Sukses


Rudy Hartono Sebutkan 2 Kriteria yang Diharapkan untuk Calon Ketua Umum PBSI 2020-2024

Bola.com, Jakarta Legenda bulutangkis Indonesia, Rudy Hartono, mengatakan ada dua kriteria yang diharapkan dimiliki calon ketua Umum PBSI periode 2020-2024. Satu di antaranya adalah sosok yang akan menjadi ketua umum itu harus punya terobosan baru untuk bulutangkis Indonesia. 

Kepengurusan PBSI yang dipimpin ketua umum Wiranto akan berakhir pada tahun ini. Beberapa nama sudah muncul dalam bursa calon Ketua Umum PBSI periode 2020-2024. 

Menurut Rudy, syarat pertama bagi calon ketua umum PBSI adalah seseorag yang benar-benar mencintai bulutangkis.

"Kriteria pertamanya itu, harus mencintai bulutangkis. Kita semua tahu bulutangkis Indonesia ini sudah mendunia, serta menjadi tradisi Indonesia yang disebut pada setiap Olimpiade. Jadi, yang menjadi ketua umum nanti harus orang yang mencintai bulutangkis," kata Rudy Hartono, saat dihubungi Bola.com, Minggu (20/9/2020). 

Kriteria kedua, lanjut Rudy Hartono, adalah sosok tersebut harus mampu membangkitkan bulutangkis. Menurut Rudy, cara membangkitkan bulutangkis dengan cara melakukan berbagai terobosan baru. 

Rudy mengatakan meskipun Indonesia masih rutin meraih prestasi dunia di ajang bulutangkis dunia, namun terlihat ada penurunan. Dominasi bulutangkis Indonesia, kata dia, tak sekuat dulu. 

Buktinya, di beberapa sektor Indonesia telah kesulitan bersaing dengan Jepang, bahkan mulai dikejar oleh Thailand hingga Korea Selatan. 

"Bulutangkis Indonesia, kalau tidak hati-hati bakal terus menurun. Jangan anggap remeh, buktinya kita sekarang sering kalah dari Jepang," tutur legenda yang mengoleksi delapan medali All England .

"Ketua Umum dan tim pengurus PBSI yang baru nanti harus punya terobosan baru, jangan begini-begini saja. Salah satunya bagaimana membangkitkan bulutangkis melalui sekolah-sekolah di usia dini. Selama ini perhatian ke daerah tidak ada, hanya fokus di pelatnas," ujar Rudy Hartono.  

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 2 halaman

Strategi Jemput Bola

Rudy Hartono mengakui tidak mudah mencari bibit-bibit melalui sekolah-sekolah. Namun, terobosan itu harus dicoba karena selama ini beban pembinaan dan pembibitan pemain hanya ada di klub, kemudian PBSI mengambil talenta-talenta terbaik dari klub untuk masuk pelatnas. 

Menurut dia, ketua umum PBSI yang baru harus memulai strategi jemput bola dalam pencarian bibit-bibit bulutangkis yang nantinya menjadi andalan di pelatnas. Apalagi saat ini PBSI menghadapi kendala pembibitan pemain di beberapa sektor, terutama tunggal putri dan ganda putri. Indonesia juga harus bisa mencari lebih banyak bakat-bakat di sektor lain, seperti tunggal putra. 

"Intinya harus terjadi perubahan. Jangan takut melakukan perubahan, misal mengubah AD dan ART organisasi," kata Rudy. 

"Jika selama ini pencarian bibit hanya di klub, maka nanti melalui klub dan sekolah. Jangan bilang mustahil kalau belum dicoba. Pengprov nantinya yang bergerak. Tapi, bukan hanya mempromosikan bulutangkis di sekolah, harus juga mengatur dan memberikan intensif. Ini harus dicoba dulu," tutur Rudy. 

Rudy Hartono dan beberapa legenda bulutangkis lain sudah mempunya calon yang akan didorong pada pemilihan ketua umum PBSI 2020-2024. Para legenda bulutangkis itu mendorong Kepala Kantor Staf Presiden Moeldoko maju sebagai calon Ketua Umum Pengurus PBSI periode 2020-2024.

Keinginan para mantan atlet itu disampaikan langsung dalam pertemuan dengan mantan Panglima TNI itu dalam acara makan siang di Jakarta, Kamis, 10 September 2020.

Dalam pertemuan, hadir pula para legenda lain seperti Hariyanto Arbi, Liem Swie King dan Eddy Hartono. Karena mantan atlet tidak memiliki hak suara, ikut pula perwakilan dua klub yakni PB Djarum dan PB Jaya Raya yang memiliki harapan yang sama. PB Djarum diwakili oleh Lius Pongoh, Ivanna Lie, Tontowi Ahmad, Liliana Natsir, Christian Hadinata, serta Yuni Kartika.

Sedangkan Jaya Raya mengirimkan Imelda Wiguna, Rudy Hartono, dan Markis Kido.

 

Lebih Dekat

Video Populer

Foto Populer