Bola.com, Jakarta - Memberikan puisi untuk guru yang telah mendidikmu di bangku sekolah dapat menjadi satu di antara bentuk atau ungkapan hormat serta rasa terima kasih atas jasa-jasa yang telah mereka berikan.
Jasa yang telah guru berikan terhadap kita sangat besar. Mereka tidak pernah mengenal lelah untuk mendidik kita agar menjadi pribadi yang lebih baik dan pintar.
Advertisement
Meski kerap harus melakukan tugasnya dibarengi dengan berbagai persoalan pribadi, seorang guru tidak akan memperlihatkan keluh kesah mereka kepada para murid.
Selayaknya orang tua di rumah, kita juga perlu menghormati dan menuruti apa perintah guru karena mereka adalah orang tua kita ketika di sekolah.
Guru yang telah mendidikmu memiliki jasa yang luar biasa dan karena guru, kamu dapat menjadi pribadi yang terpelajar dan lebih baik.
Kamu dapat mempersembahkan puisi untuk guru pada saat kenaikan kelas, saat perpisahan lulus dari sekolah, atau saat momen Hari Guru.
Pastinya puisi tersebut memiliki pesan, kesan, serta makna yang mendalam sehingga dapat membuat para gurumu terharu saat mendengarnya.
Berikut delapan puisi untuk guru, para pahlawan pelita bangsa, seperti dirangkum dari Titikdua, Mypurohith, dan Saintif, Rabu (25/11/2020)
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Puisi untuk Guru
Perjuangan Seorang Guru
Setiap hari kau harus bangun pagi untuk ke sekolah
Kau gunakan sepeda motor tuamu dengan semangat
Dinginnya pagi bukan menjadi masalah untukmu terus ke sekolah
Terkadang saat kau merasa lelah dan letih kau tidak peduli
Kau selalu memberikan yang terbaik yang engkau miliki untuk kami
Waktu yang kau berikan untuk kami sangat banyak
Saat kami bertingkah nakal kau tidak pernah marah
Luasnya kesabaran yang engkau miliki sungguh luar biasa
Setiap pagi kau berikan senyum hangat untuk kami
Kau ajarkan kami sedikit demi sedikit hingga kami mengerti
Guruku, begitu besar perjuanganmu untuk kami
Kami tidak tahu bagaimana membalas segala perjuanganmu
Kami telah mendapatkan ilmu yang berguna darimu
Kelak akan kami jadikan pedoman hidup
Guruku, teruslah menjadi pejuang ilmu yang tangguh
Kami akan selalu berdoa untukmu
Meskipun perpisahan pasti ada, namun hati kami tetap satu
Semangatlah guruku tercinta
Kau berikan hampir separuh waktumu untuk kami
Lelah tidak pernah engkau rasakan saat mengajar kami
Sungguh sangat besar jasamu
Wahai Guruku, jangan berhenti berjuang
Berjuang untuk mencerdaskan anak bangsa
Di tanganmu pula nasib bangsa ini
Guruku, kini perjuanganmu akan segera berbuah manis
Kami akan selalu menerapkan yang telah engkau ajarkan kepada kami
Terima kasih guruku tersayang
Pena Sang Guru
Pena guruku
Tak pernah bosan menari-nari di diriku
Menuliskan banyak warna di jiwaku
Coretan lembut, hangat menyentuh kalbuku
Pena guruku hebat
Karena penanya aku tak telat
Tugas-tugasku tak lambat
Walau panas matahari menyengat hingga hujan lebat
Pena guruku sangat mengagumkan
Aku pun terbuai angan
Dunia akan kuguncangkan
Menuju sebuah pencapaian
Kuingin penaku seperti miliknya
Menggoreskan, melukiskan dan mewarnai anak bangsa
Hasil penamu kan kujunjung penuh makna
Kaulah Sang penaku yang berjuang sepenuh jiwa
Oleh: Mesdiana
Advertisement
Puisi untuk Guru
Guruku Tak Kenal Lelah
Pagi buta kau berangkat ke sekolah untuk memberikan ilmu
Rasa kantuk dan lelah tidak menjadi masalah untukmu
Setiap hari kau datang ke sekolah dengan wajah bahagia
Pancaran wajahmu membuat kami bersemangat
Wahai guruku, kami sangat senang mendapat ilmu pengetahuan darimu
Terkadang sikap nakal kami membuatmu lelah
Rasa bersalah dan menyesal sering kami rasakan
Hanya kata maaf yang bisa kami ucapkan untukmu
Guruku, kau tidak pernah merasa bosan mengajarkan kami
Kami sangat mengagumi kharismamu
Wahai guruku, tetaplah menjadi penerang
Dengan ilmumu membuka jendela pengetahuan dunia
Karenamu kami bisa mengerti banyak hal
Guruku, kaulah manusia yang kuat dan sabar
Kaulah orang yang sabar menghadapi kami yang selalu bertingkah
Jangan pernah menyerah wahai guruku
Sepulang sekolah kau masih harus mengerjakan pekerjaan rumah
Rasa lelah dan kantuk tidak pernah engkau rasakan
Terkadang istirahat yang singkat engkau lakukan
Guruku, kami sangat bangga kepadamu
Kelak kami ingin membalas segala kebaikanmu
Denganmu kami bisa menghargai hidup
Denganmu kami bisa terus melangkah pasti
Suatu saat nanti jika kami telah berhasil itu juga karenamu
Begitu besar jasamu hingga ku tak tahu bagaimana membalasnya
Sang pengabdi
Setiap pagi kau susuri jalan berdebu
Berpacu waktu demi waktu
Tak hirau deru kendaraan lengkingan knalpot
Tak hirau dingin memagut
Kala sang penguasa langit tuangkan cawannya
Wajah-wajah lugu haus kan ilmu
Menari-nari di pelupuk mata menunggu
Untaian kata demi kata terucap seribu makna
Untaian kata demi kata terucap penyejuk jiwa
Ruang persegi menjadi saksi bisu pengabdianmu
Menyaksikan tingkah polah sang penerus
Canda tawa penghangat suasana
Hening sepi berkutat dengan soal
Lengking suara kala adu argumen
Ruang persegi menjadi saksi bisu pengabdianmu
Entah berapa tinta tergores di papan putih
Entah berapa lisan terucap sarat makna
Entah berapa lembaran tumpahan ilmu terkoreksi
Entah berapa ajaran budi kau tanamkan
Waktu demi waktu dijalani hanya demi mengabdi
Berserah diri mengharap kasih Ilahi
Ilmu kau beri harap kan berarti
Satu persatu sang penerus silih berganti
Tumbuh menjadi tunas-tunas negeri
Kau tetap di sini setia mengabdi
Sampai masa kan berakhir nanti.
