Bola.com, Jakarta - Atlet Uganda, Julius Ssekitoleko membuat kabar heboh jelang gelaran Olimpiade Tokyo 2020 yang tinggal menghitung hari. Dia diberitakan kabur dari kamp pelatihan dan sa,pai berita ini ditulis belum diketahui keberadaannya.
Kaburnya Julius Ssekitoleko diketahui meelalui surat di kamar hotelnya. Dalam surat tersebut, ia berharap dapat tempat tinggal di Jepang dan enggan kembali ke Uganda karena kehidupan di negaranya sangat sulit.
Baca Juga
Rapor Pemain Lokal pada Dua Laga Home Timnas Indonesia di Kualifiaksi Piala Dunia 2026: Ridho Tak Tergantikan, Marselino Jadi Pahlawan
Adu Gemerlap Pemain Asing Persebaya Vs Persija di BRI Liga 1: Mewah! Panas di Tengah dan Depan
Duel Antarlini PSS Sleman Vs PSBS Biak di BRI Liga 1: Adu Tajam Lini Depan
Advertisement
Dia juga meminta anggota delegasi untuk memberikan barang-barangnya kepada sang istri di negara asal. Keberadaan Ssekitoleko menjadi tanda tanya setelah tidak terlihat di kamp pelatihan di Izumisano, Prefektur Osaka, Jumat (16/7/2021) siang waktu setempat.
Padahal seluruh anggota delegasi harus menyerahkan sampel tes wajib Covid-19 di pagi hari. Saat ini polisi terus melakukan pencarian. Ssekitoleko diketahui membeli tiket kereta Shinkansen di stasiun dekat kamp menuju Nagoya, sekitar 200 kilometer jauhnya, hampir sehari sejak terakhir kali terlihat.
Peristiwa ini terjadi hanya satu pekan sebelum pembukaan Olimpiade 2020 dan memperkuat kekhawatiran atas antisipasi panitia dalam mencegah menyebaran virus corona.
Sebelumnya penyelenggara menyatakan atlet hanya diizinkan pergi ke lokasi tertentu dan tidak akan melakukan kontak dengan penduduk setempat.
Saksikan Video Pilihan Kami:
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Sempat Jawab Telepon
Menurut investigasi, atlet angkat besi berusia 20 tahun tersebut membeli tiket ke Nagoya sekitar pukul 06.30 pagi. Di ibu kota prefektur Aichi, sekitar 150 orang Uganda, terbesar kedua di Jepang, tinggal pada akhir tahun lalu.
Ssekitoleko menjawab telepon ketika seorang pejabat di Uganda meneleponnya sekitar pukul 18.00. Namun, dia tidak ingin berbicara dan mematikan hubungan.
Chief de Mission Uganda Beatrice Ayikoru menyatakan pihaknya bekerja sama dengan pemerintah setempat dalam upaya untuk menemukan Ssekitoleko.
"Kami menekankan perlunya menghormati peraturan imigrasi Jepang dan tidak meninggalkan kamp tanpa izin," kata Ayikoru.
Sumber asli: Liputan6
Disadur dari: Liputan6 (Harley Ikhsan, Published 17/07/2021)
Advertisement