Bola.com, Jakarta - Pandemi COVID-19 mengguncang segala aspek kehidupan di seluruh dunia, tak terkecuali di Indonesia. Berbagai kegiatan dalam berbagai bidang, semisal ekonomi dan pariwisata, sempat lumpuh akibat virus yang kali pertama ditemukan di Wuhan, China, pada Desember 2019 ini.
Satu di antara sektor yang terbilang terdampak hebat akibat pandemi COVID-19 adalah industri musik.
Advertisement
Bagaimana tidak, dari awal pandemi muncul di Indonesia pada awal 2020, seluruh kegiatan yang berkaitan dengan dunia musik khususnya offline, lumpuh total.
Hal tersebut diakibatkan karena kebijakan pemerintah yang melarang seluruh warga untuk tidak menyelenggarakan kegiatan yang mengundang kerumunan atau imbauan untuk tidak menghadiri kegiatan yang bersifat kerumunan.
Hal itu untuk meminimalisasi menyebarnya virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19. Selain harus rajin mencuci tangan menggunakan sabun atau hand sanitizer, mengenakan masker, pemerintah juga mengimbau setiap warga untuk menjaga jarak fisik satu sama lain, terutama saat berada di luar rumah.
Padahal, seperti diketahui, acara musik melibatkan banyak orang yang berkumpul pada tempat luas terbuka atau tertutup, atau venue tertentu, dan dirasa sulit untuk melakukan jaga jarak.
Alhasil, pelaku industri musik di Tanah Air harus putar otak dan tetap melakukan proses kreatif agar kegiatan bermusik mereka tidak berhenti.
Satu di antara pelaku tersebut adalah Endank Soekamti, band asal Yogyakarta yang digawangi Erix, Dory, dan Tony.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Tidak Bisa Bertemu Para Fans
Bola.com menemui satu di antara personel Endank Soekamti, Tony Saputro atau yang lebih akrab dengan nama Tony Soekamti, di kantornya di daerah Seturan, Sleman, belum lama ini.
"Sedih. Sejak awal pandemi sampai saat ini, sekitar delapan bulan, Endank Soekamti baru merasakan panggung sebanyak lima kali. Itu pun panggung online yang tidak bertemu dengan Kamtis Family (nama fans dari Endank Soekamti)," kata Tony kepada Bola.com.
Drumer Endank Soekamti itu mengungkap perbandingannya. Sebelum pandemi COVID-19, Endank Soekamti bisa mendapatkan order manggung setidaknya 10-11 panggung dalam satu bulan.
Tak hanya berimbas pada sisi finansial yang pastinya turun signifikan, ada hal lain yang membuat Tony dan personel Endank Soekamti lainnya ingin pandemi segera berlalu. Satu yang paling dirindukan itu ialah keseruan manggung dan bertemu para fans.
Memang, band yang berdiri sejak 2001 ini telah melakukan beberapa penampilan saat pandemi, namun baru sebatas online. Tampil secara online dianggap kurang memberikan kepuasan secara batin buat para personel.
"Bermain di hadapan Kamtis Familly secara langsung menjadi kerinduan tersendiri untuk kami karena mereka memberikan energi yang tak tergantikan oleh apa pun, yang mendorong kami untuk selalu bermain dengan performa baik di atas panggung" tutur Tony.
Advertisement
Harus Kreatif di Tengah Pandemi COVID-19
Endank Soekamti lantas mengalihkan kerinduan tampil di depan fans secara langsung itu menjadi berbagai proses kreatif. Pasalnya, hingga saat ini panggung offline belum diizinkan oleh pemerintah dan berbagai kegiatan industri musik masih dalam keadaan vakum.
Pada awal pandemi, Endank Soekamti telah meluncurkan album bertajuk 'Air' secara virtual dan dirilis melalui kanal Youtube resmi Endank Soekamti.
Band yang pernah dijuluki sebagai Raja Pensi ini juga baru saja mendaur ulang lagu-lagu lamanya ke versi akustik dan segera tayang di platform Youtube.
Tony dan personel Endank Soekamti berusaha memanfaatkan waktu luang akibat jarang manggung, dengan menjajal berbagai hal baru, bahkan hingga hal di luar musik.
"Saya, Erix, dan Dory mencoba banyak hal baru di tengah liburnya dunia panggung musik. Contohnya, saya bisa fokus di bisnis clothing yang sedang saya jalani, dan mencoba membuat video lalu mengeditnya sendiri, dan mengunggahnya ke Youtube," ungkap Tony.
Tony berharap semua kondisi kembali normal dan dunia permusikan kembali seperti sediakala pada 2021.
"Saya berharap 2021 semua kembali menjadi normal karena saya pikir dunia musik akan paling akhir untuk pulih. Saat toko-toko sudah buka, mall sudah berjalan seperti sediakala, namun konser musik yang melibatkan orang banyak di satu lapangan besar pasti akan sulit untuk menjadi normal kembali," ujarnya.
Sembari menanti saat itu tiba, Tony dan Endank Soekamti lainnya akan tetap berkarya. Mereka ingin dalam kesempatan pertama bersua lagi Kamtis Family lagi secara langsung, bisa menyajikan penampilan yang memuaskan sebagai obat rindu.