Bola.com, Jakarta - Badminton World Federation (BWF) banjir kecaman di Indonesia. Akibat memaksa tim bulutangkis Indonesia mundur dari All England 2021, Federasi Bulutangkis Dunia itu menjadi perhatian utama pejabat Tanah Air.
Mulai dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) hingga Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, turut kecewa atas keputusan BWF, yang juga dianggap melakukan diskriminasi kepada tim bulutangkis Indonesia.
Baca Juga
Hasil Liga Inggris: Dipaksa Imbang Everton, Chelsea Gagal Kudeta Liverpool dari Puncak
Hasil Liga Italia: Bang Jay Gacor 90 Menit, Venezia Sikat Cagliari dan Keluar dari Posisi Juru Kunci
Aneh tapi Nyata! PSM Main dengan 12 Pemain saat Menang atas Barito Putera di BRI Liga 1: Wasit Pipin Indra Pratama Jadi Bulan-bulanan
Advertisement
Jokowi, seperti yang dijelaskan oleh Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Zainudin Amali, turut memerhatikan kejadian yang dialami tim bulutangkis Indonesia di All England.
Amali mengaku, bersama Menteri Luar Negeri (Menlu), Retno Marsudi, diminta Jokowi untuk mencari keadilan bagi tim bulutangkis Indonesia.
"Pak Presiden meminta kami dan Menlu untuk melakukan langkah-langkah yang cepat dan terbaik terutama menyelamatkan anak-anak kami di All England," kata Amali dalam konferensi pers bersama Ketua National Olympic Committee (NOC), Raja Sapta Oktohari di Kantor Kemenpora, Jakarta Pusat, Jumat (19/3/2021).
"Kemudian Pak Presiden juga meminta perlakukan-perlakuan tidak baik untuk tim bulutangkis Indonesia untuk tidak didiamkan. Ada jalurnya melalui NOC dan PBSI. Kami back-up apa yang perlu diperlukan NOC dan PBSI. Sangat jelas pernyataan kami, BWF tidak profesional, tidak transparan, dan diskriminatif," jelas menteri asal Gorontalo itu.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Zainudin Amali Murka
Zainudin Amali juga murka atas perlakuan BWF terhadap tim bulutangkis Indonesia di All England. Saking kesalnya, ia menyuarakan reformasi terhadap BWF kepengurusan Poul-Erik Hoyer Larsen.
Amali juga menyinggung kemungkinan untuk mendesak Poul-Erik Hoyer Larsen turun dari jabatannya sebagai Presiden BWF.
"Saya minta NOC dan PBSI supaya BWF direformasi. Kalau kami tidak tegas saat ini, kejadian ini bisa terulang-ulang. Panitia All England disupervisi oleh BWF," tutur Amali.
"Saya mendorong NOC dengan segala jaringannya untuk mencari cara agar mereformasi BWF. Apakah perlu mengganti presidennya, BWF harus diperbaiki. Reformasi BWF bentuknya seperti apa, NOC dan PBSI yang tahu. Kita ini negara besar di percaturan bulutangkis dunia," ucap Amali.
Advertisement
Protes Keras Ridwan Kamil
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, memprotes keputusan itu dengan meninggalkan komentar bersifat kritik dalam unggahan di akun Instagram BWF, @bwf.official pada Kamis (18/3/2021).
"Mengapa tidak sekalian saja seluruh atlet yang bertanding melakukan tes lagi? Setiap hari malah kalau memang harus. Anda punya kebijakan seperti itu kepada tim Denmark, India, dan Thailand. Kok Indonesia tidak bisa?" tulis Ridwan Kamil.
"Ini sungguh tidak adil dan tidak profesional. Kalian, BWF, menghancurkan esensi dan nilai dari olahraga, yakni sportivitas. Hormat saya, Ridwan Kamil, Gubernur Jawa Barat, Indonesia," kata Ridwan Kamil.
DPR Turun Tangan
Wakil Ketua DPR RI Koordinator Bidang Ekonomi dan Keuangan (Korekku), Sufmi Dasco Ahmad menyayangkan kebijakan BWF dan panitia mengeliminasi tim bulutangkis Indonesia dari All England.
"Seharusnya pihak penyelenggara sudah mempunyai solusi alternatif atas berbagai kemungkinan yang terjadi dalam penyelenggaraan event tersebut. Termasuk apa yang terjadi terhadap timnas Indonesia yang jauh-jauh hari sudah melakukan vaksin Covid-19, dan swab test yang menunjukan hasil negatif," kata Dasco dalam keterangan tertulisnya, Jumat (19/3/2021).
Dasco menuturkan DPR akan meminta pemerintah melalui Kemenpora dan Kemenlu untuk melakukan langkah-langkah atau komunikasi diplomatik dengan pemerintah Inggris dan pihak penyelenggara.
"Agar polemik yang terjadi tidak berlarut-larut serta tidak berdampak negatif terhadap citra bulutangkis internasional," imbuh Politisi Partai Gerindra itu.
Advertisement
Sikap Duta Besar Indonesia di Inggris
Duta besar Indonesia untuk Inggris, Desra Percaya, bereaksi keras dan meminta All England untuk dihentikan sementara buntut dipaksa mundurnya tim bulutangkis Indonesia.
"Dalam hal ini, mengingat bahwa pemain dan para pendukung tim Indonesia juga sudah berinteraksi dengan banyak negara di lapangan National Indoor Arena, tentunya perlu dipertimbangkan juga agar All England ini dihentikan sementara untuk memberikan kesempatan isolasi mandiri," kata Desra Percaya dalam keterangan pers secara virtual pada Kamis (18/3/2021) dinukil dari Antara.
"Jadi semua tim diberikan perlakuan yang sama, dan setelah isolasi selama 10 hari dimulai lagi pertandingan itu. Ini seperti yang pernah dilakukan dalam turnamen tenis Australia Open di Melbourne," tuturnya.