Bola.com, Jakarta - Indonesia memperingati hari kemerdekaan setiap 17 Agustus. Kemerdekaan Bangsa Indonesia ditandai dengan Proklamasi Kemerdekaan, yang dibacakan oleh Presiden Indonesia pertama, Soekarno, pada 17 Agustus 1945.
Beragam cara bisa dilakukan untuk menyemarakkan hari ulang tahun kemerdekaan Indonesia, seperti dengan menyusun puisi.
Advertisement
Puisi adalah bentuk karya sastra yang berisi ungkapan hati sang penulis dengan menggunakan gaya bahasa menarik. Tak hanya indah, puisi mengandung makna yang dalam, irama, rima, dan matra, dalam setiap baitnya.
Puisi biasanya lekat dengan yang namanya cinta, baik kepada Sang Pencipta, keluarga, sahabat, hingga alam semesta.
Menyusun puisi bisa bertema kemerdekaan bisa menjadi satu di antara cara untuk memeriahkan hari kemerdekaan. Selain itu, bisa sebagai bentuk penghargaan bagi para pahlawan nasional yang telah gugur.
Kamu juga bisa membacakan puisi bertema kemerdekaan dari para penyair ternama.
Berikut ini kumpulan puisi bertema kemerdekaan, seperti dilansir dari laman ruangseni.com dan sepenuhnya.com, Jumat (23/7/2021).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Indonesia Merdeka
Indonesia Merdeka
Merdeka
Sebuah kata penuh makna
Bergema di seluruh Indonesia
Terucap oleh seluruh bangsa Indonesia
Merdeka
Terlantun indah lagu kebangsaan Indonesia Raya
Berkobar sudah sang saka merah putih
Bertahta dalam pejuang Indonesia
Indonesia
Berjaya dengan Bhineka Tunggal Ika
Memberi kejayaan bagi Nusantara
Menuntun masa depan ceria
Karena Indonesia, negeri tercinta!
Advertisement
Merdeka atau Mati
Merdeka atau Mati
Genangan darah tumpah di atas tanah tak bertuan
Beratus-ratus nyawa melayang
Bergelimpangan di atas tanah tak bertuan
Sebuah tanah lapang yang dahulu
Menjadi medan perang
Seorang pejuang berteriak lantang
Mengangkat tinggi panji kemenangan
Gagah berani memegang senjata
Melawan penjajah hina dan nista
Dua kata menjadi pilihan
Merdeka atau mati
Tak ada lain selain itu
Kecuali merdeka atau mati
Hujan peluru memberondong tubuh kekarnya
Tetap tegak meski tubuh berlubang
Tertembak peluru tajam
Darah bercucuran membanjiri medan perang
Meski namamu tak kami kenal
Meski jasadmu tertimbun bersama gundukan tanah
Atau ragamu berserakan hancur lebur
Terkena ledakan senjata penghancur
Namun kau lah pahlawan sejati kami
Yang telah mengorbankan jiwa dan ragamu
Demi sebuah hak kebebasan
Yakni kemerdekaan
Sekali lagi lantangkan dua pilihan!
Merdeka! atau mati
Satu Kata Merdeka
Satu Kata Merdeka
Hingga detik ini ribuan darah telah tertumpah
Hingga detik ini ribuan nyawa telah melayang
Hingga detik ini ribuan belulang telah berserakan
Sebuah harga yang harus dibayar
Demi terwujudnya kemerdekaan bangsa
Demi terwujudnya satu kata
Merdeka!
Detik ini bangsa kita telah merdeka
Detik ini Indonesia telah merdeka
Bangsa besar telah lahir
Terwujud dengan semangat para pejuang
Yang terbayarkan dengan tetesan darah dan air mata
Serta jiwa-jiwa yang terkorbankan
Demi satu kata
Merdeka!
Tak terhitung jiwa gugur di medan pertempuran
Darah segarmu merasuk ke dalam sela-sela tanah air
Dengan bangag jenazahmu tersenyum
Menyaksikan kemenangan yang tak pernah kau nikmati
Semua demi satu kata
Merdeka!
