Bola.com, Jakarta - Hingga hari ini masih belum ada tanda-tanda yang menunjukkan pandemi COVID-19 akan berakhir. Sudah setahun lebih berjalan, kasus penularan virus corona COVID-19 masih terus terjadi.
Upaya memutus mata rantai penyebaran COVID-19 terus ditingkatkan. Strategi pencegahan 5M terus dikampanyekan untuk menekan penyebaran virus COVID-19.
Baca Juga
Cedera Lutut Bareng Timnas Indonesia, Kevin Diks Kasih Update: Semakin Baik!
Kepada Media Italia, Erick Thohir Berjanji Akan Terus Menaturalisasi Pemain Sambil Pembinaan Pemain Muda
Menuju Piala AFF 2024, Timnas Indonesia TC di Bali pada 26 November hingga 5 Desember 2024: 4 Hari Jelang Laga Pertama Tandang ke Myanmar
Advertisement
Di tengah pandemi COVID-19, belakangan sering bermunculan ide-ide kreatif dari masyarakat, terutama terkait pencegahan penularan virus corona di Indonesia.
Kreativitas itu tidak hanya dihasilkan oleh buah pemikiran masyarakat, melainkan dukungan dari para akademisi dan peneliti di pemerintahan.
Pusat Penelitian Metalurgi dan Material Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (P2MM LIPI) adalah satu di antara yang berhasil menuntaskan eksperimen untuk menciptakan alat sterilisasi virus SARS COV-2 portabel.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Ukuran dan Bahan yang Digunakan
Alat ini mudah dibawa dan dipergunakan untuk mendisinfeksi masker kain usai dipakai. Alatnya sangat ringan, mudah dikantongi atau berukuran saku (pocket), aman, dan tahan banting.
Dari segi desain, alat ini berdimensi 13x13x3cm yang terdiri dari dua bagian, yaitu kotak penyimpanan dan bagian penutupnya. Berdaya tiga watt, bagian penutupnya sudah bermagnet (built-in magnetic) sehingga dapat diposisikan portabel dan menempel pada bagian logam.
Dengan bobot 300 gram, alat sterilisasi ini ringan dan mudah dibawa ke mana-mana. Selain itu, dilengkapi dengan sistem pengisian listrik mandiri (powerbank) berdaya 10.000 mAh sehingga bisa mengisi daya telepon seluler.
Dalam proses pembuatannya, para peneliti dari Pusat Penelitian Metalurgi dan Material Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (P2MM LIPI) menggunakan proses manufaktur pada casing melalui teknik cetak khusus (customized) memakai mesin cetak 3 dimensi (3D printing machine).
Bagian storage dibuat dari bahan plastik jenis acrylonitrile butadiene styrene (ABS) yang tahan benturan sehingga tidak mudah pecah, dan dapat didaur ulang serta lebih ramah lingkungan.
Advertisement
Cara Kerja Disinfektan Elektronik
Untuk cara kerjanya, alat ini bekerja dalam tiga mode. Pertama, penggunaan untuk disinfeksi masker kain atau dengan ukuran sejenis (di dalam pocket) dengan setting default dua menit.
Kedua, penggunaan secara manual untuk disinfeksi benda-benda di luar area pocket seperti pakaian, buku, tas, laptop, dan alat elektronik lainnya dengan setting default 15 menit. Ketiga, penggunaan pada area yang bisa mengandung magnet seperti meja besi, lemari baju, kulkas, dan lain-lain.
Alat ini bekerja berbasis sinar ultraviolet UV-C yang bisa dimasukkan ke penyimpanan (storage). Hebatnya alat buatan dalam negeri ini diklaim mampu melakukan sterilisasi hanya dalam hitungan menit.
Menurut Gadang Priyotomo, peneliti dari P2MM LIPI, selama ini alat steril semacam itu merupakan produk impor.
"Belum ada yang dibuat di dalam negeri. Mengapa kita tidak membuat alat tersebut," kata Gadang.
Akhirnya, ada inisiatif membentuk tim untuk menciptakan alat buatan dalam negeri.
Para peneliti dari Pusat Penelitian Metalurgi dan Material Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (P2MM LIPI) mampu membuat prototipe alat steril ukuran saku dengan anggaran sebesar Rp15 juta dalam rentang waktu 1,5 bulan.
Â
Sumber: Indonesia.go.id