Oleh: Zaniza
Puisi untuk Guru
Pahlawan Pendidikan
Yang dulunya ku tak mengerti akan angka dan huruf
Yang dulunya ku tak mengerti akan warna dunia
Dan kini setelah ku mengenalmu, kau mengajarkan akan semua itu
Kau memberi makna mana yang ku garis secara lurus
Kau memberikan warna cerah di dalam kehidupanku
Sehingga ku mengerti makna sebenarnya dari pendidikan
Wahai guru
Dari niat ku berdoa
Tuhan, maafkan akan semua perbuatan yang telah ku lakukan kepadanya
Yang dulunya mengajariku apa itu angka, huruf
Yang dulunya ia juga mengajariku akan adanya engkau
Tuhan,
Maafkan akan semua dosa-dosanya
Hapuskan air piluh di mukanya
Berikan keteguhan kepadanya
Agar aku selalu bisa mencium punggung tangannya
Sembari mengingat tentang masa lalu yang ada
Seperti ibarat bait puisi guru yang ada di dalamnya
Guruku Kaulah Pelitaku
Semua ilmu yang kau miliki telah kau berikan padaku
Dengan sabar engkau mengajarkanku banyak hal
Sedari pagi hingga sore engkau membimbingku
Kau tinggalkan keluarga untuk mengajarkan ilmu
Wajahmu selalu memancarkan keceriaan
Belajar dengan hati riang gembira
Guruku, jangan pernah menyerah
Semangatmu tidak akan pernah padam
Kami akan selalu mendokanmu
Kelak ilmumu akan menjadi pelitaku
Semoga kau selalu diberikan kesabaran
Jasamu akan ku ingat selalu
Setiap detik waktumu mengajarkanku semoga menjadi ibadah
Rasa bahagia kami tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata
Kami sangat bangga memiliki guru yang luar biasa
Kaulah pahlawan bangsa guruku
Guruku, kami selalu menantimu setiap pagi
Saat kegelapan akan ilmu mendatangiku kaulah penerang
Kau membuatku beranjak dari kebutaan ilmu
Dengan sabar dan senang kau mengajar kami setiap hari
Masa depan kami terlihat karenamu
Guruku, kau tidak pernah merasa takut
Kau membuat kami menjadi berani maju mengalahkan rasa malas
Rasa kantuk dan lelah kami menjadi hilang karenamu
Kau selalu memberikan kejutan untukku
Ku selalu senang dan riang gembira karena bertemu denganmu
Sekolah adalah tempat belajar yang indah dengan kau wahai guruku
Kenangan di sekolah tidak akan pernah terlupakan selamanya
Advertisement
Puisi untuk Guru
Pesan untuk guruku
Dalam lirih keluh di bibirku
Aku benar tak maksud membencimu, wahai guruku
Ego kami masih bangkitkan ragu
Kesal dan bosan terus menipu, hati ini larut membisu
Di relung terdalam, aku juga pernah sadar
Kelabunya di mataku, kau tetaplah pengajar
Mengalirkan bakti tanpa ingkar
Demi negeri agar tidak buyar
Guruku
Maksudku sampaikan rasa bukanlah untuk ungkap luka
Engkau adalah pelita terang, saat kau mampu berkelana
Merangkul seluruh siswa tanpa pilah cinta
Bercengkerama bak sohib dan tetap beretika.
Terima kasih kuucapkan
Untuk seluruh pembangun insan cendekiawan
Si petutur ilmu dari guratan awan
Penuh kasih nan tulus selalu kau berikan
Guruku
Kau adalah jingga, sosok inspiratif dalam senja
Kau selayaknya surya, penerang untuk generasi bangsa
Dan kau ibarat gerimis kiranya
Yang nanti menangis melihat kami sukses dengan bangga.
Oleh: Lisa Ardhian Widhia Sari
Lilin Kegelapan
Titik air menitik
Berbaris jarum jam berdetik
Tak henti dalam putaran waktu
Menembus masuk roda itu
Menjadi pilar generasi penerus
Bermuara menjelma sebagai arus
Berbaris di tengah tangisan pertiwi
Tak buat henti langkahkan kaki
Ku akan jadi lilin di tengah kegelapan
Wahai sang guruku
Tuntunlah aku menjadi aku
Jasamu tak tampak mata
Berwujud dalam hati
Titik air menitik
Ilmu mu kan ku petik
Bukan buat negara munafik
Sumber: Titikdua, Mypurohith, Saintif
Yuk, baca artikel puisi lainnya dengan mengeklik tautan ini.