Bola.com, Jakarta - HIV/AIDS dikenal sebagai penyakit yang berbahaya. HIV dan AIS merupakan dua hal yang berbeda, tetapi saling berkaitan.
AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome) merupakan penyakit yang disebabkan adanya virus HIV berbahaya. Hal tersebut bisa merusak kemampuan tubuh untuk melawan infeksi.
Advertisement
HIV atau Human Immunodeficiency Virus, yaitu virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh. Saat HIV menyerang tubuh, maka tubuh kita akan menjadi lemah dalam melawan infeksi. Pada tahap akhir ini disebut juga dengan AIDS.
Penderita AIDS umumnya memiliki gejala infeksi sistemik, seperti demam, berkeringat terutama pada malam hari, kedinginan, lemah, kedinginan, dan penurunan berat badan yang sangat drastis.
Selain itu, penderita AIDS juga berpeluang lebih besar menderita kanker, seperti kanker leher rahim, kanker sistem kekebalan atau limfoma dan sarkoma Kaposi.
HIV dan AIDS bisa berakibat fatal dan bisa menular jika tidak segera diobati. Maka dari itu penting untuk mengetahui secara saksama cara penularan HIV/AIDS sehingga dapat menghindari penyakit tersebut.
Yap, pepatah mengatakan mencegah lebih baik daripada mengobati. Jadi, sebelum mencegah, perlu diketahui juga cara penularan dari HIV/AIDS.
Kira-kira bagaimana cara penularan dan mencegah HIV/AIDS?
Berikut ini penjelasan mengenai cara penularan dan mencegah HIV/AIDS, seperti disadur dari laman Brilio, Jumat (23/10/2020).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Cara Penularan HIV/AIDS
AIDS disebabkan adanya virus HIV. HIV bisa menular melalui kontak dengan darah yang terinfeksi, cairan vagina, air susu ibu (ASI), air mani dari orang yang terinfeksi.
Virus ini biasanya sangat mudah menular ketika seseorang berhubungan seks dengan seseorang yang memiliki HIV. Hal ini disebabkan adanya pertukaran cairan tubuh antara orang yang terinfeksi dengan orang yang sehat.
Keadaan ini akan meningkat risikonya jika di organ seksual memiliki luka yang terbuka. Biasanya, perempuan remaja sangat rentan terinfeksi HIV karena selaput vagina mereka lebih rentan dan lebih tipis terhadap infeksi dibandingkan wanita dewasa.
Selain kontak seksual yang telah disebutkan di atas, berikut ini beberapa penyebab seseorang terkena penyakit yang bisa melemahkan sistem imun:
- Memiliki penyakit menular seksual (PMS), seperti klamidia atau gonore.
- Berbagi jarum suntik dan peralatan suntik lainnya dengan orang yang terserang virus HIV.
- Menggunakan peralatan tato dan body piercing, termasuk tinta yang tidak disterilkan yang pernah dipakai oleh penderita HIV.
- Dari seorang ibu yang terkena HIV kepada bayinya baik sebelum ataupun selama kelahiran dan saat menyusui.
Meski dapat menular dengan adanya kontak seksual, Anda tidak dapat tertular HIV melalui kontak fisik sehari-hari seperti, bersentuhan, berjabat tangan, batuk dan bersin, berpelukan, mendonorkan darah ke orang yang terinfeksi, berbagi sprei, kemudian berbagi peralatan makan atau minum yang sama.
Secara umum, berikut adalah beberapa hal yang dapat meningkatkan risiko anda tertular HIV/AIDS, yakni:
- Berbagi jarum suntik yang sama dengan orang yang positif HIV.
- Melakukan hubungan seksual tanpa kondom dengan seseorang yang positif HIV.
- Melakukan tato tubuh di tempat yang alatnya tidak disterilkan.
- Transfusi darah dari penderita HIV.
Advertisement
Cara Mencegah HIV/AIDS
1. Gunakan jarum yang steril
Hindari penggunaan jarum suntik secara bergantian. Pastikan jarum selalu steril jika berniat ingin membuat tato atau tindik.
2. Hindari seks bebas
Dari segi kesehatan, seks bebas bisa memberikan efek yang berbahaya bagi tubuh. Seks bebas sangat dilarang, apalagi dengan pasangan yang berbeda-beda.
3. Menggunakan kondom
HIV bisa menular lewat darah dan air liur yang masuk ke tubuh atau melalui hubungan seksual. Sebaiknya, saat berhubungan seksual gunakan kondom sebagai pelindung dan pengaman diri untuk mencegah virus HIV masuk ke tubuh.
4. Lakukan vaksin
Lakukan vaksin hepatitis A dan hepatitis B, serta lakukan tes secara teratur karena sangat baik sebagai pencegahan diri dari HIV.
5. Pre-exposure prophylaxis (PrEP)
PrEP adalah pencegahan HIV dengan cara mengonsumsi antiretroviral bagi mereka yang berisiko tinggi tertular HIV. Yang dimaksud dengan berisiko tinggi tertular HIV adalah mereka yang telah disebutkan dalam penjelasan sebelumnya.
6. Perhatikan luka yang terbuka
Gunakan pakaian khusus yang disarankan oleh dokter untuk menutup tubuh ketika menjenguk atau bersentuhan langsung dengan penderita HIV atau AIDS.
Selain itu, ada beberapa gaya hidup sehat untuk membantu mencegah HIV/AIDS:
- Makan makanan dengan gizi seimbang.
- Rutin berolahraga.
- Hindari mengonsumsi obat-obatan terlarang termasuk alkohol.
- Lakukan yoga atau meditasi untuk mengelola stres.
- Tidak atau berhenti merokok.
- Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun setiap habis menyentuh hewan peliharaan.
Disadur dari: Brilio.net (Reporter: mgg/Hameda Rachma. Published: 15/11/2019).