Bola.com, Jakarta - Menulis puisi tentang guru menjadi satu di antara bentuk ungkapan terima kasih yang bisa dilakukan. Guru bukan hanya sebatas memberikan pelajaran ilmu, melainkan membimbing serta memberikan perhatian dan kasih sayang kepada murid-muridnya.
Guru juga merupakan orang tua bagi para murid selama di sekolah. Beliau mengajarkan berbagai hal tanpa ada pamrih sedikit pun.
Baca Juga
Advertisement
Wajar tentunya banyak yang menyebut guru mempunyai jasa yang besar. Bahkan, guru dianggap sebagai pahlawan tanpa tanda jasa karena pengorbanan dan pengabdian mereka seperti kerap ditepikan.
Besarnya jasa-jasa seorang guru, tak ada salahnya untuk mengungkapkan rasa terima kasih mendalam lewat puisi. Apabila kamu tak pandai dalam menulis rangkaian kata demi kata untuk membuat puisi, kamu bisa mencari beberapa referensi.
Ada banyak puisi tentang guru yang bisa kamu jadikan referensi.
Berikut ini ada kumpulan puisi tentang guru, seperti dikutip dari laman Caripuisimu.blogspot dan Goodminds, Kamis (19/11/2020).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Guruku
Awal ku masuk kelas
Kaku, bingung, dan takut
Namun, kau memberiku senyum semangat yang membuatku bangkit
Belajar denganmu aku jadi mudah mengerti
Kau tak pernah letih membimbingku
Ilmu yang kau ajarkan padaku
Amatlah berguna dan bermanfaat
Tak pernah letih kau membimbingku
Jasamu akan selalu kubawa
Namamu akan selalu terukir di benakku
Guruku
Kaulah pahlawan tanpa tanda jasa
Kaulah pahlawan yang menerangi mimpiku
Terima kasih guruku
Â
Advertisement
Guru
Guru kau adalah sosok yang patut ditiru
Guru kau adalah orang tua keduaku
Maafkan segala kesalahan semua muridmu
Baktimu selalu terkenang sepanjang waktu
Sang Pencetak Presiden
Kau belum pernah menjadi presiden
Namun, kamu bisa menciptakan presiden
Kau belum pernah tahu bagaimana rumitnya menjaga negara
Rumitnya mengurusi negara
Mengurusi bagaimana permasalahan negara
Namun, kamu bisa menciptakan orang yang dapat memimpin negara
Itulah hebatnya dirimu
Yang dianggap oleh banyak orang bukan siapa-siapa
Namun, tanpa dirimu
Tidak akan pernah lahir seorang presiden hebat di dunia ini
Tidak akan pernah lahir tokoh penting di dunia ini
Meskipun dirimu bukan siapa-siapa
Namun, kau adalah sang pencetak presiden
Advertisement
Bami Guru
Guruku
Insan mulia
Penabur aneka ilmu
Sungguh jasamu tiada tara
Pahlawanku
Kobarkan semangat
Genggam sumpah baktimu
Demi kepandaian seluruh masyarakat
Bagimu
Terlantun doa
Semoga sehat selalu
Bahagia sejahtera sepanjang usia
Teruntuk Guru
Masih teringat di benakku
Waktu itu
Sosok yang paling romantis dalam pendidikanku
Yang sekarang mengantarku pada gerbang masa depan yang lebih cerah
Sosok yang tak luput dari pandangan hidupku
Selalu sabar menuntunku
Hingga aku bisa berjalan tegak seperti ini
Ibu guru tercinta
Yang bisa kusebut dari mulut nakalku ini
Jasamu akan mengenang sepanjang sejarah
Walau tak lagi menghirup hawa di atas semesta
Advertisement
Kapur dan Papan Hitam Saksi Hidupmu
Masihkah engkau ingat
Dengan goresan kapur yang kau ukir di papan hitam itu
Tangan putih penuh debu kapur