Advertisement
Hari Itu, Bangsaku Bahagia
Hari Itu, Bangsaku Bahagia
Karya: Asty Kusumadewi
Indonesia adalah negara kaya
Negara penuh budaya
Negara yang selalu jaya
Di setiap generasinya
Namun, ada kisah nyata di balik itu semua
Penjajahan di mana-mana
Perjuangan melawan penjajah durjana
Dengan semangat juang 45
Pertumpahan darah di tanah air
Saksi bisu perjuangan bangsa
Dengan satu keinginannya
Tekad kuat untuk Merdeka!
Merdeka, Merdeka, Merdeka!
Hari Itu Bangsaku Bahagia
17 Agustus 1945
Indonesia merdeka dari segala sengsara dan lara
Indonesia Sudah Merdeka
Indonesia Sudah Merdeka
Karya: Asty Kusumadewi
Penjajah melawan Indonesia
Peperangan di belahan penjuru Nusantara
Bambu runcing senjata utama
Memperjuangkan Indonesia merdeka
Konon katanya, sepotong roti lebih berharga
Soedirman jadi korbannya
Pengkhianat bangsa tunduk menggadaikan harga dirinya
Bersyukur, Jenderal dilindungi oleh Yang Maha Esa
Indonesia sudah merdeka
Kapten Pattimura dengan pedangnya
Jenderal Soedirman dengan tandunya
Pangeran Diponegoro dengan gerilyanya
Melawan penjajah sebegitu kuatnya
Ucapkan syukur kepada Tuhan kita
Dengan segala upaya
Dengan pertumpahan darahnya
Indonesia, sudah... Merdeka!
Advertisement
Hari Kemerdekaan
Hari Kemerdekaan
Karya: Kirdjomuljo
Akhirnya tak terlawan olehku
Tumpah di mataku, di mata sahabat-sahabatku
ke hati kita semua
Bendera-bendera dan bendera-bendera
Bendera kebangsaanku
Aku menyerah kepada kebanggaan lembut
Tergenggam satu hal dan kukenal
Tanah di mana ku berpijak berderak
Awan bertebaran saling memburu
Angin meniupkan kehangatan bertanah air
Samat getir yang menikam berkali
Makin samar
Mencapai puncak kepecahnya bunga api
Pecahnya kehidupan kegirangan
Menjelang subuh aku sendiri
Jauh dari tumpahan keriangan di lembah
Memandangi tepian laut
Tetapi aku menggenggam yang lebih berharga
Dalam kelam kulihat wajah kebangsaanku
Makin bercahaya makin bercahaya
Dan fajar mulai kemerahan
Kemerdekaan Itu
Kemerdekaan Itu
Karya: Yudhistira A.N.M. Massardi
Kemerdekaan itu
Senandung merah tentang putih
Tentang bambu runcing, Bung Karno dan Bung Hatta
Tentang bendera yang mengibarkan gelora
Tentang semangat untuk hidup dan mati
Tentang langit dan bumi
Tentang bangsa yang bangkit sesudah kubur yang rebah
Kemerdekaan itu
Bukan kata akhir tentang yang silam
Kemerdekaan itu kata kerja sepanjang masa
Pekik tanpa henti
Pembebasan tiap hari
Nurani dan sanubari
Keadilan dan kemakmuran
Setiap jiwa
Setiap bangsa
Kemerdekaan itu
Janji yang ditaburkan Tuhan kepada semesta alam
Janji yang diucapkan dopamin kepada otak dan seluruh tubuh
Janji yang diucapkan rambut kepada kaki
Kemerdekaan itu
Hak bintang-bintang untuk berkerlip
Hak fajar untuk melukiskan jingga
Hak angin untuk menggerakkan udara
Hak ombak untuk mengempaskan laut
Hak manusia untuk menegakkan martabat
Kemerdekaan itu
Jiwa yang membusungkan dada
Otot yang menegapkan badan
Tenaga yang menderapkan langkah
Api yang mengobarkan nyali:
Merdeka atau mati!
Sumber: Ruangseni, Sepenuhnya
Advertisement