Sukses


Pengertian, Ciri-ciri, Tujuan, Struktur, dan Contoh Teks Ceramah

Bola.com, Jakarta- Teks ceramah ialah karangan berisi sekumpulan paragraf yang mengandung informasi, suatu hal, atau pengetahuan untuk disampaikan kepada khalayak ramai.

Secara singkatnya, teks ceramah merupakan teks yang dibaca dan digunakan ketika sedang melakukan ceramah.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian ceramah adalah pidato oleh seseorang di hadapan banyak pendengar, mengenai suatu hal, pengetahuan, dan sebagainya.

Berceramah adalah memberikan uraian tentang suatu hal (pengetahuan dan sebagainya); menyampaikan ceramah. Menceramahkan adalah membentangkan (memberi ulasan tentang) suatu hal dengan ceramah.

Adapun orang yang memberikan ceramah disebut penceramah. Penceramah haruslah orang dengan ilmu pengetahuan dan wawasan luas atau merupakan pakar yang menguasai bidang dan informasi terkait.

Ceramah ditujukan untuk didengarkan oleh banyak orang. Dalam teks ceramah biasanya mengandung pesan yang berisi petunjuk, nasihat atau petuah.

Itulah sedikit penjelasan mengenai teks ceramah. Untuk bisa memahami lebih jelas tentang teks ceramah, bisa membaca ciri-ciri, struktur hingga contohnya.

Berikut ini rangkuman mengenai ciri-ciri, struktur, unsur kebahasaan dan contoh teks ceramah, seperti dilansir dari laman Serupa, Kamis (15/10/2020).

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 6 halaman

Ciri-ciri Teks Ceramah

Adapun ciri-ciri teks ceramah dipaparkan pada daftar di bawah ini:

1. Ada sesuatu yang dijelaskan atau diinformasikan untuk memperluas pengetahuan para pendengar.

2. Disampaikan oleh seseorang yang memiliki keahlian atau dianggap pakar dalam bidang atau disiplin ilmu yang diceramahkan.

3. Terdapat ajakan atau persuasi untuk mengubah sikap atau melakukan tindakan terhadap materi yang dibicarakan.

4. Berisi argumen yang menguatkan topik yang dibicarakan.

5. Memiliki fakta dan data yang memperkuat argumen dalam teks.

6. Terdapat komunikasi dua atau banyak arah antara pembicara dan pendengar, berupa dialog, tanya jawab.

3 dari 6 halaman

Tujuan Ceramah

1. Informatif/instruktif

Memberikan informasi tentang sebuah hal sehingga pendengar bisa memahami atau mengerti isi informasi tersebut dengan jelas dan benar.

2. Persuasif

Mengajak pendengar agar mengikuti apa yang sudah penceramah sampaikan supaya keyakinan pendengar makin bertambah guna melakukan sesuatu ke arah yang lebih baik lagi.

3. Argumentatif

Untuk meyakinkan pendengar tentang sebuah hal.

4. Deskriptif

Untuk menggambarkan atau melukiskan mengenai sebuah keadaan tertentu.

5. Rekreatif

Untuk menghibur atau menggembirakan para pendengar agar merasa senang.

6. Naratif

Untuk menceritakan sesuatu hal pada para pendengar.

4 dari 6 halaman

Struktur Teks Ceramah

Seperti teks lain, teks ceramah memiliki struktur yang membangun teks ini melalui beberapa bagian pembangunnya. Berikut adalah struktur teks ceramah:

1. Pembuka (Tesis)

Pembuka berisi pengenalan isu, masalah, pengetahuan hingga pandangan penceramah mengenai topik yang akan dibahas. Bagian ini sama dengan tesis dalam teks eksposisi.

2. Isi (Rangkaian argumen)

Berupa rangkaian argumen-argumen penceramah yang berkaitan dengan topik yang dibicarakan pada pembuka atau tesis. Bagian ini biasanya mengemukakan pula berbagai fakta dan data yang memperkuat argumen-argumen penceramah.

3. Penutup (Penegasan kembali)

Merupakan penegasan kembali mengenai apa yang disampaikan dalam ceramah. Hal ini bertujuan untuk memastikan penceramah tidak memberikan pemahaman yang keliru dari yang dimaksudkan, hingga agar diingat oleh pendengarnya.

Selain itu, agar ceramah terkenang dan pendengarnya terpengaruh untuk melakukan sesuatu, bagian ini juga biasa diisi oleh rekomendasi atau saran mengenai topik yang disampaikan.

5 dari 6 halaman

Kaidah Kebahasaan Teks Ceramah

Teks ceramah mempunyai karakteristik dan ciri khas kebahasaan tersendiri.

1. Banyak memakai kata ganti orang pertama (tunggal) dan kata ganti orang kedua jamak sebagai sapaan.

2. Banyak menggunakan kata teknis atau peristilahan yang sesuai dengan topik yang dibahas.

3. Menggunakan kata-kata yang menunjukan hubungan sebab akibat atau argumentasi. Contohnya adalah: dengan demikian, akibatnya, oleh karena itu, maka, sebab, karena.

4. Banyak memakai kata kerja mental, misalnya: memprihatinkan, memperkirakan, mengagumkan, diharapkan, berasumsi, menyimpulkan, berpendapat.

5. Menggunakan kata-kata persuasif, seperti: diharapkan, sebaiknya, hendaklah, perlu, harus.

6. Teks ceramah juga banyak menggunakan kalimat majemuk bertingkat.

6 dari 6 halaman

Contoh Teks Ceramah Singkat

                                                                           Pentingnya Berbahasa Santun

Pembuka (pendahuluan)

Pemilihan kata-kata oleh masyarakat akhir-akhir ini cenderung makin menurun kesantunannya dibandingkan dengan zaman saya dahulu ketika kanak-kanak. Hal tersebut tampak pada ungkapan-ungkapan banyak kalangan dalam menyatakan pendapat dan perasaan-perasaannya, seperti ketika berdemonstrasi ataupun rapat-rapat umum. Kata-kata mereka kasar (sarkastis), menyerang, dan tentu saja hal itu sangat menggores hati yang menerimanya.

Isi (rangkaian argumen)

Fenomena tersebut menunjukkan adanya penurunan standar moral, agama, dan tata nilai yang berlaku dalam masyarakat itu. Ketidaksantunan berkaitan pula dengan rendahnya penghayatan masyarakat terhadap budayanya, sebab kesantunan berbahasa itu tidak hanya berkaitan dengan ketepatan dalam pemilikan kata ataupun kalimat. Kesantunan itu berkaitan pula dengan adat pergaulan yang berlaku dalam masyarakat itu.

Penutup (penegasan ulang)

Berbahasa santun seharusnya sudah menjadi suatu tradisi yang dimiliki oleh setiap orang sejak kecil. Anak perlu dibina dan dididik berbahasa santun. Apabila dibiarkan, tidak mustahil rasa kesantunan itu akan hilang sehingga anak itu kemudian menjadi orang yang arogan, kasar, dan kering dari nilai-nilai etika dan agama. Tentu saja, kondisi itu tidak diharapkan oleh orangtua dan masyarakat manapun.

 

Sumber: Serupa

Video Populer

Foto Populer