Bola.com, Jakarta - Dalam kehidupan sehari-hari pastinya kamu kerap mendengar atau membaca cerita lucu. Satu di antara cerita lucu yang sering beredar di kalangan masyarakat ialah anekdot.
Anekdot adalah cerita pendek dan lucu yang digunakan untuk menyampaikan kritik melalui sindiran terhadap kejadian yang menyangkut orang banyak. Dengan begitu, kritik yang disampaikan tidak menyakiti atau kasar.
Advertisement
Baca Juga
Anekdot biasanya mengangkat cerita tentang orang terkenal atau penting (tokoh masyarakat) berdasarkan apa yang terjadi. Kejadian tersebut yang menjadi dasar dalam cerita lucu dengan menambahkan unsur rekaan.
Jadi, anekdot dibuat sebagai satu di antara bentuk kritik yang menyampaikan realita sosial dengan cara yang unik dan lucu.
Itulah sedikit penjelasan mengenai pengertian teks anekdot. Untuk mengetahui dan memahami lebih jelas mengenai teks anekdot, bisa membaca ciri-ciri, struktur, hingga contohnya.
Berikut ini rangkuman mengenai ciri-ciri, struktur, kaidah hingga cara menyusun teks anekdot, seperti dilansir dari laman StudioBelajar, Rabu (2/9/2020).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Ciri-ciri Teks Anekdot
Ciri-ciri Umum Teks Anekdot
Teks anekdot memiliki ciri-ciri yang membedakannya dengan karya sastra lainnya. Berikut merupakan ciri-ciri teks anekdot.
1. Terilhami dari kejadian nyata yang diubah menjadi kelakar dalam bentuk cerita atau dialog.
2. Awalnya hanya melibatkan tokoh-tokoh terkenal, tetapi seiring waktu, penyajiannya mengalami perubahan ke arah fiktif dan menampilkan tokoh-tokoh yang dekat dengan kehidupan sehari-hari.
3. Bersifat menghibur, tetapi tujuan utamanya untuk mengungkapkan kebenaran yang lebih umum.
4. Terkadang bersifat sindiran alami.
5. Anekdot dekat dengan tradisi tamsil atau perumpamaan.
6. Sebagai media untuk menyampaikan kritik, pandangan, dan aspirasi yang bernilai positif ke publik atau masyarakat.
Ciri Kebahasaan Teks Anekdot
1. Menggunakan kalimat yang menyatakan masa lalu
2. Menggunakan kalimat retoris
3. Menggunakan konjungsi yang menyatakan hubungan waktu dan konjungsi yang menyatakan sebab-akibat.
4. Menggunakan kata kerja asli
5. Menggunakan kalimat seru.
Advertisement
Struktur Teks Anekdot
Struktur Teks Anekdot
1. Abstraksi
Abstraksi adalah gambaran awal dalam sebuah cerita anekdot.
2. Orientasi
Orientasi adalah pengenalan, mulai tokoh, kondisi, latar atau setting, dan lain sebagainya.
3. Krisis
Krisis adalah ketika puncak masalah terjadi. Biasanya krisis diisi dengan sindiran yang akan ditujukan pada seseorang atau sekelompok orang yang ada di cerita. Krisis pada suatu anekdot bisa terjadi berulang kali, tergantung ceritanya.
4. Reaksi
Reaksi adalah tanggapan yang diberikan orang sekitar terhadap krisis yang telah diberikan. Banyaknya reaksi tergantung dengan banyaknya krisis yang ada dalam cerita.
5. Koda
Koda adalah bagian akhir cerita yang menunjukkan situasi terakhir pada setting cerita. Koda adalah bagian penting yang harus ada di dalam sebuah anekdot.
Contoh Teks Anekdot
Cara Keledai Membaca Buku
Alkisah, seorang raja bernama Timur Lenk menghadiahi Nasrudin seekor keledai. Nasrudin menerimanya dengan senang hati. Namun, Timur Lenk memberi syarat agar Nasrudin mengajari terlebih dahulu keledai itu agar dapat membaca. Timur Lenk memberi waktu dua minggu sejak sekarang kepada Nasrudin.
Nasrudin menerima syarat itu dan berlalu. Sambil menuntun keledai itu, ia memikirkan apa yang akan diperbuat. Jika ia dapat mengajari keledai itu untuk membaca, tentu ia akan menerima hadiah. Namun, jika tidak, maka hukuman pasti akan ditimpakan kepadanya.
Dua minggu kemudian ia kembali ke istana. Tanpa banyak bicara, Timur Lenk menunjuk ke sebuah buku besar agar Nasrudin segera mempraktikkan apa yang telah ia ajarkan kepada keledai. Nasrudin lalu menggiring keledainya menghadap ke arah buku tersebut dan membuka sampulnya.
Si keledai menatap buku itu. Kemudian, sangat ajaib! Tak lama kemudian Si Keledai mulai membuka-buka buku itu dengan lidahnya. Terus menerus, lembar demi lembar hingga halaman terakhir. Setelah itu, si keledai menatap Nasrudin seolah berkata ia telah membaca seluruh isi bukunya.
"Demikianlah, keledaiku sudah membaca semua lembar bukunya," kata Nasrudin.
Timur Lenk merasa ada yang tidak beres dan ia mulai menginterogasi. Ia kagum dan memberi hadiah kepada Nasrudin. Namun, ia minta jawaban "Bagaimana cara mengajari keledai membaca?"
Nasrudin berkisah, "Sesampainya di rumah, aku siapkan lembaran-lembaran besar mirip buku. Aku sisipkan biji-biji gandum di dalamnya. Keledai itu harus belajar membalik-balik halaman untuk bisa makan biji-biji itu, kalau tidak ditemukan biji gandumnya ia harus membalik halaman berikutnya. Itulah yang ia lakukan terus sampai ia terlatih membalik-balik halaman buku itu".
"Namun, bukankah ia tidak mengerti apa yang dibacanya?" tukas Timur Lenk.
Nasrudin menjawab, "Memang demikianlah cara keledai membaca, hanya membalik-balik halaman tanpa mengerti isinya." Jadi kalau kita juga membuka-buka buku tanpa mengerti isinya, berarti kita sebodoh keledai, bukan? kata Nashrudin dengan mimik serius.
(http://blogger-apik1.blogspot.co.id)
Sumber: StudioBelajar
Advertisement