningkat, mencegah hipertensi masih mungkin dilakukan. Ingat, mencegah lebih baik daripada mengobati.
Advertisement
Anda bisa menurunkan risiko terkena hipertensi di masa depan dengan mengetahui berbagai penyebab penyakit ini.
Berdasarkan penyebabnya, ada dua jenis hipertensi yang umum terjadi, yakni hipertensi primer dan sekunder. Apapun penyebabnya, kedua jenis hipertensi ini perlu diwaspadai.
Berikut ini hasil rangkuman penyebab hipertensi berdasarkan jenisnya, dikutip dari Hellosehat, Selasa (11/8/2020).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Hipertensi Primer
Hipertensi primer atau esensial adalah kondisi tekanan darah tinggi yang tidak jelas penyebab spesifiknya. Sebanyak 95 persen orang yang punya tensi tinggi termasuk kategori ini.
Berikut faktor yang dapat berkontribusi sebagai penyebab hipertensi primer:
1. Terlalu banyak konsumsi garam
Garam tidak sepenuhnya jahat. Namun, kemungkinan garam menyebabkan hipertensi bila dikonsumsi secara berlebihan.
Terlalu banyak asupan garam menyebabkan tekanan ekstra pada dinding pembuluh darah arteri. Tekanan ekstra tersebut membuat arteri menebal dan jadi makin sempit sehingga tekanan darah pun makin naik.
Pada akhirnya, arteri akan pecah atau tersumbat. Kerusakan pada arteri ini juga akan menghambat aliran darah ke beberapa organ, seperti jantung dan otak.
2. Sering stres
Stres bisa menaikkan tensi darah Anda. Saat stres, tubuh melepaskan hormon kortisol dan adrenalin yang dapat menyebabkan peningkatan denyut jantung. Hormon-hormon ini juga dapat mempersempit pembuluh darah sehingga terjadi peningkatan tekanan darah.
Efek peningkatan tekanan darah akibat stres cenderung terjadi sementara. Para ahli sebenarnya belum yakin stres dapat menyebabkan hipertensi pada jangka panjang. Namun, mengurangi stres dapat meningkatkan kesehatan secara keseluruhan sehingga tekanan darah Anda pun dapat terjaga.
3. Malas gerak
Malas gerak alias mager merupakan penyebab tekanan darah tinggi atau hipertensi yang sering dianggap remeh. Detak jantung dari orang yang jarang bergerak biasanya cenderung cepat.
Hal ini menjadi penyebab jantung harus bekerja ekstra keras untuk memompa darah, yang akhirnya berimbas pada peningkatan tekanan darah atau hipertensi.
Jadi, jangan lagi beralasan tidak punya waktu untuk olahraga kalau ingin menghindari hipertensi. Mulailah secara perlahan dengan olahraga ringan, tetapi rutin dan teratur, seperti jalan kaki.
Advertisement
Hipertensi Primer
4. Kelebihan berat badan atau obesitas
Obesitas dan kelebihan berat badan erat kaitannya dengan tekanan darah tinggi. Bahkan kedua hal ini dinilai sebagai penyebab hipertensi yang paling sering terjadi.
Anda tergolong kelebihan berat badan bila indeks massa tubuh Anda di atas 23. Sementara Anda tergolong obesitas bila indeks massa tubuh Anda di atas 25.
5. Kebiasaan merokok
Merokok juga merupakan salah satu penyebab hipertensi atau tekanan darah tinggi yang paling umum. Rokok sudah terbukti dapat membuat tekanan darah langsung meningkat tajam setelah isapan pertama. Khususnya tekanan darah sistolik meningkat jadi sebanyak 4 mmHg.
Hal ini karena kandungan zat-zat berbahaya di dalamnya, seperti nikotin, dapat merusak lapisan dinding pembuluh arteri. Bila ini terjadi, pembuluh arteri akan menyempit dan tekanan darah menjadi naik.
6. Konsumsi minuman keras berlebihan
Penyebab lain dari hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah minuman keras (miras) atau minuman beralkohol. Dilansir dari Mayo Clinic, minum miras berlebihan dapat menaikkan tekanan darah ke tingkat yang tidak sehat.