Aroma kapur yang sudah menjadi sahabat
Ya, kau bergulat dengan semua itu setiap hari
Mengajarkan kami mulai dari a hingga kami bisa membaca
Mengajarkan kami angka 1 hingga kami mampu berhitung
Menjelaskan banyak hal tentang dunia
Mengukir kebahagiaan angan dan cita
Semua itu kau lakukan dengan tulus tanpa balasan
Bahkan, kau tidak pernah meminta sepeser pun dari kami
Hanya melihat anak-anakmu ini bahagia dan menggapai cita
Kerja kerasmu akan terasa hingga ke sanubari
Terima kasih guruku
Tanpamu, mungkin aku yang seperti ini tidak akan pernah lahir
Pahlawan Era Baru
Saat telah berlalu gemuruh perjuangan merebut kemerdekaan
Berkibar sudah di pucuk tiang
Merah putih berbayang diterpa angin kebebasan
Tangan pahlawan masih terus dibutuhkan
Di era baru saat bangsa dihantui perpecahan
Ia ada untuk menyatukan
Jiwa-jiwa muda di seluruh penjuru bangsa
Penjajah masih membayangi merah putih bagai ilusi
Menghampiri dan terus mengelabuhi pemuda-pemudi penerus bangsa ini
Pitutur merayapi telinga
Meresapi dada
Dengan ilmu tak kasat mata
Ia menjelma bagai perisai penghalau bencana
Ia pembuka jendela cakrawala dunia
Tanpa senjata digenggam tangan kukuhnya
Tanpa bom digigit lalu dilempar ke udara
Advertisement
Terima Kasihku
Dulu aku buta huruf
Tak mampu membaca
Dulu aku kaku menulis
Tak mampu menggores pena
Maaf bila aku nakal
Tak tahu hal baik
Maaf bila aku lambat
Tak tahu mengasah otak
Namun, kuucapkan
Terima kasih padamu
Dengan kesabaran mendidikku
Dengan ketulusan membimbingku
Terima kasihku ini
Kuberikan padamu
Yang masih bersemayam
Di hati sanubariku
Pemecah Kegelapan
Gelapku kini bertukar jadi fajar sederhana di ufuk diriku
Mengelipkan buta aksara dan angka
Kau kandil yang mengerdipkan hitam jadi terang
Buka mata untuk tatap dunia
Gulita kegelapan keras dan jumawa kau pecahkan
Serpihkan bongkahan kebodohan
Menjadi puing kokoh jembatan
Antara aku dan ilmu
Kaulah guruku
Pahlawan pemecah kegelapan di lahan kerontang ilmuku
Menjelma ladang subur olahanmu
Untukku
Advertisement
Aku dan Guru
Dengan pena pengetahuan
Kau goreskan ilmu-ilmu dalam duniaku
Dengan pupuk keahlian
Kau taburkan benih-benih keterampilan
Dengan cat kasih sayang
Kau lukiskan warna-warna indah dalam jiwaku
Guru,
Andai kutahu marahmu adalah demi kebaikanku
Andai nakalku kusadari menyakitimu
Akukan minta maaf, memelukmu
Aku hanyalah seonggok batu
Yang kau asah menjadi berlian
Duniaku yang dulu hitam, gelap
Kini bercahaya penuh warna
Hanya seuntai doa yang dapat kuberikan
Atas segala jasamu
Agar semua orang menghargai dan mengenangmu
Guru adalah Pahlawanku
Pagi buta kau sudah bersiap
Sepeda butut kau jadikan tunggangan
Senyum manis dan sapa hangat kau sebarkan
Bermodal niat suci, tulus, dan ikhlas
Mengabdi pada negera, mencerdaskan generasi bangsa
Mengantarkan kami membuka cakrawala pengetahuan
Bapak dan Ibu Guru, kaulah pahlawanku
Tanpamu aku tak bisa membaca, menulis, dan berhitung
Tanpa sadar kau bentuk karakterku berbudi pekerti luhur
Tanpa lupa mengenalkanku pada Tuhan Yang Maha Agung
Tanpa lelah dan bosan meneladankan sopan santun
Tanpa pamrih mencentak manusia unggul
Advertisement