Bola.com, Maryland - Pasien transplantasi organ diklaim harus mendapat tiga dosis vaksin COVID-19. Hal itu terungkap dalam penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Annals of Internal Medicine.
Penelitian ini menjawab sejumlah studi mengenai pemberian vaksin COVID-19 dengan standar dua dosisĀ terhadap pasien transplantasi organ tidak memberikan manfaat signifikan. Hal ini disebabkan oleh obat imunosupresif yang dikonsiumsi pasien.
Baca Juga
Advertisement
Obat tersebut bekerja dengan menekan sistem kekebalan tubuh. Kondisi tersebut dapat membatasi respons tubuh terhadap vaksin.
Dalam penelitian tersebut terungkap pemberian dosis ketiga vaksin COVID-19 menemukan adanya peningkatan kadar antibodi pasien transplantasi organ. Hal inilah yang membuat perlu adanya dosis tambahan untuk para pasien tersebut.
"Untuk pasien transplantasi, setelah pemberian dua dosis vaksin, mayoritas mereka tidak memiliki antibodi yang terdeteksi atau kadar antibodi yang rendah," kata penulis studi dari John Hopkins University, Dorry Segev, seperti dikutip CNN.
Penelitian pemberian dosis vaksin COVID-19 ketiga sampai saat ini masih dilakukan denganĀ beberapa jenis vaksin, yakni Moderna, Johnson & Johnson, dan Pfizer. Suntikan dosis ketiga dilakukan setelah 67 hari menerima suntikan dosis kedua.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Studi Lanjutan
Para ahli saat ini berencana melakukan studi lanjutan mengenai pemberian dosis ketiga vaksin COVID-19 terhadap pasien transplantasi organ. Nantinya, penelitian akan mengukur aktivitas bagian lain dari kekebalan tubuh di luar antibodi, yakni sel T dan sel B.
Sebanyak 200 pasien transplantasi organ ginjal akan dilibatkan dalam penelitian ini. Nantinya, National Institutes and Health menentukan pendekatan apa yang paling mungkin dilakukan jika vaksin gagal terhadap orang yang kekebalannya terganggu.
"Jika tes menunjukkan vaksin COVID-19 tidak bekerja dengan baik, peserta studi akan ditawari dosis vaksin tambahan untuk melihat hasilnya," ucap Direktur Divisi Alergi, Imunologi, dan Transplantasi NIAID, Daniel Rotrosen.
Advertisement