Bola.com, Jakarta - Drama merupakan jenis karya sastra yang menggambarkan kehidupan manusia dengan gerak. Dalam dunia seni, drama bisa menjadi satu di antara hiburan untuk melepaskan penat.
Kata drama berasal dari bahasa Yunani 'draomai' yang berarti beraksi, bertindak, berbuat, dan berlaku. Pada hakikatnya, drama menggunakan beberapa tokoh untuk mengungkapkan dialog disertai gerak-gerik dan unsur artistik pertunjukan.
Baca Juga
Advertisement
Sedangkan, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), drama merupakan komposisi syair atau prosa yang diharapkan dapat menggambarkan kehidupan atau watak melalui tingkah laku atau dialog yang dipentaskan.
Adapun cerita atau kisah yang dipentaskan akan melibatkan konflik atau emosi yang tersusun.
Secara umum, drama merupakan satu di antara aliran dalam sastra yang berisi komposisi syair atau prosa yang diharapkan dapat menggambarkan perilaku kehidupan manusia di atas panggung.
Lantaran menggambarkan perilaku manusia yang lekat dengan kehidupan sehari-hari, drama akan diwarnai dengan konflik masalah untuk menghibur para penonton.
Sama seperti karya sastra lain pada umumnya, drama juga dibedakan menjadi beberapa jenis. Ada beragam jenis drama yang biasanya dipentaskan.
Berikut ini rangkuman tentang jenis-jenis drama beserta penjelasan, seperti dilansir dari lamanĀ Dosenbahasa dan Artikelkami, Rabu (9/6/2021).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Jenis Drama Berdasarkan Penyajian Lakon
- Tragedi
Drama tragedi adalah jenis drama yang penuh kesedihan. Drama ini menyuguhkan drama yang penuh kesedihan, sering pula drama jenis ini disebut drama dukacita.
- Komedi
Komedi merupakan jenis drama yang sepanjang ceritanya berisi penuh dengan kelucuan. Drama jenis ini akan mendramatisasi suatu kejadian lucu dengan tujuan membuat penonton tertawa. Drama jenis ini biasanya memiliki akhir yang bahagia.
- Tragekomedi
Drama ini merupakan perpaduan antara drama komedi dengan drama tragedi. Jadi drama ini menggabungkan unsur tawa dan kesedihan yang dibangun dari alur cerita, tokoh, percakapan, dan tingkah laku pemain drama.
- Opera
Opera merupakan jenis drama di mana dialog dalam drama tersebut disampaikan dengan cara dinyanyikan serta diiringi musik. Drama jenis ini berkembang pesat di daratan Eropa pada abad ke-16 hingga abad ke-19. Opera umumnya dimainkan oleh penyanyi dan diiringi orchestra lengkap.
- Melodrama
Hampir mirip dengan opera, melodrama merupakan perpaduan antara seni peran dan musik. Perbedaannya dengan Opera ialah dialog pada melodrama diucapkan sebagaimana biasa hanya saja tetap diiringi dengan musik.
- Farce
Farce merupakan jenis drama yang menyerupai dagelan, namun bukan sepenuhnya drama tersebut merupakan dagelan. Drama ini biasanya berisi tentang kejadian yang ditanggapi secara berlebihan (overeacts) serta humor-humor slapstick.
- Tablo
Tablo merupakan jenis drama yang dalam penyajiannya lebih mengutamakan gerak-gerik dari pemainnya. Pemain pemain tersebut tidak mengucapkan dialog, namun menyampaikan pesan dari drama tersebut lewat gerakan.
- Sendratari
Sendratari merupakan jenis drama yang memadukan seni peran dengan seni tari. Aktris dan aktor yang memainkan drama ini mengucapkan dialog secara biasa, namun pada bagian bagian penting suatu drama (misal peperangan, adegan bermesraan) disampaikan lewat tarian.
- Kolosal
Kolosal merupakan jenis drama yang mengangkat kisah kisah tentang perjuangan, peperangan, maupun latar tentang zaman kerajaaan.
Advertisement
Jenis Drama Berdasarkan Sarana Penyampaiannya
- Drama Panggung
Drama panggung merupakan jenis drama yang dipentaskan secara langsung di atas panggung. Jenis drama tersebut secara langsung disajikan di hadapan penontonnya.
Penonton bisa merasakan dan mengikuti cerita drama yang dilakonkan tanpa ada penghalang untuk menikmatinya.
- Drama Radio
Drama radio merupakan jenis drama yang diperdengarkan lewat radio. Drama jenis ini pernah populer pada abad 20-an.
Penikmat drama tidak bisa melihat dan meraba para pemainnya secara langsung. Hanya suara para pemainnya yang bisa dinikmati dalam drama ini.
- Drama Televisi
Drama televisi merupakan jenis drama yang disiarkan lewat stasiun tv. Dalam pembuatannya, drama televisi berbeda dengan drama panggung yang menuntut kesempurnaan pemainnya dalam mementaskan suatu drama.
