Bola.com, Campinas - Vaksin COVID-19 Sinovac diklaim kurang efektif menghadapi virus varian Gamma. Temuan itu diungkapkan melalui hasil studi yang dilakukan University of Campinas di Brasil.
Virus COVID-19 varian Gamma pertama kali terdeteksi di Brasil. Para peneliti kemudian menguji efektivitas vaksin-vaksin yang digunakan di Brasil terhadap varian jenis terbaru tersebut.
Baca Juga
Hasil Liga Inggris: Dipaksa Imbang Everton, Chelsea Gagal Kudeta Liverpool dari Puncak
Hasil Liga Italia: Bang Jay Gacor 90 Menit, Venezia Sikat Cagliari dan Keluar dari Posisi Juru Kunci
Aneh tapi Nyata! PSM Main dengan 12 Pemain saat Menang atas Barito Putera di BRI Liga 1: Wasit Pipin Indra Pratama Jadi Bulan-bulanan
Advertisement
Hasilnya adalah vaksin COVID-19 Sinovac kurang efektif dalam menghadapi varian Gamma. Para peneliti menemukan, antibodi yang dihasilkan vaksin COVID-19 Sinovac kurang baik untuk menangkal varian Gamma.
Kesimpulan dalam studi itu didapat dari penelitian yang dilakukan dalam sebuah kelompok kecil. Peneliti melihat antibodi dalam plasma darah dari 53 orang yang divaksinasi dan 21 orang yang sebelumnya pernah terinfeksi virus.
Dari 53 orang yang sudah divaksin dirinci lagi menjadi 18 orang yang baru menerima satu dosis Sinovac, 20 orang yang sudah menerima dua dosis, dan 15 orang yang mendapatkan vaksin saat uji klinis Sinovac pada Agustus 2020.
Para peneliti menemukan varian Gamma bisa lolos dari antibodi hampir semua peserta yang hanya menerima satu dosis vaksin Sinovac. Hal itulah yang membuat peneliti menyimpulkan vaksin Sinovac tak efektif dalam menghadapi varian Gamma.
"Virus berpotensi menyebar dalam diri orang yang sudah divaksinasi," kata peneliti studi ini seperti dikutip AFP.
Vaksin COVID-19 Sinovac sejauh ini sudah digunakan di sejumlah negara-negara di dunia. Selain Indonesia, vaksin buatan China itu juga digunakan di Thailand, Brasil, Chile, Mesir, Ukraina dan Turki.