Bola.com, Jakarta - Integrasi nasional adalah penyatuan atau pembauran suatu bangsa sehingga menjadi satu kesatuan yang utuh. Berintegrasi nasional sama dengan konsep menyatukan bangsa dengan kesederhanaan.
Integrasi nasional mempunyai dua pengertian dasar, yakni integrasi dan nasional. Integrasi berasal dari bahasa Latin, yaitu 'integrate' yang berarti memberi tempat dalam suatu keseluruhan.
Baca Juga
Reaksi Media Vietnam terhadap Lancarnya Proses Naturalisasi Kevin Diks: Pemain Berkualitas Nih, Bek tapi Cukup Tajam
Pakai Pemain Muda di Piala AFF 2024, PSSI Masih Tunggu Daftar Nama Pemain dari Shin Tae-yong
Lewat Rapat Paripurna 9 Menit, DPR Setujui Naturalisasi Kevin Diks untuk Timnas Indonesia: Tinggal Keppres, Sumpah, Perpindahan Federasi
Advertisement
Sementara kata nasional berasal dari bahasa Inggris 'nation' yang berarti bangsa. Kemudian menurut Kamus Besar Bangsa Indonesia (KBBI), integrasi adalah pembauran sampai menjadi satu kesatuan yang bulat dan utuh.
Bangsa Indonesia tentu membutuhkan integrasi nasional karena dapat menyatukan segala bentuk latar belakang budaya, suku, etnis, hingga latar belakang ekonomi.
Di sisi lain, ada dua sudut pandang yang perlu dipahami, yakni perbedaan integrasi nasional secara politis dan antropologis. Apa perbedaan integrasi nasional secara politis dan antropologis?
Berikut ini rangkuman tentang perbedaan integrasi nasional secara politis dan antropologis, seperti dikutip dari Mastah.org dan Zonareferensi, Kamis (4/2/2021).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Konsep dan Syarat-Syarat Integrasi Nasional
Sebelum membahas perbedaan integrasi nasional secara politis dan antropologis, ketahui konsep dan syarat-syaratnya.
Konsep Integrasi Nasional
Konsep integrasi nasional secara vertikal mencakup bagaimana mempersatukan rakyat dengan pemerintah yang hubungannya terintegral secara vertikal. Konsep ini juga mencakup bagaimana menyatukan pemerintah pusat dan pemerintah daerah.
Konsep integrasi nasional secara horizontal mencakup bagaimana menyatukan rakyat Indonesia yang tingkat kemajemukannya cukup tinggi. Bagaimana membangun identitas kebangsaan yang sama, meski masyarakat memiliki jati diri golongan, agama, etnis, dan lain-lain yang berbeda.
Â
Syarat-syarat Integrasi Nasional
1. Anggota masyarakat merasa kalau mereka bisa dan berhasil mengisi kebutuhan masing-masing orang.
2. Terciptanya kesepakatan bersama mengenai norma-norma dan nilai sosial yang dilestarikan dan dijadikan pedoman.
3. Norma-norma dan nilai-nilai sosial itu dijadikan aturan pasti dalam melakukan integrasi sosial.
Advertisement
Perbedaan Integrasi Nasional secara Politis dan Antropologis
Memahami perbedaan integrasi nasional secara politis dan antropologis tidak mudah. Perbedaan kedua sudut pandang tersebut bisa dikatakan sangat tipis dan hampir sama.
Integrasi nasional secara politis ialah integrasi nasional melalui jalur politis atau dapat diartikan sebagai proses penyatuan kelompok budaya, sosial, ras, suku ke dalam satu bentuk, yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Negara kita mengenal adanya demokrasi dan pembentukan partai politik sehingga proses penyatuan nasional ini dilakukan melalui kepemimpinan atas dasar pilihan rakyat.
Integrasi nasional yang dilakukan melalui politis sangat penting untuk menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia dari ancaman eksternal. Jadi, ada payung hukum yang jelas serta pihak berwenang yang bertanggung jawab dalam menjaga kesatuan NKRI.
Perbedaan Integrasi Nasional secara Politis dan Antropologis
Sedangkan Integrasi nasional melalui antropologis dapat didefinisikan proses penyatuan dan penyesuaian di antara unsur-unsur kebudayaan yang berbeda satu sama lain.
Dengan begitu bisa tergapai suatu keserasian tujuan dalam kehidupan bermasyarakat. Pendekatan melalui budaya inilah yang cukup sulit dilakukan, sebab budaya masyarakat di Indonesia sangat beragam.
Perbedaan antara integrasi nasional secara politis dan secara antropologis terletak pada ruang lingkupnya.
Jika secara antropologis hanya melalui faktor budaya sehingga ruang lingkupnya terbatas dan sulit untuk menyebar luas ke daerah dengan budaya yang berbeda. Sedangkan integrasi nasional secara politis, proses penyatuannya menyeluruh.
Namun, secara garis besar, keduanya memiliki kesamaan karena sama-sama melihat integrasi sebagai keinginan mulia dan kesadaran mandiri untuk melepaskan masalah perbedaan.
Dengan begitu, akan terciptanya kesatuan menjadi satu bangsa, satu negara yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Â
Sumber: Mastah.org, Zonareferensi
Advertisement