Dalam drama televisi dapat diulang pembuatannya jika terjadi kesalahan.
- Drama Film
Drama film adalah drama yang hampir sama dengan drama televisi. Perbedanya, drama film menggunakan layar lebar dan biasanya dipertunjukkan di bioskop-bioskop.
Para penonton atau penikmat drama hanya bisa melihat pementasan drama di gedung-gedung bioskop saja. Namun, tak jarang pula, drama film disiarkan di acara-acara televisi.
- Drama Wayang
Drama wayang merupakan jenis drama yang penyajiannya mengunakan sarana wayang untuk menggantikan aktris dan aktor, di mana wayang-wayang tersebut digerakkan oleh seorang dalang.
- Drama Boneka
Drama bonek hampir mirip dengan drama wayang, hanya saja media yang digunakan dalam penyampaian cerita berupa boneka yang dapat dimainkan oleh satu atau beberapa orang.
Jenis Drama Berdasarkan Keberadaan Naskah (Ada atau Tidaknya Naskah)
Drama Tradisional
Drama tradisional merupakan jenis drama yang tidak menggunakan naskah, pemain biasanya hanya diberikan gambaran umum tentang jalan ceritanya saja (storyline). Sedangkan setiap adegan yang dipentaskan merupakan hasil kreativitas antarpemainnya (improvisasi).
Drama Modern
Berbeda dengan drama tradisonal, drama modern sudah menggunakan naskah. Para pemainnya disiplin dalam memainkan peran yang dilakonkan, baik dialog dan gerak-geriknya.
Dengan kata lain, pemain dalam drama ini benar-benar menghafalkan isi dari naskah yang dimainkan.
Advertisement
Jenis Drama Berdasarkan Masanya
- Drama Baru atau Drama Modern
Drama baru atau drama modern adalah drama yang memiliki tujuan untuk memberikan pendidikan kepada masyarakat yang umumnya bertema kehidupan manusia sehari-hari.
- Drama Lama atau Drama Klasik
Drama lama atau drama klasik adalah drama khayalan yang umumnya menceritakan tentang kesaktian, kehidupan istana atau kerajaan, kehidupan dewa-dewi, kejadian luar biasa, dan lain sebagainya.
Jenis Drama Berdasarkan Modus Bahasa
- Dialek
Dialek adalah drama yang menggunakan bahasa yang dipakai percakapan sehari-hari oleh masyarakat dengan logat daerah tertentu pula.
- Puisi
Drama jenis ini menyampaikan dialog naskahnya dengan cara mempuisikannya. Namun, tidak semua naskah dipuisikan, hanya beberapa dari dialog saja.
- Lirik
Drama ini menyajikan bentuk dialog yang hampir seperti dinyanyikan, namun tidak sepenuhnya dinyanyikan, hanya beberapa teks naskah saja.
Advertisement
Jenis Drama Berdasarkan Modus Aliran
- Klasisme
Drama jenis sangat menaati naskah yang semua dialog dan perbuatannya sama dengan apa yang ada di naskah. Biasanya drama ini dilakonkan lima babak, dan temanya sekitar kutukan akan jatuh kepada manusia yang laknat dan bebal.
- Neoklasisme
Bentuk drama ini mengutamakan tiga segi yang mendasar dalam sebuah kehidupan yang nyata, yaitu tentang kebenaran, kesusilaan, dan kegaiban. Syahadat kaum neoklasik adalah 'segenap alam dikuasai oleh satu Tuhan'.
- Romantisme
Bentuk drama yang lahir abad ke-18 ini diwarnai oleh sikap yang kukuh, bahwa manusia dapat menemukan apa saja, berkat keampuhan analisis akalnya, dan tindakan apa pun bentuknya dapat dituntun oleh sifat alamnya.
- Simbolisme
Simbolisme merupakan sebutan lain dari neoromantitisme dan impresionisme. Aliran ini berangkat dari gerakan kesadaran bahwa hakikat kebenaran hanya mungkin dipahami oleh intuisi.
Ia menolak sifat-sifat yang umum tentang pengertian 'keyakinan'. Maka kebenaran sebagai suatu kenyataan tidak bisa dirumuskan dengan bahasa logika sendiri. Ia hanya bisa diarahakan dengan simbol-simbol.
- Absurdisme
Bentuk drama dari tahun 50-an ini bersumbu pada pandangan bahwa dunia ini netral. Kenyataan dan kejadian adalah tak berwujud.
Tak ada kebenaran objektif. Setiap insan harus menemukan sendiri nilai-nilai hidup yang sanggup menghidupi dirinya. Ia pun harus mau menerima bahwa nilai-nilai yang ditemukannya itu sesungguhnya absurd.
Ā
Sumber: Dosenbahasa, Artikelkami