Mengonsumsi lebih dari tiga gelas minuman beralkohol sekali waktu dapat menaikkan tekanan darah sementara, tetapi mengonsumsinya berulang kali dapat menyebabkan hipertensi jangka panjang.
Hipertensi Sekunder
Dalam beberapa kasus, masalah medis lain yang sudah lebih dulu menyerang bisa jadi penyebab hipertensi atau tekanan darah tinggi. Kondisi ini dinamakan dengan hipertensi sekunder. Penggunaan obat-obatan tertentu juga berpotensi menjadi penyebab hipertensi atau tekanan darah tinggi jenis sekunder.
Hipertensi sekunder cenderung muncul secara tiba-tiba dan dapat menjadi penyebab tekanan darah melonjak lebih tinggi dibanding hipertensi primer.
Berikut beberapa kondisi dan obat-obatan yang bisa jadi penyebab hipertensi atau tekanan darah tinggi sekunder:
1. Sleep apnea
Gangguan pernapasan saat tidur atau yang dikenal dengan obstructive sleep apnea, menyebabkan napas Anda berhenti untuk sementara. Kondisi ini menyebabkan tubuh mengalami penurunan kadar oksigen di dalam darah. Apabila hal ini terjadi, fungsi jantung dan pembuluh darah dapat terganggu sehingga tekanan darah pun meningkat.
Tidak hanya menyebabkan tekanan darah naik, sleep apnea juga meningkatkan risiko Anda mengalami serangan jantung, stroke, dan detak jantung tidak beraturan (palpitasi).
2. Masalah Ginjal
Hipertensi akibat masalah ginjal terjadi ketika pembuluh darah pada ginjal menyempit (stenosis). Ketika ginjal tidak mendapatkan asupan darah yang cukup, ginjal akan mengira tubuh Anda mengalami dehidrasi. Maka itu, ginjal merespons dengan melepas hormon yang memicu tubuh untuk menahan garam dan air pada tubuh.
Kondisi tersebut menyebabkan terjadinya penumpukan cairan berlebih pada pembuluh darah sehingga menjadi penyebab tekanan darah tinggi atau hipertensi.
3. Tumor pada kelenjar adrenal
Satu di antara hipertensi lainnya adalah kelainan pada kelenjar adrenal Anda. Kelenjar adrenal adalah organ kecil yang terletak di dekat ginjal. Fungsi kelenjar tersebut adalah memproduksi aldosteron, epinephrine, dan norepinephrine, yaitu hormon-hormon yang berperan dalam mengatur tekanan darah.
Jika terdapat tumor, kelenjar adrenal akan memproduksi hormon lebih banyak. Peningkatan hormon tersebut berpotensi menjadi penyebab melonjaknya tekanan darah sehingga dapat terjadi hipertensi.
Advertisement
Hipertensi Sekunder
4. Gangguan tiroid
Menurut situs American Family Physician, kelenjar tiroid yang bermasalah juga sering kali dikaitkan sebagai penyebab tekanan darah tinggi atau hipertensi. Sekitar 3 persen pasien penderita tekanan darah tinggi juga terkena penyakit hipotiroidisme.
Hipotiroidisme merupakan suatu kelainan di mana kelenjar tidak dapat menghasilkan hormon yang cukup untuk tubuh. Tidak hanya hipotiroidisme, produksi hormon berlebih pada tiroid atau hipertiroidisme juga berpotensi menjadi penyebab tekanan darah Anda menjadi tinggi dan hipertensi pun muncul.
5. Kelebihan Berat Badan atau Obesitas
Berbagai penelitian menyebutkan sebagian besar orang yang memiliki berat badan berlebih atau obesitas cenderung memiliki tekanan darah lebih tinggi daripada mereka yang tidak memiliki berat badan berlebih.
Beberapa penelitian tersebut juga menyebutkan, kelebihan berat badan yang cukup signifikan, berada hampir di atas 40 persen, memiliki risiko terkena hipertensi.
Sumber: Hellosehat