Bola.com, Jakarta - Fedrasi Bulutangkis Dunia (BWF) dan Asosiasi Bulutangkis Singapura (SBA) telah mengonfirmasi pembatalan Singapore Open 2021, Rabu (12/5/2021). Pembatalan turnamen ini, seperti beberapa turnamen di negara Asia lainnya, dianggap membawa dampak yang merugikan bagi pebulutangkis yang tengah berjuang menuju Olimpiade Tokyo, termasuk para pebulutangkis Indonesia.
Seperti dilansir dari situs BWF, keputusan membatalkan turnamen Singapore Open diambil karena peningkatan kasus COVID-19 secara global. Izin masuk Singapura pun diperketat. Berdasarkan situasi tersebut, BWF memutuskan membatalkan Singapore Open 2021 demi keselamatan seluruh pemain dan personel turnamen, serta menjamin kesehatan masyarakat.
Baca Juga
Legenda Timnas Indonesia Ungkap Dua Kunci Lumpuhkan Jepang di Kualifikasi Piala Dunia 2026: Maarten Paes Bisa Jadi Penentu!
Gencar Naturalisasi Atlet, Menpora Tegaskan Tak Lupa Rencana Jangka Panjang
PSSI: Kalau Mau Jadi Singa Asia dan Lolos ke Piala Dunia, Timnas Indonesia Harus Menaturalisasi Pemain Keturunan
Advertisement
Namun, BWF juga mengonfirmasi bahwa tidak ada penjadwalan ulang turnamen yang awalnya digelar pada 1 hingga 6 Juni 2021 itu. Keputusan BWF yang satu ini tentu dianggap merugikan para pebulutangkis Asia yang tengah berjuang mencari poin untuk bisa tampil di Olimpiade Tokyo yang bakal digelar musim panas mendatang.
Kepala Bidang Pembinaan Prestasi PBSI, Rionny Mainaky, mengaku sudah memperkirakan bakal dibatalkannya Singapore Open ini. Namun, bersamaan dengan itu, PBSI juga akan berjuang untuk mencari informasi dan menuntut kejelasan dari BWF mengenai nasib pebulutangkis yang masih mencari poin untuk Olimpiade dari turnamen seperti Singapore Open.
"Setelah Malaysia Terbuka batal, saya memprediksi Singapura Terbuka juga akan batal karena situasi pandemi COVID-19. Apalagi melihat aturan Pemerintah Singapura dengan protokol kesehatannya yang ketat. Sangat tidak memungkinkan bagi atlet untuk bisa tampil maksimal," ujar Rionny Mainaky.
"Jadi saya kira wajar kalau BWF akhirnya membatalkan turnamen Singapura Terbuka. Pembatalan ini memang keputusan tepat, walau hal tersebut sangat merugikan bagi pemain kita, terutama Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjaja, karena tengah berjuang untuk lolos ke Olimpiade Tokyo," lanjut Kabidbinpres PBSI itu.
Rionny Mainaky juga mengungkapkan PBSI bakal mengaji masalah ini sebelum melayangkan surat kepada BWF untuk melakukan peninjauan, terutama karena ada banyak pebulutangkis dari Asia yang akan dirugikan. Kerugian memang jelas dirasakan ganda campuran Indonesia, Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjaja, yang berpotensi turun dari ranking 8 ke ranking 9 karena pembatalan ini.
Video
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
BWF Tidak Adil!
Sementara itu, suara lantang dilontarkan pelatih ganda campuran Indonesia, Richard Mainaky. Menurutnya, pembatalan turnamen seperti Malaysia Open dan Singapore Open telah merugikan para pebulutangkis yang tengah berjuang mengamankan ranking demi bisa tampil di Olimpiade.
"Saya anggap BWF tidak adil. Seharusnya Kejuaraan Eropa tetap berjalan, tapi jangan dimasukkan sebagai kualifikasi yang menyediakan poin ke Olimpiade Tokyo. Ini jelas tidak adil dan hanya menguntungkan pemain Eropa, megningat pemain Asia tidak bisa berlaga setelah Kejuaraan Asia dibatalkan," tegas Richard.
"Saya mendukung agar PBSI melakukan diskusi dengan BWF. Tujuannya agar ada perubahan atau penyesuaian kembali. Semoga dengan protes atau diskusi ini, BWF bisa mengambil kebijakan dan keputusan yang adil bagi semua pihak, terutama Hafiz/Gloria," lanjutnya.
Advertisement