Bola.com, Jakarta - Vaksin dianggap sebagai langkah ampuh untuk memerangi sejumlah penyakit, termasuk pandemi COVID-19. Hal itulah yang membuat sejumlah negara di dunia, termasuk Indonesia, berlomba untuk membuat dan mengembangkan vaksin COVID-19.
Vaksin biasanya membutuhkan penelitian dan pengujian bertahun-tahun sebelum mencapai klinis. Saat ini, ada 52 vaksin COVID-19 dalam tahap uji klinis pada manusia dan setidaknya 87 vaksin praklinis sedang dalam penelitian aktif pada hewan.
Baca Juga
Prediksi Leicester City Vs Chelsea dan Arsenal Vs Nottingham Forest di Liga Inggris: Panas di Papan Atas
Bung Towel Sebut Evaluasi terhadap STY Bisa Jadi Kunci Timnas Indonesia Lolos Piala Dunia 2026: PSSI Jangan Lembek Dong
Bintang-Bintang Lokal Timnas Indonesia yang Akan Turun di Piala AFF 2024: Modal Pengalaman di Kualifikasi Piala Dunia
Advertisement
Di Indonesia, PT Bio Farma (Persero) saat ini sedang melakukan uji klinis tahap ketiga terhadap vaksin COVID-19 dari perusahaan China, Sinovac. Uji coba ini dilaksanakan di Pusat Uji Klinis di Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Bandung.
Bio Farma mengambil sampel sebanyak 1.620 orang dengan rentang usia 18-59 tahun. Dalam uji klinis vaksin COVID-19, Bio Farma berperan sebagai sponsor yang berkolaborasi dengan sejumlah pihak di Indonesia.
Sementara itu, perusahaan vaksin asal Jerman, BioNTech yang bekerja sama dengan perusahaan Amerika Serikat, Pfizer, selangkah lagi menemukan vaksin COVID-19. Pada hasil uji coba tahap ketiga, vaksin buatan mereka diklaim memuaskan dan efektif mencegah penyebaran COVID-19 sampai 90 persen.
Namun, proses pembuatan vaksin masih membutuhkan waktu yang sangat lama sebelum bisa diproduksi secara massal. Lantas, seperti apa tahapan pembuatan vaksin COVID-19?
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Tahapan Pembuatan Vaksin COVID-19
1. Pengujian Praklinis
Para ilmuwan menguji vaksin baru COVID-19 pada sel dan kemudian memberikannya kepada hewan seperti tikus atau monyet. Langkah ini dilakukan untuk melihat apakah vaksin itu menghasilkan respons imun.
Saat ini, ada sejumlah penelitian di seluruh dunia terkait pengujian prakilinis. Sebanyak 87 vaksin praklinis menunjukkan dalam perkembangan yang aktif.
2. Uji Keselamatan (Fase 1)
Para ilmuwan kemudian memberikan vaksin kepada sedikit orang untuk menguji keamanan dan dosis. Langkah ini juga dilakukan untuk memastikan vaksin tersebut merangsang sistem kekebalan tubuh.
3. Uji Coba Diperluas (Fase 2)
Para ilmuwan pada tahap ini memberikan vaksin kepada ratusan orang yang dibagi menjadi beberapa kelompok umur, anak-anak dan dewasa. Tujuannya adalah untuk melihat apakah vaksin bisa bekerja secara berbeda-beda pada mereka.
Uji coba pada tahap ini juga dilakukan untuk menguji keamanan vaksin. Selain itu juga untuk merangsang sistem kekebalan tubuh.
4. Uji Efisiensi (Fase 3)
Pada tahap ini para ilmuwan akan memberikan vaksin kepada ribuan orang dan menunggu untuk melihat berapa banyak yang terinfeksi kemudian dibandingkan dengan sukarelawan. Uji coba ini dapat menentukan apakah vaksin bisa melindungi diri dari COVID-19.
Pada uji coba tahap 3 ini cukup besar mengungkapkan bukti efek samping. Kemudian bisa mengungkapkan fakta-fakta yang terlewatkan dalam penelitian sebelumnya.
5. Persetujuan
Tahap ini merupakan akhir dari pembuatan vaksin COVID-19. Nantinya, regulator dari setiap negara akan meninjau hasil uji coba dan memutuskan apakah akan menyetujui vaksin atau tidak.
Namun, selama masa pandemi vaksin bisa segera digunakan dengan tujuan darurat tanpa harus mendapatkan persetujuan resmi. Setelah mendapatkan lisensi, peneliti tetap memantau orang yang menerimanya untuk memastikan vaksin aman dan efektif.
Sumber: NY Times
Advertisement